13 Sep 2013

Menginvetarisasi satuan peristiwa Novel " Tak Putus Dirundung Malang" Karya STA


MENGINVENTARISASI SATUAN PERISTIWA


JUDUL          :   “TAK PUTUS DIRUNDUNG MALANG “

A. SINOPSIS
          Disebuah desa bernama Ketahun hiduplah satu keluarga, Syahbudin dan kedua anaknya, Mansur dan Laminah. Ibu mereka telah lama meninggal, beberapa hari ini syahbudin terbaring sakit, beliau dirawat dirumah adiknya Madang, tak selang beberapa hari Syahbudin pun berpulang kerahmatullah. Tinggalah
Mansur dan adiknya Laminah dirumah Madangnya dan istrinya Uncu Jepisah.
Tahun pertama enaklah hidup mereka, semua kebutuhan tercukupi, namun ditahun kedua keadaan berbalik, hampir – hampir tiap hari mereka kena pukul dan tendang, uncu jepisah yang menyaksikan semua itu merasa ngilu, namun ia tak mampu berbuat apa – apa. Puncaknya, ketika anak madang, Marzuki menginjak pisau yang di taruh oleh laminah, marzuki pun mengadu pada ayahnya, seketika itu laminah dipukul menggunakan sapu pada kepalanya, laminah pingsan, saat itu tiba – tiba mansur datang, mansur pun ikut –ikutan  dimaki oleh madangnya, akhirnya mereka diusir dari rumah madangnya, pergilah mereka berdua dari desa Ketahun menuju bengkulu, sesampainya dibengkulu mereka diterima kerja di toko roti milik orang cina. enaklah rupanya makan dan tempat tinggal di cukupi mereka kerja di situ. Hingga bertahan lama, Tak berapa lama datanglah pegawai baru seorang bekas kuli kontrak Sarmin namanya. itulah awal mula Laminah tidak betah kerja toko roti itu. Puncaknya ketika laminah sedang mencuci piring di belakang, bekas kuli kontrak itu datang hendak memperkosanya, Laminah berteriak dan lari kekamarnya, kemudian ia menceritakan kejadian itu kepada kakaknya, Mansur pun geram, dihajarnya Sarmin, namun Sarmin melawan, untung juragan roti segera datang, lalu dipisahnya mereka akhirnya Mansur dan Laminah berhenti kerja dari toko roti itu. Dengan sisa tabungan yang sedikit mereka mengontrak sebuah rumah, kini mansur berkerja di toko bangunan milik orang Jepang. Sedangkan laminah berkerja di rumah, mencucikan baju milik orang - orang kaya yang mengupahkan padanya. Suatu hari Mansur ditangkap polisi karena di fitnah mencuri uang milik juragan toko itu, kemudian ia dipenjara, tinggallah laminah sendiri, dia begitu terpukul atas kejadian itu. Kini kerja Laminah hanya merenung setiap hari, hingga pada suatu malam datanglah Darwis temannya dulu sewaktu bekerja di toko roti, ternyata Darwis datang hanya untuk memperkosanya, laminah berlari hingga tiba ditepi pelabuhan, tak tahan semua penderitaan itu akhirnya laminah lompat kelaut. Lima hari kemudian mansur dibebaskan karena terbukti tidak bersalah, begitu keluar Mansur meendengar ditemukan mayat ditepi pelabuhan, Mansur pun terpukul dengan ditemukan adiknya telah menjadi mayat. Akhirnya mansur memutuskan pergi dari Bengkulu dengan bekerja sebagai awak kapal.      

B. ALUR
          Alur dalam cerita ini menggunakan alur tradisional ( 1,2,3,4,5)

No
Satuan Peristiwa
Bukti Kutipan
Hal.
Ket.
1.


























2.






















3















































4





























5



Pengenalan
-Syahbuddin, seorang miskin yang hidup nomaden, ia hidup dengan kedua anaknya, mansur dan laminah Namun dalam 6 tahun terakhir ai menetap didalam sebuah hutan durian bersama anak-anaknya.





