GUDANG
MATERI PRAMUKA (scout )
Salam Pramuka…Disini saya mencoba berbagi
sedikit pengetahuan tentang pramuka semoga bisa bermanfaat buat kita anak-anak
pramuka diseluruh dunia…..
PERTAMA
Sejarah
Singkat Gerakan Pramuka
A. Pendahuluan
Kalau kita mempelajari sejarah
pendidikan kepramukaan kita tidak dapat lepas dari riwayat hidup pendiri
gerakan kepramukaan sedunia Lord Robert Baden Powell of Gilwell.
Hal ini disebabkan pengalaman
beliaulah yang mendasari pembinaan remaja di negara Inggris. Pembinaan remaja
inilah yang kemudian tumbuh berkembang menjadi gerakan kepramukaan.
B. Riwayat hidup Baden Powell
Lahir tanggal 22 Pebruari 1857
dengan nama Robert Stephenson Smyth. Ayahnya bernama powell seorang Professor
Geometry di Universitas Oxford, yang meninggal ketika Stephenson masih kecil. Pengalaman Baden Powell yang
berpengaruh pada kegiatan kepramukaan banyak sekali dan menarik diantaranya :
a. Karena ditinggal bapak sejak
kecil, maka mendapatkan pembinaan watak ibunya.
b. Dari kakaknya
mendapat latihan keterampilan berlayar, berenang, berkemah, olah raga dan
lain-lainnya.
c. Sifat Baden
Powell yang sangat cerdas, gembira, lucu, suka main musik, bersandiwara,
berolah raga, mengarang dan menggambar sehingga disukai teman-temannya.
d. Pengalaman di
India sebagai pembantu Letnan pada Resimen 13 Kavaleri yang berhasil mengikuti
jejak kuda yang hilang di puncak gunung serta keberhasilan melatih panca indera
kepada Kimball O’Hara.
e. Terkepung
bangsa Boer di kota Mafeking, Afrika Selatan selama 127 hari dan kekurangan
makan.
f. Pengalaman
mengalahkan Kerajaan Zulu di Afrika dan mengambil kalung manik kayu milik Raja
Dinizulu.
Pengalaman ini ditulis dalam buku
“Aids To Scouting” yang merupakan petunjuk bagi Tentara muda Inggris agar dapat
melaksanakan tugas penyelidik dengan baik. William
Smyth seorang pimpinan Boys Brigade di Inggris minta agar Baden Powell melatih
anggotanya sesuai dengan pengalaman beliau itu. Kemudian dipanggil 21 pemuda dari Boys Brigade di
berbagai wilayah Inggris, diajak berkemah dan berlatih di pulau Browns Sea pada
tanggal 25 Juli 1907 selama 8 hari. Tahun
1910 BP pensiun dari tentara dengan pangkat terakhir Letnan Jenderal. Pada
tahun 1912 menikah dengan Ovale St. Clair Soames dan dianugerahi 3 orang anak.
Beliau mendapat titel Lord dari Raja George pada tahun 1929 Baden Powell
meninggal tanggal 8 Januari 1941 di Nyeri, Kenya, Afrika.
C. Sejarah Kepramukaan Sedunia
Awal tahun 1908 Baden Powell
menulis pengalamannya untuk acara latihan kepramukaan yang dirintisnya.
Kumpulan tulisannya ini dibuat buku dengan judul “Scouting For Boys”. Buku ini
cepat tersebar di Inggris dan negara-negara lain yang kemudian berdiri
organisasi kepramukaan yang semula hanya untuk laki-laki dengan nama Boys
Scout. Tahun 1912 atas
bantuan adik perempuan beliau, Agnes didirikan organisasi kepramukaan untuk
wanita dengan nama Girl Guides yang kemudian diteruskan oleh istri beliau.
Tahun 1916 berdiri kelompok
pramuka usia siaga dengan nama CUB (anak serigala) dengan buku The Jungle Book
karangan Rudyard Kipling sebagai pedoman kegiatannya. Buku ini bercerita
tentang Mowgli si anak rimba yang dipelihara di hutan oleh induk serigala. Tahun 1918 beliau membentuk Rover
Scout bagi mereka yang telah berusia 17 tahun. Tahun 1922 beliau menerbitkan
buku Rovering To Success (Mengembara Menuju Bahagia). Buku ini menggambarkan
seorang pemuda yang harus mengayuh sampannya menuju ke pantai bahagia.
Tahun 1920 diselenggarakan
Jambore Dunia yang pertama di Olympia Hall, London. Beliau mengundang pramuka
dari 27 Negara dan pada saat itu Baden Powell diangkat sebagai Bapak Pandu
Sedunia (Chief Scout of The World).Tahun 1924 Jambore II di Ermelunden, Copenhagen,
Denmark. Tahun
1929 Jambore III di Arrow Park, Birkenhead, Inggris. Tahun 1933 Jambore IV di Godollo,
Budapest, Hongaria. Tahun
1937 Jambore V di Vogelenzang, Blomendaal, Belanda. Tahun 1947 Jambore VI di Moisson,
Perancis. Tahun
1951 Jambore VII di Salz Kamergut, Austria. Tahun 1955 Jambore VIII di sutton
Park, Sutton Coldfild, Inggris. Tahun
1959 Jambore IX di Makiling, Philipina. Tahun 1963 Jambore X di Marathon,
Yunani. Tahun
1967 Jambore XI di Idaho, Amerika Serikat. Tahun 1971 Jambore XII di
Asagiri, Jepang. Tahun
1975 Jambore XIII di Lillehammer, Norwegia. Tahun 1979 Jambore XIV di
Neishaboor, Iran tetapi dibatalkan. Tahun
1983 Jambore XV di Kananaskis, Alberta, Kanada. Tahun 1987 Jambore XVI di
Cataract Scout Park, Australia. Tahun
1991 Jambore XVII di Korea Selatan. Tahun
1995 Jambore XVIII di Belanda. Tahun
1999 Jambore XIX di Chili, Amerika Selatan. Tahun 2003 Jambore XX di Thailand. Tahun 2007 Jambore XXI di Hylands
Park Inggris. Tahun
2011 Jambore XXII di Rikaby, Swedia. Tahun 15 Jambore XXIII di
kirarahama, Jepang.
Tahun 1914 beliau menulis
petunjuk untuk kursus Pembina Pramuka dan baru dapat terlaksana tahun 1919.
Dari sahabatnya yang bernama W.F. de Bois Maclarren, beliau mendapat sebidang
tanah di Chingford yang kemudian digunakan sebagai tempat pendidikan Pembina
Pramuka dengan nama Gilwell Park.
Tahun 1920 dibentuk Deewan
Internasional dengan 9 orang anggota dan Biro Sekretariatnya di London, Inggris
dan tahun 1958 Biro Kepramukaan sedunia dipindahkan dari London ke Ottawa Kanada.
Tanggal 1 Mei 1968 Biro kepramukaan Sedunia dipindahkan lagi ke Geneva, Swiss. Sejak tahun 1920 sampai 19 Kepala
Biro Kepramukaan Sedunia dipegang berturut-turut oleh Hebert Martin (Inggris).
Kolonel J.S. Nilson (Inggris), Mayjen D.C. Spry (Kanada) yang pada tahun 1965
diganti oleh R.T. Lund 1 Mei 1968 diganti lagi oleh DR. Laszio Nagy sebagai
Sekjen. Biro
Kepramukaan sedunia Putra mempunyai 5 kantor kawasan yaitu Costa Rica, Mesir,
Philipina, Swiss dan Nigeria. Sedangkan Biro kepramukaan Sedunia Putri
bermarkas di London dengan 5 kantor kawasan di Eropa, Asia Pasifik, Arab,
Afrika dan Amerika Latin.
Sejarah Gerakan
Pramuka Indonesia
A. Pendahuluan
Pendidikan Kepramukaan di
Indonesia merupakan salah satu segi pendidikan nasional yang penting, yang merupakan
bagian dari sejarah perjuangan bangsa Indonesia. Untuk itu perlu diketahui
sejarah perkembangan Kepramukaan di Indonesia.
B. Sejarah Singkat
Gerakan Pramuka
Gagasan Boden Powell yang
cemerlang dan menarik itu akhirnya menyebar ke berbagai negara termasuk
Netherland atau Belanda dengan nama Padvinder. Oleh orang Belanda gagasan itu
dibawa ke Indonesia dan didirikan organisasi oleh orang Belanda di Indonesia
dengan nama NIPV (Nederland Indische Padvinders Vereeniging = Persatuan
Pandu-Pandu Hindia Belanda).
Oleh pemimpin-pemimpin gerakan
nasional dibentuk organisasi kepanduan yang bertujuan membentuk manusia
Indonesia yang baik dan menjadi kader pergerakan nasional. Sehingga muncul
bermacam-macam organisasi kepanduan antara lain JPO (Javaanse Padvinders
Organizatie) JJP (Jong Java Padvindery), NATIPIJ (Nationale Islamitsche
Padvindery), SIAP (Sarekat Islam Afdeling Padvindery), HW (Hisbul
Wathon).Dengan adanya larangan pemerintah Hindia Belanda menggunakan istilah
Padvindery maka K.H. Agus Salim menggunakan nama Pandu atau Kepanduan. Dengan meningkatnya kesadaran
nasional setelah Sumpah Pemuda, maka pada tahun 1930 organisasi kepanduan
seperti IPO, PK (Pandu Kesultanan), PPS (Pandu Pemuda Sumatra) bergabung
menjadi KBI (Kepanduan Bangsa Indonesia). Kemudian tahun 1931 terbentuklah PAPI
(Persatuan Antar Pandu Indonesia) yang berubah menjadi BPPKI (Badan Pusat
Persaudaraan Kepanduan Indonesia) pada tahun 1938.Pada waktu pendudukan Jepang
Kepanduan di Indonesia dilarang sehingga tokoh Pandu banyak yang masuk Keibondan,
Seinendan dan PETA.
Setelah tokoh proklamasi
kemerdekaan dibentuklah Pandu Rakyat Indonesia pada tanggal 28 Desember 1945 di
Sala sebagai satu-satunya organisasi kepanduan. Sekitar tahun 1961 kepanduan Indonesia terpecah
menjadi 100 organisasi kepanduan yang terhimpun dalam 3 federasi organisasi
yaitu IPINDO (Ikatan Pandu Indonesia) berdiri 13 September 1951, POPPINDO
(Persatuan Pandu Puteri Indonesia) tahun 1954 dan PKPI (Persatuan Kepanduan
Puteri Indonesia).
Menyadari kelemahan yang ada maka
ketiga federasi melebur menjadi satu dengan nama PERKINDO (Persatuan Kepanduan
Indonesia). Karena
masih adanya rasa golongan yang tinggi membuat Perkindo masih lemah. Kelemahan
gerakan kepanduan Indonesia akan dipergunakan oleh pihak komunis agar menjadi
gerakan Pioner Muda seperti yang terdapat di negara komunis. Akan tetapi
kekuatan Pancasila dalam Perkindo menentangnya dan dengan bantuan perdana
Menteri Ir. Juanda maka perjuangan menghasilkan Keppres No. 238 tahun 1961
tentang Gerakan Pramuka yang pada tanggal 20 Mei 1961 ditandatangani oleh Pjs
Presiden RI Ir Juanda karena Presiden Soekarno sedang berkunjung ke Jepang.
Di dalam Keppres ini gerakan
pramuka oleh pemerintah ditetapkan sebagai satu-satunya badan di wilayah
Indonesia yang diperkenankan menyelenggarakan pendidikan kepramukaan, sehingga
organisasi lain yang menyerupai dan sama sifatnya dengan gerakan pramuka
dilarang keberadaannya.
C. Perkembangan
Gerakan Pramuka
Ketentuan dalam Anggaran Dasar
gerakan pramuka tentang prinsip-prinsip dasar metodik pendidikan kepramukaan
yang pelaksanaannya seperti tersebut di atas ternyata banyak membawa perubahan
sehingga pramuka mampu mengembangkan kegiatannya. Gerakan pramuka ternyata
lebih kuat organisasinya dan cepat berkembang dari kota ke desa.
Kemajuan Gerakan Pramuka akibat
dari sistem Majelis Pembimbing yang dijalankan di tiap tingkat, dari tingkat
Nasional sampai tingkat Gugus Depan. Mengingat kira-kira 80 % penduduk
Indonesia tinggal di pedesaan dan 75 % adalah petani maka tahun 1961 Kwarnas
Gerakan Pramuka menganjurkan supaya para pramuka mengadakan kegiatan di bidang
pembangunan desa. Pelaksanaan anjuran ini terutama di Jawa Tengah, Yogyakarta,
Jawa Timur dan Jawa Barat menarik perhatian Pimpinan Masyarakat. Maka tahun
1966 Menteri Pertanian dan Ketua Kwartir Nasional mengeluarkan instruksi
bersama pembentukan Satuan Karya Taruna Bumi. Kemudian diikuti munculnya saka
Bhayangkara, Dirgantara dan Bahari. Untuk menghadapi problema sosial yang
muncul maka pada tahun 1970 menteri Transmigrasi dan Koperasi bersama dengan Ka
Kwarnas mengeluarkan instruksi bersama tentang partisipasi gerakan pramuka di
dalam penyelenggaraan transmigrasi dan koperasi. Kemudian perkembangan gerakan
pramuka dilanjutkan dengan berbagai kerjasama untuk peningkatan kegiatan dan pembangunan
bangsa dengan berbagai instansi terkait.