-Syahbudin memiliki saudara, Syahbuddin yang sulung, adiknya pertama laki-laki telah lama meninggal, adik bungsunya bernama Jepisah.




Peristiwa Mulai Bergerak
- Syahbuddin meninggal dunia setelah lama sakit. Mansur dan laminah pun tinggal bersama uncunya.

















Konflik
-       Mansur dan Laminah diusir dari rumah uncunya ( Pamannya )







-       Saat Mansur dan Laminah bekerja di toko roti milik orang cina di bengkulu, ketika mansur berjualan roti  keliling, adiknya nyaris diperkosa oleh Sarmin, bekas kuli panggul di pelabuhan.


















- Mansur  dan Laminah berhenti bekerja dari toko roti itu, kemudian Mansur bekerja di toko bangunan milik orang jepang, sayang belum lama ia bekerja ditoko itu , ia dituduh mencuri uang milik maji-kannya. Akhirnya Mansur dipenjara

- Klimaks
- Laminah hendak diperkosa oleh Darwis, temannya saat kerja ditoko roti, untungnya laminah dapat meloloskan diri.




- Laminah seperti orang yang putus asa, ia berdiri di tepi pelabuhan, seketika itu ia bunuh diri dengan cara menceburkan diri kelaut.















Penyelesaian.
- .Lima hari kemudian mansur dibebaskan karena terbukti tidak bersalah, begitu keluar Mansur mendengar dite-mukan mayat ditepi pela-buhan, Mansur pun terpukul dengan ditemukan adiknya telah menjadi mayat. Akhirnya mansur memu-tuskan pergi dari Bengkulu dengan bekerja sebagai awak kapal.     




- Disudut dekat pintu duduk seorang laki-laki, Syahbudin, yang empunya pondok itu bersandar di dinding termenung. Air mukanya yang keruh, pipinya yang kempis dan matanya yang cekung menyatakan bahwa jalan hidup yang telah ditempuhnya penuh dengan onak, ranjau dan duri, banyak mendaki-menurun.

- Jepisah ialah adik Syahbuddin yang muda sekali, ia semuanya tiga bersaudara, syahbuddin yang sulung, adiknya yang pertama laki-laki, telah lama meninggal disambar buaya, waktu ai menjala malam hari.


-   Pada mukanya jelas benar kelihatan, bahwa ia mening-galkan dunia yang fana ini dengan was-was, bahwa banyak lagi yang menahan-nya mengucapkan selamat tinggal kepada negeri yang memenuhi dirinya dengan derita, kesusahan dan kemelaratan.
-   Mula-mula waktu Syahbuddin baru berpulang, kerahma-tullah, Madang suami Jepisah, memelihara Mansur dan Laminah dengan kasih sayang. Entah darimana mengalirnya kasih-sayang itu tiadalah diterka-terka. Entah dari kasihankah, entah dari hati kecilnya.


-   “Pergilah engkau dari sini,” teriaknya, jangan engkau jejak lagi rumah ini jahanam, orang tak tahu membalas guna. Tak kurelakan semua hakku yang kau sungkahkan . Keair disambar buaya, ke rimba diterkam harimaulah engkau berdua beradik.!”
- Ketika dilihat oleh laminah, bahwa ia tiada berapa jauh lagi daripadanya, dikum-pulkan sekalian tenaga dan keberaniannya dan iapun berdiri akan lari keluar. Tapi ketika itu juga sebagai kilat ia ditangkap oleh sarmin pada pinggangnya, seperti harimau menangkap anak kambing, dan ditariknya perawan teruna   itu keba-dannya, Laminah mencoba dengan segala kekuatannya hendak melepaskan dirinya dari pegangan erat itu, tapi sia-sia  belaka. Dalam saat itu juga, entah darimana agaknya,Laminah mendapat tenaganya kembali dan dengan sekuat-kuatnya direnggutkannya badannya dan iapun terlepaslah.
 - Adakah engkau dengar, Dar, bahwa Mansur ditahan dalam penjara, karena ia disangka mencuri uang   orang Jepang tempat ia bekerja itu ?” kata Malik  pada suatu hari pada temannya Darwis.