Ditulis
oleh : NASRUL ASMAWAN
Latar Belakang
Lahirnya Gerakan Pramuka
Gerakan Pramuka lahir pada tahun
1961, jadi kalau akan menyimak latar belakang lahirnya Gerakan Pramuka, orang
perlu mengkaji keadaan, kejadian dan peristiwa pada sekitar tahun 1960.Dari
ungkapan yang telah dipaparkan di depan kita lihat bahwa jumlah perkumpulan
kepramukaan di Indonesia waktu itu sangat banyak. Jumlah itu tidak sepandan
dengan jumlah seluruh anggota perkumpulan itu.
Peraturan yang timbul pada masa
perintisan ini adalah Ketetapan MPRS Nomor II/MPRS/1960, tanggal 3 Desember
1960 tentang rencana pembangunan Nasional Semesta Berencana. Dalam ketetapan
ini dapat ditemukan Pasal 330. C. yang menyatakan bahwa dasar pendidikan di
bidang kepanduan adalah Pancasila. Seterusnya penertiban tentang kepanduan
(Pasal 741) dan pendidikan kepanduan supaya diintensifkan dan menyetujui
rencana Pemerintah untuk mendirikan Pramuka (Pasal 349 Ayat 30). Kemudian
kepanduan supaya dibebaskan dari sisa-sisa Lord Baden Powellisme (Lampiran C
Ayat 8).
Ketetapan
itu memberi kewajiban agar Pemerintah melaksanakannya. Karena itulah
Pesiden/Mandataris MPRS pada 9 Maret 1961 mengumpulkan tokoh-tokoh dan pemimpin
gerakan kepramukaan Indonesia, bertempat di Istana Negara. Hari Kamis malam
itulah Presiden mengungkapkan bahwa kepanduan yang ada harus diperbaharui,
metode dan aktivitas pendidikan harus diganti, seluruh organisasi kepanduan
yang ada dilebur menjadi satu yang disebut Pramuka. Presiden juga menunjuk
panitia yang terdiri atas Sri Sultan Hamengku Buwono IX, Menteri P dan K Prof.
Prijono, Menteri Pertanian Dr.A. Azis Saleh dan Menteri Transmigrasi, Koperasi
dan Pembangunan Masyarakat Desa, Achmadi. Panitia ini tentulah perlu sesuatu
pengesahan. Dan kemudian terbitlah Keputusan Presiden RI No.112 Tahun 1961
tanggal 5 April 1961, tentang Panitia Pembantu Pelaksana Pembentukan Gerakan
Pramuka dengan susunan keanggotaan seperti yang disebut oleh Presiden pada
tanggal 9 Maret 1961. Ada perbedaan sebutan atau tugas panitia antara pidato
Presiden dengan Keputusan Presiden itu. Masih dalam bulan April itu juga,
keluarlah Keputusan Presiden RI Nomor 121 Tahun 1961 tanggal 11 April 1961
tentang Panitia Pembentukan Gerakan Pramuka. Anggota Panitia ini terdiri atas
Sri Sultan Hamengku Buwono IX, Prof. Prijono, Dr. A. Azis Saleh, Achmadi dan
Muljadi Djojo Martono (Menteri Sosial). Panitia inilah yang kemudian mengolah
Anggaran Dasar Gerakan Pramuka, sebagai Lampiran Keputusan Presiden R.I Nomor
238 Tahun 1961, tanggal 20 Mei 1961 tentang Gerakan Pramuka.
Kelahiran Gerakan
Pramuka
Gerakan Pramuka ditandai dengan
serangkaian peristiwa yang saling berkaitan yaitu 1. Pidato Presiden/Mandataris
MPRS dihadapan para tokoh dan pimpinan yang mewakili organisasi kepanduan yang terdapat
di Indonesia pada tanggal 9 Maret 1961 di Istana Negara. Peristiwa ini kemudian
disebut sebagai HARI TUNAS GERAKAN PRAMUKA.
Diterbitkannya Keputusan Presiden
Nomor 238 Tahun 1961, tanggal 20 Mei 1961, tentang Gerakan Pramuka yang
menetapkan Gerakan Pramuka sebagai satu-satunya organisasi kepanduan yang
ditugaskan menyelenggarakan pendidikan kepanduan bagi anak-anak dan pemuda
Indonesia, serta mengesahkan Anggaran Dasar Gerakan Pramuka yang dijadikan
pedoman, petunjuk dan pegangan bagi para pengelola Gerakan Pramuka dalam
menjalankan tugasnya. Tanggal 20 Mei adalah; Hari Kebangkitan Nasional, namun
bagi Gerakan Pramuka memiliki arti khusus dan merupakan tonggak sejarah untuk
pendidikan di lingkungan ke tiga. Peristiwa ini kemudian disebut sebagai HARI
PERMULAAN TAHUN KERJA.
Pernyataan para wakil organisasi
kepanduan di Indonesia yang dengan ikhlas meleburkan diri ke dalam organisasi
Gerakan Pramuka, dilakukan di Istana Olahraga Senayan pada tanggal 30 Juli
1961. Peristiwa ini kemudian disebut sebagai HARI IKRAR GERAKAN PRAMUKA.
Pelantikan Mapinas, Kwarnas dan
Kwarnari di Istana Negara, diikuti defile Pramuka untuk diperkenalkan kepada
masyarakat yang didahului dengan penganugerahan Panji-Panji Gerakan Pramuka,
dan kesemuanya ini terjadi pada tanggal pada tanggal 14 Agustus 1961. Peristiwa
ini kemudian disebut sebagai HARI PRAMUKA.
Gerakan Pramuka
Diperkenalkan
Pidato Presiden pada tanggal 9
Maret 1961 juga menggariskan agar pada peringatan\ Proklamasi Kemerdekaan RI
Gerakan Pramuka telah ada dan dikenal oleh masyarakat. Oleh karena itu Keppres
RI No.238 Tahun 1961 perlu ada pendukungnya yaitu pengurus dan anggotanya.
Menurut Anggaran Dasar Gerakan Pramuka, pimpinan perkumpulan ini dipegang oleh
Majelis Pimpinan Nasional (MAPINAS) yang di dalamnya terdapat Kwartir Nasional
Gerakan Pramuka dan Kwartir Nasional Harian. Badan Pimpinan Pusat ini secara
simbolis disusun dengan mengambil angka keramat 17-8-’45, yaitu terdiri atas
Mapinas beranggotakan 45 orang di antaranya duduk dalam Kwarnas 17 orang dan dalam
Kwarnasri 8 orang. Namun demikian dalam realisasinya seperti tersebut dalam
Keppres RI No.447 Tahun 1961, tanggal 14 Agustus 1961 jumlah anggota Mapinas
menjadi 70 orang dengan rincian dari 70 anggota itu 17 orang di antaranya
sebagai anggota Kwarnas dan 8 orang di antara anggota Kwarnas ini menjadi
anggota Kwarnari.Mapinas diketuai oleh Dr. Ir. Soekarno, Presiden RI dengan
Wakil Ketua I, Sri Sultan Hamengku Buwono IX dan Wakil Ketua II Brigjen TNI
Dr.A. Aziz Saleh.Sementara itu dalam Kwarnas, Sri Sultan Hamengku Buwono IX
menjabat Ketua dan Brigjen TNI Dr.A. Aziz Saleh sebagai Wakil Ketua merangkap
Ketua Kwarnari.
Gerakan Pramuka secara resmi
diperkenalkan kepada seluruh rakyat Indonesia pada tanggal 14 Agustus 1961
bukan saja di Ibukota Jakarta, tapi juga di tempat yang penting di Indonesia.
Di Jakarta sekitar 10.000 anggota Gerakan Pramuka mengadakan Apel Besar yang
diikuti dengan pawai pembangunan dan defile di depan Presiden dan berkeliling
Jakarta. Sebelum kegiatan pawai/defile, Presiden melantik anggota Mapinas,
Kwarnas dan Kwarnari, di Istana negara, dan menyampaikan anugerah tanda
penghargaan dan kehormatan berupa Panji Gerakan Kepanduan Nasional Indonesia
(Keppres No.448 Tahun 1961) yang diterimakan kepada Ketua Kwartir Nasional, Sri
Sultan Hamengku Buwono IX sesaat sebelum pawai/defile dimulai. Peristiwa
perkenalan tanggal 14 Agustus 1961 ini kemudian dilakukan sebagai HARI PRAMUKA
yang setiap tahun diperingati oleh seluruh jajaran dan anggota Gerakan Pramuka.
Gerakan Pramuka
Indonesia
Gerakan Pramuka Indonesia adalah
nama organisasi pendidikan nonformal yang menyelenggarakan pendidikan kepanduan
yang dilaksanakan di Indonesia. Kata “Pramuka” merupakan singkatan dari praja
muda karana, yang memiliki arti rakyat muda yang suka berkarya.
“Pramuka” merupakan sebutan bagi
anggota Gerakan Pramuka, yang meliputi; Pramuka Siaga, Pramuka Penggalang,
Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega. Kelompok anggota yang lain yaitu Pembina
Pramuka, Andalan, Pelatih, Pamong Saka, Staf Kwartir dan Majelis Pembimbing. Sedangkan yang dimaksud
“kepramukaan” adalah proses pendidikan di luar lingkungan sekolah dan di luar
lingkungan keluarga dalam bentuk kegiatan menarik, menyenangkan, sehat,
teratur, terarah, praktis yang dilakukan di alam terbuka dengan Prinsip Dasar
Kepramukaan dan Metode Kepramukaan, yang sasaran akhirnya pembentukan watak,
akhlak dan budi pekerti luhur.
Kepramukaan adalah sistem
pendidikan kepanduan yang disesuaikan dengan keadaan, kepentingan dan
perkembangan masyarakat dan bangsa Indonesia.
Sifat
Lambang Pramuka Indonesia yaitu
tunas kelapa yang dijahitkan di kerah kiri baju pramuka (untuk wanita). Lambang
Pramuka Internasional yang dijahitkan di kerah kanan baju pramuka (untuk
wanita). Bagi pria, tunas kelapa berada di kantung sebelah kiri, sedangkan Lambang
Pramuka Internasional dijahitkan pada sebelah kanan kemeja. Emblem lokasi
wilayah Gerakan Pramuka (berdasarkan provinsi) dijahitkan di lengan kanan baju
Pramuka.
Berdasarkan resolusi Konferensi
Kepanduan Sedunia tahun 1924 di Kopenhagen, Denmark, maka kepanduan mempunyai
tiga sifat atau ciri khas, yaitu :
Nasional, yang berarti suatu
organisasi yang menyelenggarakan kepanduan di suatu negara haruslah
menyesuaikan pendidikannya itu dengan keadaan, kebutuhan dan kepentingan
masyarakat, bangsa dan negara.
Internasional, yang berarti bahwa
organisasi kepanduan di negara manapun di dunia ini harus membina dan
mengembangkan rasa persaudaraan dan persahabatan antara sesama Pandu dan sesama
manusia, tanpa membedakan kepercayaan/agama, golongan, tingkat, suku dan
bangsa.
Universal, yang berarti bahwa
kepanduan dapat dipergunakan di mana saja untuk mendidik anak-anak dari bangsa
apa saja, yang dalam pelaksanaan pendidikannya selalu menggunakan Prinsip Dasar
dan Metode Kepanduan.
Fungsi
Dengan landasan uraian di atas,
maka kepramukaan mempunyai fungsi sebagai berikut:
Kegiatan
menarik bagi anak atau pemuda.
Kegiatan menarik di sini
dimaksudkan kegiatan yang menyenangkan dan mengandung pendidikan. Karena itu
permainan harus mempunyai tujuan dan aturan permainan, jadi bukan kegiatan yang
hanya bersifat hiburan saja. Karena itu lebih tepat kita sebut saja kegiatan
menarik.
Pengabdian
bagi orang dewasa.
Bagi orang dewasa kepramukaan
bukan lagi permainan, tetapi suatu tugas yang memerlukan keikhlasan, kerelaan,
dan pengabdian. Orang dewasa ini mempunyai kewajiban untuk secara sukarela
membaktikan dirinya demi suksesnya pencapaian tujuan organisasi.
Alat
( means ) bagi masyarakat dan organisasi
Kepramukaan merupakan alat bagi
masyarakat untuk memenuhi kebutuhan masyarakat setempat, dan juga alat bagi
organisasi untuk mencapai tujuan organisasinya. Jadi kegiatan kepramukaan yang
diberikan sebagai latihan berkala dalam satuan pramuka itu sekedar alat saja,
dan bukan tujuan pendidikannya.
Tujuan
Gerakan Pramuka bertujuan mendidik
anak-anak dan pemuda Indonesia dengan prinsip-Prinsip Dasar dan Metode
Kepramukaan yang pelaksanaannya disesuaikan dengan keadaan, kepentingan dan
perkembangan bangsa dan masyarakat Indonesia dengan tujuan agar;
anggotanya
menjadi manusia yang berkepribadian dan berwatak luhur serta tinggi mental,
moral, budi pekerti dan kuat keyakinan beragamanya.
anggotanya
menjadi manusia yang tinggi kecerdasan dan keterampilannya.
anggotanya
menjadi manusia yang kuat dan sehat fisiknya.
anggotanya
menjadi manusia yang menjadi warga negara Indonesia yang berjiwa Pancasila,
setia dan patuh kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia; sehingga menjadi
angota masyarakat yang baik dan berguna, yang sanggup dan mampu
menyelanggarakan pembangunan bangsa dan negara.
Tujuan tersebut merupakan
cita-cita Gerakan Pramuka. Karena itu semua kegiatan yang dilakukan oleh semua
unsur dalam Gerakan Pramuka harus mengarah pada pencapaian tujuan tersebut.
Tugas Pokok
Tugas pokok Gerakan Pramuka
adalah menyelenggarakan pendidikan kepramukaan bagi anak dan pemuda Indonesia,
menuju ke tujuan Gerakan Pramuka, sehingga dapat membentuk tenaga kader
pembangunan yang berjiwa Pancasila dan sanggup serta mampu menyelenggarakan
pembangunan masyarakat, bangsa dan negara. Dalam melaksanakan pendidikan
kepramukaan tersebut Gerakan Pramuka selalu memperhatikan keadaan, kemampuan,
kebutuhan dan minat peserta didiknya.
Karena kepramukaan bersifat
nasional, maka gerak dan kegiatan Gerakan Pramuka disesuaikan dengan
kepentingan nasional. Kepentingan nasional bangsa Indonesia ini tercantum dalam
Garis Besar Haluan Negara, yang merupakan Ketetapan MPR. Gerakan Pramuka dalam
ikut membantu pelaksanaan GBHN tersebut selalu mengikuti kebijakan Pemerintah
dan segala peraturan perundang-undangannya.
Gerakan Pramuka hidup dan
bergerak di tengah masyarakat dan berusaha membentuk tenaga kader pembangunan
yang berguna bagi masyarakat. Karenanya Gerakan Pramuka harus memperhatikan
pula keadaan, kemampuan, adat dan harapan masyarakat, termasuk orang tua
anggota Pramuka, sehingga Gerakan Pramuka terutama pada satuan-satuannya dapat
menyiapkan tenaga Pramuka sesuai dengan apa yang diharapkan orang tua
anggotanya dan masyarakat di lingkungannya.
Kelompok umur dan
tingkatan
Kelompok umur
Kelompok umur adalah sebuah tingkatan
dalam kepramukaan yang ditentukan oleh umur anggotanya.
Kelompok
dibagi menjadi 4 :
Kelompok
umur 7-10 tahun disebut dengan Pramuka Siaga
Kelompok
umur 11-15 tahun disebut dengan Pramuka Penggalang
Kelompok
umur 16-20 tahun disebut dengan Pramuka Penegak
Kelompok
umur 21 – 25 tahun disebut dengan Pramuka Pandega
Ada juga Kelompok Khusus, yaitu
Kelompok yang ditujukan untuk orang yang memiliki kedudukan dalam kepramukaan.
Misalnya Pramuka Pembina, adalah sebutan untuk orang dewasa yang memimpin Pramuka.
Dan Pramuka Andalan, adalah anggota Pramuka yang mengambil bagian dalam
keanggotaan Kwartir dalam Pramuka. Contoh lainnya adalah Pelatih, Pamong Saka,
Staff Kwartir dan Majelis Pembimbing.
Tingkatan
Tingkatan dalam kepramukaan
adalah sebuah tingkatan yang ditentukan oleh kemampuan anggotanya, kemampuan
itu disebut dengan Syarat-syarat Kecakapan Umum atau SKU. Untuk Pramuka siaga
dan penggalang, masing-masing Kelompok umur memiliki tiga Tingkatan. Untuk
Penegak memiliki dua tingkatan. Sedangkan Pramuka Pandega hanya satu tingkatan.
Tingkatan
Pramuka Siaga : Siaga Mula, Siaga Bantu, Siaga Tata.
Tingkatan
Pramuka Penggalang : Penggalang Ramu, Penggalang Rakit, Penggalang Terap
Tingkatan
Pramuka Penegak : Penegak Bantara, Penegak Laksana
Ada juga sebuah tingkatan khusus
yang disebut dengan Pramuka Garuda, yaitu tingkatan tertinggi dalam setiap
kelompok umur dalam kepramukaan.
Prinsip Dasar dan
Metode Kepramukaan
Prinsip Dasar dan Metode
Kepramukaan merupakan prinsip yang digunakan dalam pendidikan kepramukaan, yang
membedakannya dengan gerakan pendidikan lainnya.
Baden-Powell sebagai penemu
sistem pendidikan kepanduan telah menyusun prinsip-prinsip Dasar dan Metode
Kepanduan, lalu menggunakannya untuk membina generasi muda melalui pendidikan
kepanduan. Beberapa prinsip itu didasarkan pada kegiatan anak atau remaja
sehari-hari. Prinsip Dasar dan Metode Kepanduan itu harus diterapkan secara
menyeluruh. Bila sebagian dari prinsip itu dihilangkan, maka organisasi itu
bukan lagi gerakan pendidikan kepanduan.
Dalam Anggaran dasar Gerakan
Pramuka dinyatakan bahwa Prinsip Dasar dan Metode Kepramukaan bertumpu pada:
Keimanan
dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa;
Kepedulian
terhadap bangsa dan tanah air, sesama hidup dan alam seisinya;
Kepedulian
terhadap diri pribadinya;
Ketaatan
kepada Kode Kehormatan Pramuka.
Prinsip dasar
Prinsip Dasar Kepramukaan sebagai
norma hidup seorang anggota Gerakan Pramuka, ditanamkan dan ditumbuhkembangkan
melalui proses penghayatan oleh dan untuk diri pribadinya dengan dibantu oleh
pembina, sehingga pelaksanaan dan pengamalannya dilakukan dengan penuh
kesadaran, kemandirian, kepedulian, tanggung jawab serta keterikatan moral,
baik sebagai pribadi maupun anggota masyarakat.
Metode
Metode Kepramukaan merupakan cara
belajar progresif melalui :
Pengamalan
Kode Kehormatan Pramuka;
Belajar
sambil melakukan;
Sistem
berkelompok;
Kegiatan
yang menantang dan meningkat serta mengandung pendidikan yang sesuai dengan perkembangan rohani dan jasmani
pesertadidik;
Kegiatan
di alam terbuka;
Sistem
tanda kecakapan;
Sistem
satuan terpisah untuk putera dan untuk puteri;
Sistem among.
Metode Kepramukaan pada
hakikatnya tidak dapat dilepaskan dari Prinsip Dasar Kepramukaan. Keterkaitan
itu terletak pada pelaksanaan Kode Kehormatan. Metode Kepramukaan juga
digunakan sebagai sebagai suatu sistem yang terdiri atas unsur-unsur yang
merupakan subsistem terpadu dan terkait, yang tiap unsurnya mempunyai fungsi
pendidikan yang spesifik dan saling memperkuat serta menunjang tercapainya
tujuan.
Kode Kehormatan
Kode Kehormatan Pramuka yang
terdiri atas Janji yang disebut Satya dan Ketentuan Moral yang disebut Darma
merupakan satu unsur dari Metode Kepramukaan dan alat pelaksanaan Prinsip Dasar
Kepramukaan.
Satya
Satya
adalah :
Janji
yang diucapkan secara sukarela oleh seorang calon anggota Gerakan Pramuka
setelah memenuhi persyaratan keanggotaan;
Tindakan
pribadi untuk mengikat diri secara sukarela menerapkan dan mengamalkan janji;
Titik
tolak memasuki proses pendidikan sendiri guna mengembangkan visi,
intelektualitas, emosi, sosial dan spiritual, baik sebagai pribadi maupun
anggota masyarakat lingkungannya.
Satya dibagi menjadi dua, sesuai
dengan kelompok umur peserta didik, yaitu Dwisatya dan Trisatya”
Dwisatya
Dwisatya adalah satya yang
digunakan khusus untuk Pramuka Siaga. selengkapnya berbunyi sebagai berikut :
Dwisatya
Pramuka Siaga:
Demi
kehormatanku aku berjanji akan bersungguh-sungguh:
menjalankan
kewajibanku terhadap Tuhan, Negara Kesatuan Republik Indonesia dan mengikuti
tatakrama keluarga.
setiap
hari berbuat kebajikan.
Trisatya
Trisatya merupakan janji dan tiga
kode moral yang digunakan dalam Gerakan Pramuka. Disebut trisatya karena
mengandung tiga butir utama yang menjadi panutan setiap Pramuka.
Setiap kali Pramuka akan dilantik
menuju tingkatan yang lebih tinggi atau dilantik untuk acara lainnya,
diwajibkan melaksanakan upacara ucap ulang janji yang berupa pembacaan trisatya
di depan sang saka merah putih. Kode Moral Trisatya digunakan oleh pramuka
golongan penggalang, penegak dan pandega.
Trisatya dibagi dua, Trisatya
untuk Penggalang dan Trisatya untuk Penegak, Pandega, dan anggota dewasa.
Trisatya
untuk penggalang selengkapnya berbunyi sebagai berikut :
Trisatya
Demi
kehormatanku aku berjanji akan bersungguh-sungguh:
menjalankan
kewajibanku terhadap Tuhan, Negara Kesatuan Republik Indonesia dan mengamalkan
Pancasila.
menolong
sesama hidup dan mempersiapkan diri membangun masyarakat
menepati
Dasadharma
Trisatya
untuk Penegak, Pandega, dan anggota dewasa selengkapnya berbunyi sebagai
berikut :
Trisatya
Demi
kehormatanku aku berjanji akan bersungguh-sungguh:
menjalankan
kewajibanku terhadap Tuhan, Negara Kesatuan Republik Indonesia dan mengamalkan
Pancasila.
menolong
sesama hidup dan ikut serta membangun masyarakat
menepati
Dasadarma.
Dharma
Dharma
adalah :
Alat
proses pendidikan sendiri yang progresif untuk mengembangkan budi pekerti luhur.
Upaya
memberi pengalaman praktis yang mendorong pesertadidik menemukan, menghayati,
mematuhi sistem nilai yang dimiliki masyarakat dimana ia hidup dan menjadi
anggota.
Landasan
gerak Gerakan Pramuka untuk mencapai tujuan pendidikan melalui kepramukaan yang
kegiatannya mendorong Pramuka manunggal dengan masyarakat, bersikap demokratis,
saling menghormati, memiliki rasa kebersamaan dan gotong royong;
Kode
Etik Organisasi dan satuan Pramuka, dengan landasan Ketentuan Moral disusun dan
ditetapkan bersama aturan yang mengatur hak dan kewajiban anggota, pembagian
tanggungjawab dan penentuan putusan.
Dharma
dibagi menjadi dua, sesuai dengan kelompok umur peserta didik, yaitu Dwidharma
dan Dasadharma”
Dwidharma
Dwidarma
selengkapnya berbunyi sebagai berikut :
Dwidarma
Pramuka Siaga
Siaga
berbakti kepada ayah bundanya.
Siaga
berani dan tidak putus asa.
Dasadharma
Dasadharma
Pramuka
Pramuka
itu:
Taqwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Cinta
alam dan kasih sayang sesama manusia.
Patriot
yang sopan dan kesatria.
Patuh
dan suka bermusyawarah.
Rela
menolong dan tabah.
Rajin,
terampil, dan gembira.
Hemat,
cermat, dan bersahaja.
Disiplin,
berani, dan setia.
Bertanggungjawab
dan dapat dipercaya.
Suci
dalam pikiran, perkataan dan perbuatan
Kegiatan
Kegiatan pembinaan peserta didik
dalam Gerakan Pramuka harus menggunakan semua Prinsip Dasar dan Metode
Kepramukaan tersebut.
Pelaksanaan penggunaannya harus
disesuaikan dengan keadaan, kepentingan dan perkembangan bangsa dan masyarakat
Indonesia agar dapat dijamin bahwa pendidikan itu akan menghasilkan manusia,
warga negara dan anggota masyarakat yang sesuai dan memenuhi keadaan dan
kebutuhan bangsa dan masyarakat Indonesia.
Usaha Gerakan Pramuka untuk
mencapai tujuannya itu harus mengarah pada pengembangan dan pembinaan watak,
mental, jasmani dan rohani, bakat, pengetahuan, pengalaman dan kecakapan
pramuka, melalui kegiatan yang dilakukan dengan praktek secara praktis, dengan
menggunakan Sistem Among dan Prinsip Dasar dan Metode Kepramukaan.
Tanda Pengenal
Macam-macam
Tanda Pengenal
Tanda Umum
Dipakai secara umum oleh semua
anggota Gerakan Pramuka yang sudah dilantik, baik putra maupun putri.
Macamnya: – Tanda tutup kepala, –
setangan / pita leher, – tanda pelantikan, – tanda harian, – tanda WOSM.
Tanda Satuan
Menunjukkan Satuan / Kwartir
tertentu, tempat seorang anggota Gerakan Pramuka bergabung.
Macamnya: – Tanda barung / regu /
sangga, – gugus depan, – kwartir, – Mabi, – krida, – saka, – Lencana daerah, –
satuan dan lain-lain.
Tanda Jabatan
Menunjukkan jabatan dan
tanggungjawab seorang anggota Gerakan Pramuka dalam lingkungan organisasi
Gerakan Pramuka.
Macamnya: – Tanda pemimpin /
wakil pemimpin barung / regu / sangga, – sulung, pratama, pradana, – pemimpin /
wakil krida / saka, – Dewan Kerja, Pembina, Pembantu Pembina, Pelatih, Andalan,
Pembimbing, Pamong Saka, Dewan Saka dan lain-lain.
Tanda Kecakapan
Menunjukkan kecakapan,
ketrampilan, ketangkasan, kemampuan, sikap, tingkat usaha seorang Pramuka dalam
bidang tertentu, sesuai golongan usianya.