-“O, jangan-jangan ia sekarang pergi kerumah Laminah akan melang-sungkan maksudnya yang rendah,” pikirnya dan sendi tulangnya menjadi lemah, seperti orang yang ketakutan.

- O”, tidak, tidak berani ia bertemu dengan saudaranya. Seperti seorang pahlawan yang maha perkasa menyemburkan dirinya ditengah-tengah musuh, perawan yang putus asa itu melompat kedalam laut yang bergelora. Air berkuak dan …….Laminah lenyap kedalam beberapa lamanya. Muka Laminah tampak seperti muka seorang yang telah berpuluh-puluh musim mendaki gunung dan sekarang baru sampai dipuncaknya.


- Lima hari setelah Laminah terjun kelaut, diTapak Paderi, mansur dilepaskan orang dari tahanan , sebab pencuri uang orang Jepang itu sebenarnya dapat ditangkap, Setibanya dirumah dan mendengar cerita orang dari hal kelenyapan adiknya, anak yang malang itu hampir ia gila oleh kehilangan akal.

- Dengan hal yang demikian bangkitlah hasrat hatinya hendak meninggalkan negeri Bengkulu akan menempuh lautan yang lebar. Apakah ditunggunya disini? Terlalu banyak kenang-kenangan yang merusakkan hatinya.
aikata malik i uri uang milik majikannya. akhirnya kan dirinya dari pegangan erat itu, tapi s

2












3









27









35











51








120






















144












162








168


















169









 

C. TOKOH dan WATAK TOKOH

No
Nama Tokoh
Identifikasi
Bukti Kutipan
Hal.
Ket.
1
Syahbuddin
Protagonis
-Tetapi Syahbuddin mene-rima  nasibnya  dengan tulus dan ikhlas, tak menaruh dengki dan khianat, sebab ia tahu bahwa sakaliannya itu adalah kehendak Allah Yang Maha Kuasa.
3

2
Mansur
Protagonis
- Pada mukanya yang bercahaya-cahaya dapat dilihat, bahwa kesusahan ayahnya tak terasa olehnya, kekurangan penjagaan tak terbekas dibadannya yang kukuh dan tangkas itu, Alisnya yang lebat dan mukanya yang lebar seolah-olah menyatakan kekerasan hatinya, apa yang dikerja-kannya tak diperhatikannya sebelum menjadi.  
4

3
Laminah
Protagonis
-Laminah, adik perempuan muda setahun dari Mansur, lain benar pekertinya, Keyatimannya terasa sangat olehnya.
4

4
Madang
Protagonis








Antagonis
- Madang, suami Jepisah , memelihara mansur dan Laminah dengan penuh kasih sayang. Entah darimana mengalirnya kasih sayang itu tiadalah dapat diterka-terka. Entah dari kasihankah, entah dari hati kecilnya.
-Hancur-remuk dada Jepisah , kalau Madang dengan tak beragak-agak melekatkan tangan atau rotan pada badan kedua anak itu.
35








37

5
Jepisah
Protagonis
-Setelah suaminya turun, Jepisah pergi kebelakang menemui laminah, ujarnya “ Tadi kukatakan pada pak uncumu, bahwa ketika  Marzuki luka tadi, engkau sedang kusuruh membeli minyak nyiur rasanya eng-kau takkan dimarahinya lagi
45

6
Datuk Halim
Protagonis
- Belum lima langkah lagi berjalan, iapun berbalik lagi, seraya berseru “ Hampir lupa aku menga-takan padamu kalau cucuku berdua tiada tertahan dirantau orang, aku selama-nya sedia akan menyam-butmu. jangan sekali-kali cucuku malu mengatakan kesengsaraan padaku. Nah, cung, datuk pulang sekarang”
77