Macamnya:
– Tanda kecakapan umum / khusus, – pramuka garuda dan tanda keahlian lain bagi
orang dewasa.
Tanda Kehormatan
Menunjukkan jasa atau penghargaan
yang diberikan kepada seseorang atas jasa, darma baktinya dan lain-lain yang
cukup bermutu dan bermanfaat bagi Gerakan Pramuka, kepramukaan, masyarakat,
bangsa, negara dan umat manusia.
Macamnya: – Peserta didik: Tiska,
tigor, bintang tahunan, bintang wiratama, bintang teladan. – Orang dewasa:
Pancawarsa, Darma Bakti, Wiratama, Melati, Tunas Kencana.
Tanda Jasa
Sistem Among
Sistem among adalah sistem
pendidikan yang dilaksanakan dengan cara memberikan kebebasan kepada peserta
didik untuk dapat bergerak dan bertindak dengan leluasa dengan sejauh mungkin
menghindari unsur-unsur perintah, keharusan, paksaan, sepanjang tidak
merugikan, baik bagi diri peserta didik maupun bagi masyarakat sekitarnya,
dengan maksud untuk menumbuhkan dan mengembangkan rasa percaya diri sendiri,
kreativitas dan oto-aktivitas sesuai dengan aspirasi peserta didik.
Sistem Tanda
Kecakapan
Tanda kecakapan adalah salah satu
alat bagi Gerakan Pramuka untuk mewujudkan tujuan yang ingin dicapai oleh
Gerakan Pramuka. Sistem
tanda kecakapan merupakan suatu cara yang ditata dan suatu cara menggunakan
tanda-tanda untuk menandai dan mengakui kecakapan-kecakapan, baik yang bersifat
teknis (praktis) maupun yang bersifat mental/spirituil, yang dimiliki oleh
anggota yang memakai tanda-tanda itu.
Tanda
Kecakapan Umum.
Tanda
Kecakapan Khusus.
LAMBANG GERAKAN
PRAMUKA
Lambang Gerakan adalah tanda pengenal tetap yang
mengkiaskan cita-cita setiap anggota.
Bentuk.
Gerakan Pramuka Lambang Gerakan
Pramuka berbentuk / berupa Silluete Tunas Kelapa. (lihat gambar di samping)
Penjabaran tentang Lambang ini ditetapkan dalam SK Kwarnas Nomer 06/KN/72
tentang Lambang Gerakan Pramuka.
Arti kiasan
Lambang Gerakan
Pramuka mengandung arti kiasan sebagai berikut:
Buah
nyiur dalam keadaan tumbuh dinamakan cikal. Ini mengandung arti Pramuka adalah
inti bagi kelangsungan hidup bangsa (tunas penerus bangsa).
Buah
nyiur tahan lama. Ini mengandung arti, Pramuka adalah orang yang jasmani dan
rohaninya kuat dan ulet.
Nyiur
dapat tumbuh dimana saja. Ini mengandung arti, Pramuka adalah orang yang mampu
beradaptasi dalam kondisi apapun
Nyiur
tumbuh menjulang tinggi. Ini mengandung arti, setiap Pramuka memiliki cita-cita
yang tinggi.
Akar
nyiur kuat. Mengandung arti, Pramuka berpegang pada dasar-dasar yang kuat.
Nyiur
pohon yang serbaguna. Ini mengandung arti, Pramuka berguna bagi nusa, bangsa
dan agama.
Lambang
keris melambangkan senjata tradisional Jawa Tengah
Lambang
10 api yang berkobar melambangkan dasadarma
Padi
dan kapas melambangkan kesuburan dibidang pangan dan sandang
Kode
daerah melambangkan daerah kota daerah
Nama
kabupaten melambangkan kota cabang
Bintang
melambangakan 5 sila pancasila
Penggunaan
Lambang Gerakan Pramuka dapat
dipergunakan pada Panji, Bendera, Papan Nama Kwartir / Satuan, Tanda Pengenal
dan alat administrasi Gerakan Pramuka. Penggunaan lambang tersebut
dimaksudkan sebagai alat pendidikan untuk mengingatkan dan menanamkan sifat dan
keadaan seperti yang termaktub dalam arti kiasan lambang Tunas Kelapa itu pada
setiap anggota Gerakan Pramuka.
Setiap anggota Gerakan Pramuka
diharapkan mampu mengamalkan dan mempraktekkan ilmu pengetahuan dan teknologi
yang dimilikinya kepada masyarakat di sekelilingnya. Sebab generasi muda yang
tergabung dalam Gerakan Pramuka diharapkan kelak mampu menjadi kader
pembangunan yang berjiwa Pancasila.
Gerakan Pramuka Indonesia adalah
nama organisasi pendidikan nonformal yang menyelenggarakan pendidikan kepanduan
yang dilaksanakan di Indonesia. Kata “Pramuka” merupakan singkatan dari praja
muda karana, yang memiliki arti rakyat muda yang suka berkarya.
“Pramuka” merupakan sebutan bagi
anggota Gerakan Pramuka, yang meliputi; Pramuka Siaga, Pramuka Penggalang,
Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega. Kelompok anggota yang lain yaitu Pembina
Pramuka, Andalan, Pelatih, Pamong Saka, Staf Kwartir dan Majelis Pembimbing.
Sedangkan yang dimaksud
“kepramukaan” adalah proses pendidikan di luar lingkungan sekolah dan di luar
lingkungan keluarga dalam bentuk kegiatan menarik, menyenangkan, sehat,
teratur, terarah, praktis yang dilakukan di alam terbuka dengan Prinsip Dasar
Kepramukaan dan Metode Kepramukaan, yang sasaran akhirnya pembentukan watak,
akhlak dan budi pekerti luhur. Kepramukaan adalah sistem pendidikan kepanduan
yang disesuaikan dengan keadaan, kepentingan dan perkembangan masyarakat dan
bangsa Indonesia.
TANDA KECAKAPAN
KHUSUS (TKK)
Dalam kepramukaan, Tanda
Kecakapan Khusus (TKK) adalah tanda yang diberikan kepada peserta didik sebagai
bentuk apresiasi atas kemampuan seorang peserta didik dalam suatu bidang
tertentu. TKK bersifat opsional bagi peserta didik, sehingga seorang peserta
didik dapat memiliki TKK yang berbeda dari peserta didik lain. TKK jumlahnya
saat ini mencapai puluhan, dan kemungkinan akan ditambah seiring dengan
kemajuan teknologi.
Untuk memperoleh suatu TKK,
seorang Pramuka harus mampu menyelesaikan Syarat-syarat Kecakapan Khusus dalam
bidang tersebut.
Pemasangan TKK
TKK dipasang di lengan sebelah
kanan baju seragam, dengan dua pilihan pemasangan, yaitu
Melintang,
dua jari dibawah lambang Kwartir Daerah/diatas jahitan bawah lengan, atau Melingkari lambang Kwartir Daerah
dengan komposisi dua buah disebelah kanan lambang Kwartir Daerah, dua buah
disebelah kiri lambang Kwartir Daerah, dan satu buah dibawah lambang Kwartir
Daerah. Jumlah TKK yang
dapat dikenakan di baju seragam, paling banyak adalah lima buah. Jika memiliki
TKK lebih dari lima buah, maka seorang Pramuka harus mengenakan Selempang.
Selempang (disebut juga tetampan)
secara umum hanya dikenakan pada saat upacara resmi, pelantikan, dan momen
penting lainnya. Pada kegiatan-kegiatan biasa atau pada saat latihan rutin
biasa, selempang tidak perlu digunakan. Selempang dipasang mengarah dari kanan
atas ke kiri bawah.
Pembagian TKK
Tanda Kecakapan Khusus di semua
tingkatan peserta didik (penggalang, penegak dan pandega), kecuali siaga,
dibagi dalam lima golongan bidang kecakapan dan memiliki tiga tingkatan.
Golongan Bidang TKK
Lima golongan TKK tersebut ditandai
dengan warna dasar TKK yang berbeda, dan digolongkan menjadi:
TKK
Bidang Kesehatan dan Ketangkasan dengan warna dasar putih, meliputi:
TKK
Gerak Jalan
TKK
Pengamat
TKK
Penyelidik
TKK
Perenang
TKK
Juru Layar
TKK
Juru Selam
TKK
Pendayung
TKK
Ski Air
TKK
Pencak Silat
TKK
Posyandu/TKK Keluarga Berencana
TKK
Bidang Agama, Mental, Moral, Spiritual, Pembentukan Pribadi, dan Watak dengan
warna dasar kuning, meliputi:
TKK
Sholat
TKK
Khatib
TKK
Qori
TKK
Muadzin
TKK
Penabung
TKK
Doa
TKK
Gereja
TKK
Pelayanan
TKK
Saksi Kristus
TKK
Terang Alkitab
TKK
Suluh Gereja
TKK
Bhakti
TKK
Dharmapala
TKK
Wicaksana
TKK
Dana Punia
TKK
Bhakti
TKK
Pendididkan KB
dan
lain-lain
TKK
Bidang Keterampilan Teknik Pembangunan dengan warna dasar hijau, meliputi:
TKK
Penjilid Buku
TKK
Juru Potret
TKK
Juru Kulit
TKK
Juru Logam
TKK
Penenun
TKK
Penangkap Ikan
TKK
Juru Kebun
TKK
Peternak Ulat Sutera
TKK
Peternak Lebah
TKK
Peternak Kelinci
TKK
Filateli
TKK
Pengumpul Lencana
TKK
Pengumpul Mata Uang
TKK
Pengumpul Tanaman Kering
TKK
Pengumpul Tanaman Hidup
TKK
Juru Masak
TKK
Pecinta Dirgantara
TKK
Pembuat Pesawat Model
TKK
Pengenal Cuaca
TKK
Komunikasi
TKK
Penjelajah
TKK
Juru Peta
TKK
Juru Navigasi Laut
TKK
Juru Isyarat Bendera
TKK
Pelaut
TKK
Pengembara
TKK
Petani Padi
TKK
Penanam Tanaman Hias
TKK
Petani Cabai
TKK
Juru Bambu
TKK
Juru Anyam
TKK
Juru Kayu
TKK
Juru Batu
TKK
Peternak Itik
TKK
Peternak Ayam
TKK
Peternak Sapi
TKK
Peternak Merpati
TKK
Pengumpul
TKK
Pengumpul Benda
TKK
Pengumpul Hewan
TKK
Juru Semboyan
TKK
Penjahit
TKK
Pengendara Sepeda
TKK
Juru Konstruksi Pesawat Udara
TKK
Juru Mesin Pesawat Udara
TKK
Juru Navigasi Udara
TKK
Juru Evakuasi Mesin
TKK
Pengenal Pesawat Udara
TKK
Juru Isyarat Elektronika
TKK
Juru Isyarat Optika
TKK
Perencana Kapal
TKK
Perahu Motor
TKK
Berkemah
TKK
Petani Bawang
TKK
Petani Tanaman Jalar
TKK
Peternak Belut
TKK
Peternak Lele
TKK
Statistika Keluarga Berencana
TKK
Pengatur Ruangan
TKK
Pengatur Rumah
TKK
Pengatur Meja Makan
TKK
Bidang Sosial, Perikemanusiaan, Gotong Royong, Ketertiban, Masyarakat,
Perdamaian Dunia, dan Lingkungan Hidup dengan warna dasar biru, meliputi:
TKK
Pemadam Kebakaran
TKK
Pengatur Lalu Lintas
TKK
Pengamanan Lingkungan
TKK
Penunjuk Jalan
TKK
Juru Bahasa
TKK
Juru Penerang
TKK
Korespondensi
TKK
Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan
TKK
Penyuluh Padi
TKK
Keadaan Darurat Udara
TKK
Keadaan Darurat Laut
TKK
Pembantu Ibu
TKK
Pengasuh Anak
TKK
Penerima Tamu
TKK
Pendaki Gunung
TKK
Juru Ukur
TKK
Kependudukan
TKK
Pendataan Keluarga Berencana
TKK
Kesejahteraan Keluarga
TKK
Bidang Patriotisme dan Seni Budaya dengan warna dasar merah, meliputi:
TKK
Dirigen
TKK
Penyanyi
TKK
Pelukis
TKK
Juru Gambar
TKK
Pengarang
TKK
Pembaca
TKK Bidang Kesehatan dan
Ketangkasan TKK Bidang Agama, Mental,
Moral, Spiritual, Pembentukan Pribadi, dan Watak TKK Bidang Agama, Mental, Moral, Spiritual, Pembentukan Pribadi,
dan Watak TKK Bidang Agama, Mental,
Moral, Spiritual, Pembentukan Pribadi, dan Watak.
TKK Bidang Keterampilan Teknik
Pembangunan TKK Bidang Keterampilan Teknik
Pembangunan TKK Bidang Keterampilan
Teknik Pembangunan TKK Bidang
Keterampilan Teknik Pembangunan
TKK Bidang Sosial,
Perikemanusiaan, Gotong Royong, Ketertiban, Masyarakat, Perdamaian Dunia, dan
Lingkungan Hidup TKK Bidang Sosial,
Perikemanusiaan, Gotong Royong, Ketertiban, Masyarakat, Perdamaian Dunia, dan
Lingkungan Hidup. TKK
Bidang Patriotisme dan Seni Budaya .
Tingkatan TKK
Tingkatan TKK dalam Gerakan
Pramuka dibagi menjadi tiga. Untuk mencapai tingkatan selanjutnya, seorang
Pramuka harus memenuhi syarat yang ditentukan dalam Syarat Kecakapan Khusus
(SKK). Setiap tingkatan SKK yang lebih tinggi akan berbeda persyaratannya
dengan SKK yang memiliki tingkatan lebih rendah walaupun untuk TKK yang sama.
Dari kiri ke kanan, contoh TKK
Pramuka Penegak: TKK Qori tingkat Purwa, TKK Pengamat tingkat Madya, TKK PPPK
tingkat Utama.
Tiga tingkatan tersebut ialah:
Purwa;
merupakan tingkatan terendah dalam TKK, berbentuk lingkaran.
Madya;
merupakan tingkatan TKK tingkat menengah, berbentuk persegi.
Utama;
merupakan tingkatan tertinggi TKK, berbentuk segi lima.
Yang membedakan TKK antar
golongan peserta didik ialah warna tepian TKK yang berbeda.
Tingkat
Pramuka Siaga berwarna hijau dan hanya memiliki satu bentuk yaitu segitiga
Tingkat
Pramuka Penggalang berwarna merah
Tingkat
Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega berwarna kuning
Beberapa TKK juga menjadi salah
satu persyaratan yang harus dipenuhi seorang peserta didik yang akan
melanjutkan ke tingkatan Pramuka Garuda sebagai tingkatan tertinggi dalam
golongannya.
Tanda Kecakapan
Umum
TKU (Tanda Kecakapan Umum) adalah
bagian dari sistem tanda kecakapan dalam Gerakan Pramuka di samping TKK (Tanda
Kecakapan Khusus).
Tanda Kecakapan Umum diberikan
setelah seorang anggota Gerakan Pramuka menyelesaikan Syarat-syarat Kecakapan
Umum (SKU) dalam tingkatannya masing-masing.
Tanda Kecakapan Umum hanya
berlaku bagi anggota Pramuka Siaga, Pramuka Penggalang, Pramuka Penegak dan
Pramuka Pandega. TKU tidak berlaku bagi seperti Pembina, Andalan dan anggota
dewasa lainnya.
Bentuk,
tingkatan dan pemakaian
Pramuka Siaga
Berbentuk Jajar Genjang miring berwarna
dasar hijau dengan gambar “bunga kelapa” berwarna putih.
TKU
Pramuka Siaga terdiri atas: TKU Siaga mula (satu susun), TKU Siaga bantu (dua
susun) dan TKU Siaga tata (tiga susun).
TKU
Pramuka Siaga dikenakan di lengan baju sebelah kiri.
Pramuka Penggalang
Berbentuk
seperti huruf “V” berwarna dasar merah dengan gambar “bunga kelapa bertangkai
tiga” berwarna putih.
TKU
Pramuka Penggalang terdiri atas: TKU Penggalang Ramu (satu susun), TKU
Penggalang Rakit (dua susun) dan TKU Penggalang Terap (tiga susun).
TKU
Pramuka Penggalang dikenakan di lengan baju sebelah kiri.
Pramuka Penegak
Berbentuk trapesium berwarna
dasar hijau dengan gambar bintang, sepasang tunas kelapa dan tulisan “Bantara”
atau “Laksana” berwarna kuning.
TKU Pramuka Penegak terdiri atas TKU
Penegak Bantara (bertuliskan “BANTARA” di bagian bawah tunas kelapa) dan TKU
Penegak Laksana (bertuliskan “LAKSANA” di bagian bawah tunas kelapa). TKU Pramuka Penegak dikenakan di
masing-masing bahu baju seragam pramuka (pundak).
Pramuka Pandega
Berbentuk trapesium berwarna
dasar hijau dengan gambar bintang, sepasang tunas kelapa dan tulisan “Pandega”
berwarna coklat.
Tingkatannya
hanya satu tingkatan. TKU
Pramuka Pandega dikenakan di masing-masing bahu baju seragam pramuka (pundak).
PENGGALANG
Penggalang adalah sebuah
tingkatan dalam pramuka setelah siaga. Biasanya anggota pramuka tingkat
penggalang berusia dari 10-15 tahun.
Tingkatan
dalam Penggalang
Penggalang
memiliki beberapa tingkatan dalam golongannya, yaitu :
Ramu, Rakit, Terap, Penggalang Garuda
Tingkatan Penggalang juga
memiliki Syarat Kecakapan Umum (SKU) dan Syarat Kecakapan Khusus (SKK) yang
harus dipenuhi untuk mendapatkan kenaikan tingkat atau pendapatkan Tanda
Kecapakan Khusus TKK.
Sistem Kelompok
Satuan Terpisah
Satuan terkecil dalam Penggalang
disebut regu. Setiap regu diketuai oleh seorang Pimpinan Regu (PINRU)yang
bertanggung jawab penuh atas regunya tersebut. Dalam Gugus depan Penggalang
yang dapat berisi lebih dari satu regu putra/putri, terdapat peserta didik yang
bertugas mengkoordinir regu-regu tersebut, peserta didik itu disebut Pratama
(untuk putra) atau Pratami (untuk putri).
Regu dalam penggalang mempunyai
nama-nama untuk mengidentifikasi regu tersebut. Nama Regu Putra diambil dari
nama binatang, misalnya harimau, kobra, elang, kalajengking, dan sebagainya.
Sedangkan nama regu putri diambil dari nama bunga, semisal anggrek, anyelir,
mawar, melati.
Trisatya
Janji Pramuka Penggalang
(Trisatya) berbeda dengan Siaga dan Penegak/Pandega. Berikut isi Trisatya
Penggalang:
TRISATYA Demi kehormatanku, aku
berjanji akan bersungguh sungguh:
Menjalankan
kewajibanku kepada Tuhan Yang Maha Esa, Negara Kesatuan Republik Indonesia dan
Mengamalkan Pancasila
Menolong
sesama hidup dan mempersiapkan diri membangun masyarakat
Menepati
Dasa Dharma
Dasa Dharma
adalah
sepuluh janji seorang pramuka
DASA DHARMA
Taqwa
kepada tuhan yang maha esa
Cinta
alam dan kasih sayang kepada manusia
Patriot
yang sopan dan kesatria
Patuh
dan suka bermusyawarah
Rela
menolong dan tabah
Rajin,terampil,dan
gembira
Hemat
cermat dan bersahaja
Disiplin,berani
dan setia
Bertanggung
jawab dan dapat dipercaya
Suci
dalam pikiran perkataan dan perbuatan
WARNA DAN ARTI
KIASAN TKU
a. Kelopak bunga kelapa yang mulai
merekah, menggambarkan pertumbuhan tanaman, mengibaratkan Pramuka Siaga yang
sedang tumbuh menjadi tunas calon bangsa.
b. kelopak bunga diletakkan miring,
menggambarkan bunga kelapa yang selalu memperlihatkan sudut miring terhadap
batang pohonnya, mengibaratkan keterikatan Pramuka Siaga dengan keluarga dan
orang tuanya.
c. Mayang terurai bertangkai tiga
buah, menggambarkan bunga yang sudah mulai berkembang, indah dan menarik,
mengibaratkan Pramuka Penggalang yang riang, lincah dan bersikap menarik,
sebagai calon tunas bangsa yang sedang berkembang, menggladi dirinya dengan
jiwa Pramuka yang berlandaskan pada Trisatya.
d. Mayang terurai yang mekar ke
samping, mengibaratkan makin terbukanya pandangan Pramuka Penggalang, dan
menerima pengaruh yang baik dari lingkungan sekitarnya.
e. Bintang bersudut lima
mengibaratkan Ketuhanan Yang Mahaesa dan Pancasila.
f. Dua buah tunas kelapa yang
berpasangan mengibaratkan keselarasan dan kesatuan gerak Pramuka Penegak dan
Pandega, putera dan puteri, yang sedang membina dirinya sebagai mahluk pribadi,
mahluk sosial dan mahluk Tuhan, menuju cita-cita bangsa yang tinggi, setinggi
bintang di langit, untuk kemudian mengabdikan dirinya ke dalam dank e luar
organisasi Gerakan Pramuka.
g. Tanda Penegak Bantara, Penegak
Laksana dan Pandega diletakkan di atas pundak kiri dan kanan, mengibaratkan
pemberian tanggung jawab yang tidak ringan yang dipikulnya sebagai anggota
Gerakan Pramuka dan kader pembangunan bangsa dan negara.
Arti
warna:
1. warna hijau melambangkan
kesegaran hidup sesuatu yang sedang tumbuh.
2. warna merah melambangkan
kemeriahan hidup sesuatu yang sedang berkembang.
3. warna kuning dan kuning emas
melambangkan kecerahan hidup yang menuju ke keagungan dan keluhuran budi.
4. warna coklat melambangkan
kematangan jasmani dan rohani, kedewasaan dan keteguhan.
POKOK POKOK
PENJELASAN DAN PENJABARAN DASA DARMA
Pokok-pokok Pengertian
1.
Dasadarma
adalah ketentuan moral. Karena itu, Dasadarma memuat pokok-pokok moral yang
harus ditanamkan kepada anggota Pramuka agar mereka dapat berkembang menjadi
manusia berwatak, warga Negara Republik Indonesia yang setia, dan sekaligus
mampu menghargai dan mencintai sesama manusia dan alam ciptaan Tuhan Yang Mahaesa.
2.
Republlik
Indonesia adalah Negara hukum yang berdasarkan falsafah Pancasila, Karena itu,
rumusan Dasadarma Pramuka berisi penjabaran dari Pancasila dalam kehidupannya
sehari-hari.
3.
Dasadarma
yang berarti sepuluh tuntunan tingkah laku adalah sarana untuk melaksanakan
satya (janji, ikar, ungkapan kata haaati). Dengan demikian, maka Dasadarma
Pramuka pertama-tama adalah ketentuan pengamalan dari Trisatya dan kemudian
dilengkapi dengan nilai-nilai luhur yang bermanfaat dalam tata kehidupan.
Penjelasan
masing-masing Darma
1.
Darma pertama: Takwa kepada Tuhan Yang Mahaesa
I.
Pendahuluan
Apa yang tercantum di dalam
Trisatya tentang menjalankan kewajiban terhadap Tuhan dan yang terdapat dalam
Dasadarma pertama sudah harus sedikit dibedakan bahwa:
Di dalam Trisatya, ungkapan itu
merupakan janji (ikrar) seseorang yang diresapkan dalam hati atau dirinya, sedangkan yang ada di dalam Dasadarma
pertama adalah perwujudannya secara kongret dalam tingkah laku ataupun
sikapnya, Atau dengan
kaata lain yang ada di dalam Trisatya itu merupakan sesuatu yang ada di dalam
batin dan yang terdapat di dalam darma adalah yang tampak lahiriah. Oleh karena
itu yang terdapat di dalam Dasadarma bukanlah suatu pengulangan, tetapi penekan
II.
Pengertian
Ø Takwa
1.
Pengertian
takwa adalah bermacam-macam, antara lain: bertahan, luhur, berbakti,
mengerjakan yang utama dan meninggalakan yang tercela, hati-hati, terpelihara,
dan lain-lain. 2.
2.
Pada
hakekatnya takwa adalah usaha dan kegiatan seseorang yang sangat utama dalam
perkembangan hidupnya. Bagi bangsa Indonesia yang berketuhanan Yang Mahaesa,
yang menjadi tujuan hidupnya adalah keselamatan, perdamaian, persatuan dan
kesatuan baik didunia maupun dikhirat, Tujuan hidup ini hanya dapat dicapai
semata-mata dengan takwa kepada Tuhan Ynag Mahaesa, yaitu:
3.
Bertahan terhadap godaan-godaan hidup, berkubu
dan berperisal untuk memelihara diri dari dorongan hawa nafsu. Taat
melaksanakan ajaran-ajaran Tuhan, mengerjakan yang baik dan berguna serta menjauhi
segala yang buruk dan yang tidak berguna bagi dirinya maupun bagi masyarakat
serta seluruh umat manusia.
4.
Mengembalikan,
menyerahkan kepada Tuhan segala darma bakti dan amal usahanya untuk mendapatkan
penilaian; sebagaimana Tuhan menghendaki sikap ini merupakan sikap seseorang
kepada pribadi lain yang dianggap mengatasi dirinya, bahkan mengatasi
segala-galanya, sehingga seseorang menyatakan hormat dan baktinya, serta
memuji, meluhurkan dan lain-lain terhadap pribadi lain yang dianggap Maha agung itu,
Ø
Tuhan
Di sini kita dapat mencoba
memahami pengertian kita tentang Tuhan baaik berpangkal dari kemanusiaan yang
antara lain dianugerahi akal budi, maupun dari wahyu Tuhan sendiri yang
terdapat dalam kitab suci yang diturunkan kepada kita melalui para Nabi/ Rosul.
Dari segi kemanusiaan (akal
budi), Tuhan adalah zat yang ada secara mutlak yang ada dengan. Zat yang
menjadi sumber atau sebab adanya segala sesuatu di dalam alam semesta (couse
prima atau sebab pertama).
Karena itu, Dia tidak dapat
disamakan atau dibandingkan dengan apa saja yang ada. Dia mengatasi, melewati,
dan menembus segala-galanya.