7
Sarmin
Antagonis
-Adatnya kasar seperti adat serdadu dan kelasi kapal . Sopan-santun dan iba kasihan tak ada padanya. Sekalian pekerjaannya seakan -akan menurut apa yang timbul dalam hatinya  saat ketika itu saja. Ia jarang memikirkan untuk kemudian hari.
112

8
Darwis
Antagonis
- Darwis menundukkan kepalanya, pura-pura turut berdukacita sambil meng-eluh “ Beginilah rupanya, kalau kita orang bodoh dan miskin. Semua yang buruk dicari orang pada kita. Ada kecurian, kita yang disang-ka, ada kerusakan, kita disyak mengerjakannya dan sebagainya. Itulah dapat dunia menimbun yang telah tinggi, menggali yang telah rendah.!”
152

9
Malik
Protagonis
- Tetapi Malik tak mengindahkan semuanya itu. Pikirannya hanya satu, yaitu ia harus memper-lindungi perawan muda itu. Siapa sekalipun takkan dapat mengalanginya, usahkan mencegah. Sebagai suatu petunjuk Ilahi terasa olehnya sampai kesumsum, sampai kehati kecil, bahwa ia pada waktu itu harus dekat Laminah, harus dekat gadis suci dan tiada berdosa itu akan membela.
159


D. LATAR ( SETTING )
         
No
Identifikasi
Kutipan Peristiwa
Hal.
Ket.
1
Waktu
- malam

- Hujan deras disertai gemuruh










- Hari yang cerah

- Malam gelap-gulita dihulu sungai Ketahun…………..
- Sekali-kali terang cuaca hujan-belantara itu, seperti diserang oleh api, tetapi dengan sekejap mata juga hilanglah sekalian cahaya yang berani menyerbukan dirinya ditengah peperangan itu dimus-nahkan oleh musuh lamanya “ Raja gulita” dan bunyi  guruh dilangit sesudah lenyap kilat itu taklah bedanya dengan tempik sorak kemenangan bala-tentara “Gulita”
- hari panas terik ketika rakit itu bertolak.

1

2













2
Suasana
- Bahagia






- Ketakutan

-Amat girang Laminah melihat anak uncunya berlalu kesana-kemari menarik buatan tangannya, sebentar--bentar berlari-lari  , melompat-lompat , seakan-akan tiada orang yang lebih mujur dan berbahagia daripadanya dimuka bumi ini.
- Laminah pucat, kalau disayat bibirnya pasti tiada darahnya. Mula-mula tiada dapat ia berbunyi, kerongkongannya sesak, seakan-akan tersumbat, sementara itu Marzuki tiada berhenti menangis.

40







41


E. POINT OF VIEW

No
Identifikasi
Bukti Kutipan
Hal
Ket.
1.
Objective point of view
Tetapi Syahbuddin menerima  nasibnya  dengan tulus dan ikhlas, tak menaruh dengki dan khianat, sebab ia tahu bahwa sakaliannya itu adalah kehendak Allah Yang Maha Kuasa.
3



F. GAYA BAHASA
Novel ini adalah  novel karangan Sutan Takdir Alisjahbana, umumnya novel karangan beliau menggunakan gaya bahasa Kiasan, termasuk novel ini. Hampir semua kata-kata yang terdapat dalam novel ini menggunakan bahasa kiasan.

G. PENUTUP
          Novel “ Tak Putus Dirundung Malang” karya STA ini benar-benar menggugah hati kita, menggugah kesadaran kita, betapa kesabaran dan ketabahan adalah sikap yang paling tepat dalam menghadapi segala cobaan hidup, termasuk kemiskinan, betapapun besar cobaan yang diberikan Allah SWT, jika kita lalui dengan sabar, dan selalu tawakal pasti kan berakhir dengan baik. Mudah-mudahan kita dapat mengambil hikmah dari cerita  ini.  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Contoh Laporan Observasi Toko

LAPORAN OBSERVASI TOKO ALFAMART PETALING JAYA, SUNGAI GELAM, MUARO JAMBI ...