Dari wahyu Tuhan sendiri yang dianugerahkan
kepada kita melalui firman atau sabdaNya di dalam Kitab suci, kita dapat
mengetahui bahwa Dia adalah pencipta Yang Maha Kuasa, Maha Murah, lagi Maha
Penyayang Tuhan menjadikan alam semesta termasuk manusia tanpa mengambil suatu
bahan atau menggunakan alat. Hanya kaarena afirman-Nya, alam semesta ini
menjadi ada. Yang semula tidak ada menjadi ada, dari tingkat yang paling rendah
sampai tingkat yang paling tinggi dan luhur. Dari yang tiada bernyawa kepada
yang bernyawa dan berjiwa, Dari hasil karya Tuhan itu, kita dapat mengenal
segala macam sifat Tuhan yang melebihi dan mengatasi apa yang terdapat di dalam
alam semesta ini, terutama dari wahyu Tuhan sendiri. Kita juga dapat memahami
kegaiban Tuhan. Oleh karena itu, kita tidak dapat membandingkan zat kodrat
sifat Ilahi dengan yang ada dalam ala mini. Hal ini juga termasuk dengan sifat
Tuhan Yang Mahaesa. Namun sebagai insane manusia, kita akan berusaha memahami
apa arti esa pada Tuhan itu.
Ø Esa= satu/tunggal.
Maksudnya bukanlah “satu” yang
dapat dihitung. Satu yang dapat dihitung adalah satu yang dapat dibagi atau
disbanding-bandingkan. Maka, satu atau esa pada Tuhan adalah mutlak.
Satu/tunggal yang tidak dapat dibagi-bagi dan dibandingkan.
“Tiada
Tuhan selain Allah”.
III.
Berbicara
tentang pengertian taakwa kepada Tuhan Yang Mahaesa tidak dapat dipisahkan
daari pengertian moral, budi pekerti, dan akhlak.
Moral, budi pekerti atau akhlak
adalah sikap yang digerakan oleh jiwa yang menimbulkan tindakan dan perbuatan
manusia terhadap Tuhan, terhadap sesamamanusia, sesame makhluk, dan terhadap
diri sendir. Akhlak terhadap Tuhan Yang Mahaesa meliputi cinta, takut, harap,
syukur, taubat, ikhlas terhadap Tuhan, mencintai atau membenci kare Tuhan.
Akhlak terhadap Tuhan Yang Mahaesa mengandung unsure-unsur takwa, berimankepada
Tuhan Yang Mahaesa, dan berbudi pekerti yang luhur.
Akhlak
terhadap sesame manusia atau terhadap masyarakat mencakup berbakti kepada orang
tua, hubungan baik antara sesame, malu, jujur, ramah, tolong menolong, harga
menghargai, memberi maaf, memelihara kekeluargaan, dan lain-lainnya.
Akhalakterhadap sesame manusia mengandung unsur hubungan kemanusia mengandung
unsure hubungan kemanusiaan yang baik akhlak terhadap sesama akhluk Tuhan yang
hidup ataupun benda mati mencakup belas kasih, suka memelihara, beradab, dan
sebagainya,
Akhlak
terhadap sesame makhluk Tuhan mengandung unsure peri kemanusiaan.
Akhlak
terhadap diri sendiri meliputi: memelihara harga diri, berani membela hak,
rajin tanggungjawab, menjauhkan diri dari takabur, sifat-sifat bermuka dua
sifat pengecut, dengki, loba, tamak, lekas putus asa, dan sebagainya.
Akhlak
terhadap diri sendiri mengandung unsure budi pekerti yang luhur, berani mawas
diri, dan mampu menyesuaikan diri.
IV.
Pelaksanaan
Sesuai
dengan tujuan Gerakan Pramuka yang mengarahkan anak didik menjadi manusia yang
berkepribadian dan berwatak luhur, dan juga karena falsafah hidup bangsa
Indonesia berdasarkan Pancasila, maka sudah seharusnyalah iman kepada Tuhan dari masing-masing
anak didik itu diperdalama dan diperkuat.iman anak didik kepada Tuhan itu
bellum cukup kalau hanya kita berikan pengajaran lisan/tertullis tanpa ada
perwujudan kongkret dalam tingkah lakkku kehidupan anak didik.
Maka, apa yang diimani dari agama
dan kepercayaan tentang Tuhan haruslah dijabarkan dalam sikap hidupnya yang
nyata dan dapat dirasakan oleh llingkungannya, karena itu akan terdapat
kepicangan apabila Gerakan Pramuka hanya dapat mengemukakan ajaran tentang
takwa kepada Tuhan Yang Mahaesa ini, tetapi kurang memberikan bimbingan dan
kesempatan kepada peserta didik untuk melaksanakan darmanya yang pertama ini.
Untuk mewujudkan cita-cita Gerakan Pramuka, dalam hal ini banyak caran dan
metode yang dapat dilaksanakan, sesuai dengan tingkat umur dan kemampuan anak
didik dan kepercayaan masing-masing.
Cara atau metode dapaat
berlainan, tetapi tujuannya kiranya hanya satu, ialah terciptanya manusia
Indonesia yang utuh dan sempurna (Pancasilais).
Segala macam ketentuan
moral/kebaikan yang tersimpan dalamajaran agama (seperti tertera dalam
darma-darma yang berikut)seharusnyalah dikembangkan dalam sikap hidup anak
didik. Darma-darma itu merupakan bentuk-bentuk perwujudan kongret dari takwanya
kepada Tuhan di samping doa, sembahyang, dan bentuk peribadatan lain.
Sebagai
Contoh.
Sikap cinta dan kasih sayang, setia, patuh, adil, jujur,
suci,dan lain-lain adalah merupakan pengejawantahan dan perwujudan dari
ketakwaan seseorang kepada Tuhan. Sulit untuk mengatakan bahwa sebenarnya tidak
jujur orang mengarahkan dia itu takwa kepada Tuhan, tetapi dalamhidupnya dia
bertindak dan bersikap membenci, curang, tidak adil, dan sebagainya terhadap
sesamanya.
Maka
dari itu, dalam prakteknya, mengembangan ketakwaan kepada Tuhan dapat
dilaksanakan dalam segala kegiatan kepramukaan mulai dari bermain dampai kepada
bekerja sama dan hidup bersama.
Dalam kegiatan permainan, kita
sudah dapat menamkan sifat-sifat jujur, patuh, setia dan tabah. Kalau anak sudah dibiasakan
bermaian seperti itu, maka dia akan berkembang menjadi pribadi yang baik,
berwatak luhur dan berkepribadian. Akhirnya,
akan berguna bagi sesame manusia, masyarakat, bangsa dan negaranya. Semua ini
tiada lain didasarkan pada takwanya kepada Tuhan.
Menuntun
anak untuk melaksanakan ibadah,
Menyelenggarakan
peringatan-peringatan hari besar agama.
Menghormati
orang beragama lain.
Menyelenggarakan
cermah keagamaan.
Menghormati
orang tua.
2.
Darma
kedua: Cinta alam dan kasih sayang sesama manusia
a.
Pengertian
Tuhan
Yang Mahaesa telah menciptakan seluruh alam semesta yang terdiri dari manusia,
binatang, tumbuhan-tumbuhan, dan benda-benda alam.
Bumi, alam, hewan, dan
tumbuh-tumbuhan tersebut diciptakan Allah bagi kesejahteraan manusia.Karena
itu, sudah selayaknya pemberian Allah ini dikelola, dimanfaatkan, dan dibangun.
Sebagai makhluk Tuhan yang
lengkap dengan akal budi, rasa, karsa dan karya, serta dengan kelima inderia
manusia patut mengetahui makna seluruh ciptaana-NYa.
Wajar dan pantaslah Pramuka,
secara alamiah, melimpahkan cinta kepada alam sekitarnya (benda alam, satwa,
dan tumbuh-tumbuhan), kasih sayang kepada sesama manusia dan sesama hidup serta
menjaga kelestariannya.
Kelestarian benda alam, satwa,
dan tumbuh-tumbuhan perlu dijaga dan dipelihara kaarena hutan tanah, pantai,
fauna, dan flora serta laut merupakan sumber alam yang perlu dikembangan untuk
menunjang kehidupan generasi kini dan dipelihara kelestariannya untuk kehidupan
generasi mendatang.
Di samping itu, sebagai Negara
kepulauan pemanfaatan wilayah pesisir dan lautan yang sekaligus memelihara
kelestarian sumber ala mini dengan menanggulangi pencemaran laut, perawatan
hutan, hutan bakau dan hutan payau, serta pengembangan budi daya laut menduduki
tempat yang penting pula.
Yang
dimaksud dengan cinta dan kasih saying apabila manusia dapat ikut merasakan
suka dan derita alam sekitarnya khususnya manusia. Kelompok-kelompok manusia
ini merupakan bangsa-bangsa dari Negara yang terdapat di dunia ini. Bila kita
ingindan mau mengerti dan bergaul dengan bangsa lain maka rasa kasih sayanglah
yang dapat mendekatkan kita dengan siapa pun. Dengan demikian, akan terciptalah
perdamaian dan persahabatan antar manusia maupun antar bangsa.
Khususnya sebagai seorang Pramuka
menganggap Pramuka lainnya baik dan Indonesia maupun dari bangsa lain sebagai
saudaranya kaarena masing-masing mempunyai satya dan darma sebagai ketntuan
moral. Pramuka Indonesia yang bertujuan menjadi manusia yang berkepribadian dan
berwatak luhur sudah sepantasnyalah jika ia berusaha meninggalkan watak yang
dapat menjauhkan ia dengan ciptaan Tuhan lainnya dengan memiliki sifat-sifat
yang penuh rasa cinta dan kasih sayang.
Darma
ini adalah tuntunan untuk mengamalkan sila kedua dari Pancasila
b.
Pelaksanaan dalam hidup sehari-hari.
Membawa
peserta didik kea lam bebas kebun raya agar mengetahui dan mengenal berbagai
jenis tumbuhn-tumbuhan, Anjurkanlah kepada meereka memelihara tenaman di rumah
masing-masing. Hal ini dapat dijadikan persyaratan untuk mencapai tanda
kecakapan khusus.
Begitu
pula halnya sikap kita terhadap binatang, perkenalakan peserta didik dengan
sifat masing-masing jenis binatang untuk mengetahui manfaatnya. Anjurkan juga
memelihara dengan baik binatang yang mereka miliki.
Ø Kasih sayang sesama manusia tidak
lepas dari perwujudan kerendahan diri manusia sebagai makhluk terhadap
keagungan pencipta-Nya. Ketakwaan kita kepada Tuhan Yang Mahaesa wajib dihayati
sepanjang hidup. Di samping itu, perlu membangun watak utama antara lain, tidak
mementingkan diri pribadi, menghargai orang lain meskipun tidak sebangsa dan
seagama. Demikian pula, bersaudara dengan Pramuka sedunia.
Ø Siapa pun yang kita kenal dan
kita dekaaaaati lambaat-laun akan timbul rasa cinta alam dan kasih saying
sesama manusia. Rasa inilah yang dapat menggugah rasa dekat dengan Alkhalik,
karena tidak terhalang oleh rasa benci, marah dan sifat-sifat yang tidak
terpuji, dengan demikian, kita menyadari keagungan Tuhan Yang Mahaesa.
3.
Darma Ketiga : Patriot yang sopan dan ksatria
a. Pengertian
§ Patriot berarti putra tanah air,
sebagai seorang warga Negara Reoublik Indonesia, seorang Pramuka adalah putra
yang baik, berbakti, setia dan siap siaga membela tanah airnya.
§ adalah tingkah laku yang halus
dan menghormati orang lain. Orang yang sopan bersikap ramah tamah dan
bersahabat bukan pembenci dan selalu disukai orang lai
§ Ksatria adalah orang yang gagah
berani dan jujur. Ksatria juga mengandung arti kepahlawanan, sifat gagah berani
dan jujur. Jadi, kata ksatria mengandung makna keberanian, kejujuran, dan
kepahlawanan.
§
Seorang
Pramuka yang mematuhi darma ini, bersma-sama dengan warga Negara yang lain
mempunyai satu kata hati dan satu sikap mempertahankan tanah airnya, menjunjung
tinggi martabat bangsanya.
§
Darma
ini adalah
tuntunan untuk mengamalkan Pancasila ketiga.
b.
Pelaksanaan dalam Hidup Sehari-hari
§
Membiasakan
dan mendorong anggota Pramuka untuk:
§
menghormati
dan memahami serta menghayati lambing Negara, bendera sang Merah Putih dan lagu
kebangsaan Indonesia Raya.
§
mengenal
nilai-nilai luhur bangsa Indonesia sepeerti kekeluaargaan, gotong-royong, ramah tamah, religious, dan
lain-lain.
§
Mencintai
bahasa, seni budaya, dan sejarah Indonesia.
§
Mengerti,
menghayaati, mengamalkan dan mengamankan Pancasila.
§
Mengenal
adapt-istiadat suku-suku bangsa di Indonesia.
§
Mengutamakan
kepentingan umum dari pada kepentingan diri pribadi. Selalu membantu dan
membela yang lemah dan yang benar.
§
Membiasakan
diri berani mengakui kesalah dan membenaarkan yang benar.
§
Menghormati
orng tua, guru dan pemimpin.
4.
Darma keempaat: Patuh dan suka bermusyawarah.
1.
Pengertian
Patuh berarti setia dan bersedia
melakukan sesuaaatu yang sudah disepakati dan ditentukan. Musyawarah adalah laku utama
seorang democrat yang menghormati pendapat orang lain. Orang yang suka
bermusyawarah terhindar dari sikap yang otoriter dan semau sendiri. Dalam
setiap gerak dan tindakan yang menyangkut orang lain, seorang lain baik dengan
orang-orang yang terikat dalam pekerjaan atau dalam bentuk-bentuk organisasi. Darma adalah tuntunan untuk
mengamalkan Pancasila keempat.
2.
Pelaksanaan dalam Hidup Sehari-hari
Membiasakan diri untuk menepati
janji, mematuhi peraturan yang ditetapkan di gugusdepan dan mematuhui
peraaaaturan di RT/RK, kampung dan desa, sekolah dan peratur perundang-undangan
yang berlaku. Misalnya,
setia mengikuti latihan membayar iuran, menaati peraturan lalu llintas dan
lain-lain. Belajar
mendengar pendapat orang, menghargai gagasan orang lain. Membiasakan untuk merumuskan
kesepakatan dengan memperhaaatikan kepentingan orang banyak, Membiasakan diri untuk
bermusyawarah sebelum melaksanakan suatu kegiatan (misalnya akan berkemah,
widyawisata dan lain-lain.
5. Darma kelima: Rela menolong
dan tabah
a.
Pengertian
1. Rela atau ikhlas adalah perbuatan
yang dilakukan tanpa memperhitungkan untung dan rugi (tanpa pamrih). Rela
menolong berarti melakukan perbuatan baik untuk kepentingan orang lain yang
kurang mampu. Dengan maksud, agar orang yang ditolong itu dapat menyelesaikan
maksudnya atau kemudian mampu merampungkan masalah seta tantangan yang
dihadapi.
2. Tabah atau ulet adalah suatu sikap jiwa tahan
uji. Meskipun seseorang mengetahui bahwa menjalankan tugasnya akan menghadapi
kesulitan, tetapi ia tidak mundur dan tidak ragu.
3. Darma ini adalah tuntunan untuk mengamalkan
Pancasila sila kelima.
b.
Pelaksanaan dalam Hidup sehari-hari
1. Membiasakan diri cepat menolong
kecelakaan tanpa diminta
2. Membantu menyeberang jalan untuk
orang tua, wanita.
3. Memberi tempat di tempat umum
kepada orang tua dan wanita.
4. Membiasakan secara bertahap untuk
mengatasi masalah-masalah dalam kehidupan sehari-hari di rumah, dan
dimasyarakat..
6.
Darma keenam : Rajin, terampil, dan gembira
a.
Pengertian
1.
Rajin
Manusia dibedakan dengan makhluk
hidup yang lain kaarena ia diciptakan mempunyai akal budi. Dengan demikian
harus mengmbangkan diri dengan membaca, menulis, dan belajar, Dengan perkataan
lain, ia menjalani proses kodrati dalam mendidik diri. Lebih-lebih lagi, perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi telah melejit demikian cepat, maka menjadi
kewajiban kita semua untuk mendorong anak didik (juga orang dewasa) untuk
selalu rajin belajar, selalu berusaha dengan tekun, senantiasa tetap
mengembangkan dirinya, dan selalu tertib melaksanakan tugas.
2.
Terampil
Setiap manusia haarus beeerupaya
untuk dapat berdiri di atas kaki sendiri. Untuk hal itu, yang menjadi syarat
utama adalah keahlian dan keterampilan serta dapat mengerjakan suatu tugas
dengan cepat dan tepat dengan hasil yang baik.
3.
Gembira
Manusia itu hidup dan menghidupi
dengan mencari jalan bagaimana hidup yang baik. Untuk itu ia harus bekerja
mencari nafkah, dan bersama-sama dengan orang lain ia bekerja sama. Banyak kesulitan, rintangan, dan
hambatan yang dihadapi. Dan tantangan ini akan diatasi dengan dorongan motivasi
yang kuat. Suatu upaya untuk mendapat motivasi ini adalah manusia harus dapat
berfikir cerah, berjiwa tenang, dan seimbang. Hal ini dapat dicapai bila manusia selalu mencari
hal-hal yang positip dan optimistis.
Sikap positip, optimis ini
diperoleh dengan laku yang riang sehingga menimbulkan suasana gembira.
Kegembiraan adalah perasaan senang dan bangga yang menimbulkan kegiatan dan
bahkan rasa keberanian.
4.
Rajin, terampil, dan gembira perlu selalu diterapkan dalam setiap usaha dan
kegiatan.
b.
Pelaksanaan dalam Hidup Sehari-haari
Rajin
v Biasakan membaca buku yang baik.
v Biasakan untuk membuaat karya
tulis.
v Selenggarakan diskusi-diskusi
untuk belajar; mengolah pikiran, mengemukakan pendapat.
v Tentukan jadwal harian yang tetap
untuk belajar.Belajar selama dua jam sehari adalah layak.
v Atur kegiatan dengan menyesuaikan
dengan kegiatan di sekolah, di rumah dan Gerakan Pramuka.
v Membiasakan untuk menyusun jadwal
kegiatan sehari-hari.
Bekerja
Jelaskan
bahwa dibalik kesulitan, kegagalan, dan kekecewaan selalu terdapat hal-hal yang
baik dan berguna.
Biasakan
bekerja menurut manfaat dan disesuaikan dengan kemampuan.
Jangan
terlula cepat menegur, mengkertik atau menyalahkan orang lain.
Hargai
dan atonjolkan suatu prestasi kerja.
Berikan
beban dan tugas yang terus berkembang.
Berusaha
untuk bekerja dengan rencana.
Bergembiralah
dalam tiap usaha.
Selesaikan
setiap tugas pekerja, jangan tunda sampai esok hari.
Terampil
Pilihlah
suatu jenis kemahiran dan keahlian yang sesuai dengan bakat.
Latih
terus-menerus.
Jangan
cepat puas setelah selesai mengerjakan sesuatu.
Mintalah
tuntunan dari orang yang lebih berpengalaman.
Jangan
menolak tugas pekeerjaan apa pun yang diberikan pada Saudara. Laksanakan tugas dengan
sebaik-baiknya sesuai dengan kemampuan yang ada.
7. Darma ketujuh: Hermat, cermat, dan
bersahaja
I.
Pengertian
Hemat
Hemat
bukan berarti
“kikir” tetapi lebih terarah kepada dapatnya seorang Pramuka melakukan dan
mengunakan suatu secara tepat menurut kegunaannya.
Secara
rohaniah, dapat berarti suatu usaha memerangi hawa nafsu manusia dari keinginan
berlebihan yang merugikan diri sendiri dan orang lain; (uang, mendisiplinkan
diri sendiri).
Menghemat bukan berarti a social
tapi untuk lebih memungkinkan dalam memberi kemungkinan usaha social ke pihak
lain, (luang, tenaga, waktu dan sebagainya) yang lebih menguntungkan.
Secara material, dapat berarti
memanfaaatkan sesua(materi) menurut keperluan sehingga usaha tidak berguna
dapat dibendung sehingga dapat berguna bagi dia sendiri dan ornag lain.
Cermat
Cermat lebih berarti “ teliti”
sikap lakku seorang Pramuka harus senantiasa teliti baik terhadap dirinya
sendiri (introspeksi) maupun yang datangnya dari laur dirinya sehingga ia
senantiasa waspada.
Hal ini dapat dilakukan melalui
proses berfikir, mengitung, dan mempertimbangkan segala sesuatu, untuk berbuat.
Seorang Pramuka harus cerdas, terampil agar ia senantiasa terhindar dari
kekeliruan dan kesalahan, Ia
harus berusaha untuk berbuat sesuatu dengan terencana dan yang bermanfaat.
Bersahaja
Hal ini lebih berarti, sederhana
kesederhanaan yang wajar dan tidak berlebih-lebihan sehingga dapat memberi
kemungkinan penggambaran jiwa untuk (penampilan diri) dan menimbulkan kemampuan
untuk hidup dengan apa yang didapat secaara halal tanpa merugikan diri sendiri
dan ornag lain. Ia harus dapat menyerasikan antara keinginkan dan kemampuan,
Bersahaja juga dapat berarti keberanian untuk menyatakan sesuatu yang
sebenarnya.
b.
Pelaksanaan dalam Hidup Sehari-hari
.
8.
Darma kedelapan: Disiplin, berani dan Setia
Pengertian
Disiplin
dalam pengertian yang luas berarti patuh dan mengikuti pemimpin dan atau
ketentuan dan peraturan.
Dalam
pengertian yang lebih khusus, disiplin berti mengekang dan mengendalikan diri.
Berani
adalah suatu sikap mental untuk bersedia menghadapi dan mengatasi suatu masalah
dan tantangan.
Setia
berarti tetap pada suatu pendirian dan ketentuan.
Dengan
demikian, maka berdisiplin tidak secara membabi buta melaksanakan perintah,
ketnetuan dan peraturan, sebagai manusia ciptaan Tuhan, seseorang harus berani
berbuaaaat berdasarkan pertimbangan dan nilai yang lebih tinggi.
b.
Pelaksanaan dalam Hidup Sehari-hari
ü Berusaha untuk mengendalikan dan
mengaaaatur diri (self disiplin).
ü Mentaati peraaturan.
ü Menjalani ajaran dari ibadah
agama,
ü Belajaaar untuk menilai
kenyataan, bukti dan kebenaran suatu keterangan (informasi).
ü Patuh dengan pertimbangan dan
keyakinan.
ü Darma kesembilan:
Bertanggungjawab dan dapat dipercaya
a.
Pengertian dan Pelaksanaan dalan Hidup sehari-hari.
Yang dimaksud
dengan bertanggungjawab ialah:
Pramuka itu bertanggung jawab atas segala sesuatu yang
diperbuat baik atas perinnntah maupun tidak, terutama secara pribadi
bertanggungjawab terhadap Negara, bangsa, masyarakat dan keluarga misalnya :
1.
Segala sesuatu yng diperintahkan kepadanya, harus dilakukan dengan penuh rasa
tanggungjawab.
2.
Segala sesuatu yang dilakukan atas kehendak sendiri dilakukan dengan penuh rasa
tanggungjawab.
3.
Pramuka harus berani bertanggungjawab atas suatu tindakan yang diambil, di luar
perintah yang diberikan kepadanya karena perintah tersebut tidak dapat atau
sulit dilaksanakannya,
4.
Seorang Pramuka tidak akan mengelakkan suaatu tanggungjawab dengan suatu alasan
yang dicari-cari,
Tujuannya
adalah mendidik dan memasukkan suaaatu tanggungjawab yang besar kepadanya.
2.
Yang dimaksud dengan dapat dipercaya ialah: Pramuka itu dapat dipercaya, baik
perkataannya maupun perbuatannya.
Misalnya:
1. Dapat dipercaya itu berarti juga
jujur, yaitu jujur terhadap diri sendiri, terhadap anak didik dan terhadap
orang lai n terutama yang menyangkut uang, materi dan lain-lain.
2. Pramuka dapat dipercaya atas
kata-katannya, perbuatannya dan lain sebagainya, apa yang dikatakannya tidaklah
suaaatu karangan yang dibuat-buat.
3. Apabila ia ditugaskan untuk
melaksanakan sesuatu, maka ia dapat dipercaya bahwa ia pasti akan
melaksanakannya dengan sebaik-baiknya.
4. Dalam kehidupan sehari-hari
dimana dan kapan pun juga Pramuka dapat dipercaya bahwa ia tidak akan berbuat
sesuatu yang tidak baik, meskipun tidak ada orang yang tahu atau yang
mengawasinya.
5. Selalu menepati waktu yang sudah
ditentukan,
Tujuan adalah mendidik Pramuka
menjadi oarnag yang jujur dan yang dapat dipercaya akan segalati ngkah lakunya.
10.
Darma kesepuluh : Suci dalam pikiran Perkataan dan perbuatan
a.
Pengertian
1. Seorang Pramuka dikatakan matang
jiwanya, bila Pramuka itu dalam setiap tingkah lakunya sudah mengambarkan laku
yang suci dalam pikiran, perkataan dan perbuatan.
2. Suci dalam pikiran berate bahwa
Pramuka tersebut selalu melihat dan memikirkan sesuatu itu pada segi baiknya
atau ada hikmahnya dan tidak terlintas sama sekali pemikiran ke arah yang tidak
baik.
3. Suci dalam perkataan setiap apa
yang telah dikatakan itu benar, jujur seerta dapat dipercaya dengan tidak
menyinggung perasaan oeng lain.
4. Suci dalam peerbuatan sebagai
akibat dari pikiran dan perkataan yang suci, maka Pramuka itu harus sanggup dan
mampu berbuat yang baik dan benar untuk kepentingan Negara, bangsa, agama dan
keluarga.
5. Dengan selalu melakukan pikiran,
perkataan dan perbuatan yang suci akan menimbulkan pengertian dan kesadaran
menurut siratan jiwa Pramuka sehingga Pramuka itu memukan dirinya sesuai dengan
tujuan Gerakan Pramuka Antaranya: “…. Menjadi manusia yang berkepribadian dan
berwatak luhur, tinggi metal-moral budi pekerati dan kuat keyakinan
beragamanya…”
b.
Pelaksanaan dalam Hidup Sehari-hari
1. Seorang Pramuka selalu
menyumbangkan pikirannya yang baik, tidak berprasangka, dan tidak boleh
mempunyai sikap-sikap yang teercela dan selalu menghargai pemikiran-pemikiran
orang lain. Sehingga timbul salaing haarga menghargai sesame manusia dalam
kehidupannya sehari-hari.
2. Seorang Pramuka akan selalu
berhati-hati dan berusaha sekuat tenaga untuk mengendalikan diri aterhadap
ucapannya, dan menjauhkan diri dari perkataan-perkataan yang tidak pantas dan
menimbulkan ketidak percaayaan orang lain.
3. Seorang Pramuka akan menjadi
contoh pribadi dalam segala tingkah lakunya dan menjauhkan diri dari perbuatan-perbuatan
yang jelek yang terdapat dalam kehidupan masyarakat.
4. Setiap Pramuka mempunyai pegangan
hidup yaitu agama, jelas di sini bahwa Pramuka itu beragama bukan hanya dalam
pikiran dan perkataan belaka, tetapi keberagamaan Pramuka tercermin pula dalam
perbuatan yang nyata.
5. Usaha agar Pramuka itu satu dalam
kata dan perbuatannya.
Kegiatan Pramuka
Penggalang
Kegiatan
dalam tingkatan penggalang antara lain:
Jambore
Lomba Tingkat, adalah pertemuan
regu-regu Pramuka Penggalang dalam bentuk lomba kegiatan kepramukaan. Lomba
tingkat dilaksanakan secara berjenjang dimulai dari tingkat gugusdepan (LT-I),
ranting (LT-II), cabang (LT-III), daerah (LT-IV), nasional (LT-V).
Gladian Pimpinan Regu
(Dianpinru), adalah pertemuan Pramuka Penggalang bagi Pemimpin Regu Utama
(Pratama), Pemimpin Regu (Pinru) dan Wakil Pemimpin Regu (Wapinru) Penggalang,
yang bertujuan memberikan pengetahuan dan pengalaman di bidang manajerial dan
kepemimpinan. Dianpinru diselenggarakan oleh gugusdepan, kwartir ranting atau
kwartir cabang. Kwartir Daerah dan Kwartir Nasional dapat menyelenggarakan
Dianpinru apabila dipandang perlu.
Penjelajahan (Wide Game), adalah
pertemuan Pramuka Penggalang dalam bentuk mencari jejak (orienteenering) dengan
menggunakan tanda-tanda jejak, membuat peta, mencatat berbagai situasi dan
dibagi dalam pos-pos. Setiap pos berisi kegiatan keterampilan kepramukaan
seperti morse/semaphore, sandi, tali temali dan sejenisnya.
Dalam membuat peta, pramuka
penggalang memiliki teknik tersendiri seperti peta pita. Peta pita dibuat oleh
dua atau tiga orang yang biasanya mencatat posisi atau titik dari kompas bidik,
kemudian orang yang lain akan mencatat kondisi sekitar dalam sebuah meja jalan.
Meja lanan sendiri berbentuk papan seukuran kertas folio yang kemudian ditempel
kertas yang digulung panjang
Latihan Bersama, adalah pertemuan
Pramuka Penggalang dari dua atau lebih gugusdepan yang berada dalam datu
kwartir ranting atau kwartir cabang mapun kwartir daerah dengan tujuan untuk
saling tukar menukar pengalaman. Latihan gabungan ini dapat dilaksanakan dalam
bentuk lomba, seperti baris-berbaris, PPPK, senam pramuka dan sejenisnya.
Perkemahan, adalah pertemuan
Pramuka Penggalang yang dilaksanakan secara reguler, untuk mengevaluasi hasil
latihan di gugusdepan. Perkemahan diselenggarakan dalam bentuk Persami
(Perkemahan Sabtu Minggu), Perjusami (Perkemahan Jum”at Sabtu Minggu),
perkemahan liburan dan sejenisnya.
Gelar (Demonstrasi) Kegiatan
Penggalang, adalah pertemuan Pramuka Penggalang dalam bentuk keterampilan di
hadapan masyarakat umum, seperti baris-berbaris, PPPK, gerak dan lagu, membuat
konstruksi sederhana dari tongkat/bambu dan tali (pioneering), dan sejenisnya. Pameran, adalah kegiatan yang
memamerkan hasil karya Pramuka Penggalang kepada masyarakat.
Darmawisata, adalah kegiatan
wisata ke tempat tertentu, seperti museum, industri, tempat bersejarah, dan
sejenisnya.
Pentas
Seni Budaya, adalah kegiatan yang menampilkan kreasi seni budaya para Pramuka
Penggalang.
Karnaval, adalah kegiatan pawai
yang menampilkan hasil kreatifitas Pramuka Penggalang.
Pramuka
Penegak
Penegak adalah anggota gerakan
Pramuka yang sudah memasuki jenjang umur 16 sampai 20 tahun.,ingkatan dalam Pramuka Penegak.
Ada
beberapa tingkatan dalam Penegak yaitu :
Penegak
bantara, Penegak
laksana, penegak
Pandega
Satuan
Satuan terkecil Pramuka Penegak
disebut Sangga yang terdiri atas 7 sampai 10 orang Penegak. Sangga dipimpin
salah seorang Penegak yang disebut Pimpinan Sangga (Pinsang). Setiap 4 Sangga
dihimpun dalam sebuah Ambalan, yang dipimpin Pradana. Didalam Ambalan terdapat
struktur organisasi yang lengkap misal : Kerani (juru tulis), Juang (Juru
Uang), Juru Adat atau Pemangku Adat dan Anggota. Setiap Ambalan mempunyai nama
yang bermacam-macam, bisa nama pahlawan, tokoh pewayangan dan lain sebagainya.
Contohnya adalah nama Ambalan SMA Negeri 1 Purwokerto adalah “Pandawa” (Ambalan
Putra) dan “Srikandi” (Ambalan Putri).
Kode
Kehormatan
Kode Kehormatan untuk Pramuka
Penegak terdiri atas Satya(janji) dan Ketentuan Moral (Dharma). Janji Pramuka Penegak disebut
Trisatya. Bunyi Trisatya Pramuka Penegak berbeda dengan Trisatya Penggalang.
Berikut bunyi Trisatya Penegak:
Trisatya
Demi kehormatanku aku berjanji
akan bersungguh-sungguh menjalankan kewajibanku terhadap Tuhan Yang Maha Esa
dan negara kesatuan Republik Indonesia, menolong sesama hidup dan ikut serta
membangun masyarakat, menepati Dasa Darma.Ketentuan Moral Pramuka penegak
disebut Dasa Dharma. Berikut isi Dasa Dharma Penegak:
DASA
DHARMA
Taqwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa
Cinta
alam dan kasih sayang kepada manusia
Patriot
yang sopan dan ksatria
rela
menolong dan tabah
patuh
dan suka bermusyawarah
Rajin,
trampil dan gembira
Hemat
cermat dan bersahaja
Disiplin,
berani dan setia
Bertanggung
jawab dan dapat dipercaya
Suci
dalam pikiran, perkataan dan perbuatan
Kegiatan-kegiatan
Penegak
Kegiatan Pramuka Penegak adalah
perwujudan dari sumpah di atas. Berikut ini acara-acara pertemuan Penegak:
Lompat
Tali (Kegiatan ini dilaksanakan di masing-masing Ambalan)
Pelantikan
penegak, Penegak Bantara & Laksana
Gladian
Pimpinan Sangga (DIANPINSA)
Raimuna
(Rover Moot)
Perkemahan
Wirakarya (Community Development Camp)
Perkemahan
Bhakti (sama dengan Perkemahan Wirakarya tetapi merupakan acara Satuan Karya)
Jamboree
On The Air (JOTA) dan Jamboree On The Internet (JOTI)
Tambahan
Bentuk
barisan upacara Pramuka penegak adalah Perlombaan dimana Pinsa berada disamping
kanan barisan dan anggotanya berbaris seperti umumnya(berbanjar)
Pramuka
Penegak selain aktif di Ambalannya masing-masing juga dapat bergabung dalam
Satuan Karya Pramuka (Saka) semisal Saka Bhayangkara (diselenggarakan oleh
Polri), Saka Wanabhakti (diselenggarakan oleh Perhutani) dan lainnya.
Pramuka
Siaga
Dari
Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Siaga adalah sebutan bagi anggota
Pramuka yang berumur 7-10 tahun. Disebut Pramuka Siaga karena sesuai dengan
kiasan masa perjuangan bangsa Indonesia, yaitu ketika rakyat Indonesia
meyiagakan dirinya untuk mencapai kemerdekaan dengan berdirinya Boedi Oetomo
pada tahun 1908 sebagai tonggak awal perjuangan bangsa Indonesia.
Kode kehormatan
Kode Kehormatan bagi Pramuka
Siaga ada dua, yang pertama disebut Dwi Satya (janji Pramuka Siaga), dan yang
kedua disebut Dwi Darma (ketentuan moral Pramuka Siaga). Adapun isinya adalah:
Dwi
Satya
Demi
kehormatanku, aku berjanji akan bersungguh-sungguh
menjalankan
kewajibanku terhadap Tuhan, Negara Kesatuan Indonesia, dan mengikuti tata krama
keluarga
setiap
hari berbuat kebajikan
Dwi
Darma
Siaga
berbakti kepada ayah dan ibundanya
Siaga
berani dan tidak putus asa
Dua
Kode Kehormatan yang disebutkan di atas adalah standar moral bagi seorang
Pramuka Siaga dalam bertingkah laku di masyarakat. Jadi kalau ada seorang
anggota Pramuka Siaga yang tingkah lakunya tidak sesuai dengan standar moral
ini, dia belum bisa disebut Pramuka Siaga seutuhnya.
Satuan
Satuan
terkecil dalam Pramuka Siaga disebut Barung setiap 4 Barung dihimpun dalam
sebuah Perindukan. Barung diberi nama dengan warna semisal, Barung Merah,
barung Hijau dll. Sebuah Barung beranggotakan paling banyak 10 orang Pramuka
Siaga dan dipimpin oleh seorang Pemimpin Barung (Pinrung) yang dipilih oleh
Barung itu sendiri. Masing-masing Ketua Barung ini nanti akan memilih satu
orang dari mereka yang akan menjadi Pemimpin Barung Utama yang disebut Sulung.
Sebuah Perindukan terdiri dari beberapa Barung yang akan dipimpin oleh Sulung
itu tadi.
Syarat
Kecakapan
Syarat
Kecakapan Umum
Syarat
Kecakapan Umum (SKU) adalah syarat wajib yang harus dipenuhi oleh seorang
Pramuka Siaga untuk mendapatkan Tanda Kecakapan Umum (TKU). TKU dalam Pramuka
Siaga ada tiga tingkat, yaitu:
Mula
Bantu
Tata
TKU
dapat dikenakan pada lengan baju sebelah kiri dibawah tanda barung. TKU untuk
Siaga berbentuk sebuah janur (ini juga diambil dari kebiasaan para pahlawan
dulu untuk menandakan pangkat seseorang).
Syarat Kecakapan
Khusus
Syarat Kecakapan Khusus (SKK)
adalah syarat wajib yang harus dipenuhi oleh seorang Pramuka Siaga untuk
mendapatkan Tanda Kecakapan Khusus (TKK). Khusus TKK tingkat Pramuka Siaga
berbentuk segitiga sama sisi dengan panjang masing-masing sisi 3 cm dan
tingginya 2 cm. TKK dapat dipasang di lengan baju sebelah kanan membentuk
setengah lingkaran di sekeliling tanda Kwarda dengan puncak menghadap ke bawah.
Lain-lain
Pembina Pramuka Siaga putra
dipanggil Yanda dan Pembina Siaga Pramuka putri dipanggil Bunda. Pembantu Pembina Pramuka Siaga
putra dipanggil Pakcik dan Pembantu Pembina Pramuka putri dipanggil Bucik. Bentuk
barisan dalam Upacara Siaga adalah lingkaran dengan Pembina berada di tengah
lingkaran. Ini mengandung filosofi bahwa cara pandang Pramuka Siaga yang masih
terfokus pada satu titik.
Kegiatan untuk Siaga salah
satunya adalah Pesta Siaga yang berupa Perkemahan satu hari tanpa menginab.
Kegiatan Pramuka
Dalam Kepramukaan terdapat banyak
kegiatan. Pada prinsipnya semua kegiatan yang sesuai dengan PDK dan MK adalah
kegiatan kepramukaan, akan tetapi terdapat kegiatan-kegiatan yang biasa bahkan
rutin dilakukan dalam kepramukaan. Kegiatan
yang dapat diikuti semua golongan Pramuka
Jamboree On The Air (JOTA) dan
Jambore On The Internet (JOTI), adalah pertemuan Pramuka melalui udara,
bekerjasama dengan Organisasi Amatir Radio Indonesia (ORARI) dan pertemuan
Pramuka melalui internet. Kedua kegiatan ini dilaksanakan secara serentak.
Kegiatan ini diselenggarakan di tingkat nasional dan internasional.
Estafet Tunas Kelapa ETK, adalah
kirab Pramuka secara estafet dengan membawa obor, Bendera Merah Putih dan Panji
Kepramukaan yang dilaksanakan oleh Kwartir Daerah dalam rangka menyambut Hari
Ulang Tahun Pramuka. Estafet dimulai dari beberapa titik pemberangkatan dan
berakhir di arena Upacara HUT tingkat Daerah. Petugas ETK biasanya dari Pramuka
Penggalang, Pramuka penegak dan Pramuka Pandega.
Perkemahan
dan/atau upacara Hari Ulang Tahun Pramuka.
Kegiatan
Pramuka Siaga
Selain
kegiatan latihan rutin, Pramuka Siaga mempunyai kegiatan:
Pesta
Siaga
Pesta Siaga adalah pertemuan
untuk golongan Pramuka Siaga. Pesta Siaga diselenggarakan dalam dan/atau
gabungan dari bentuk: Permainan Bersama (kegiatan keterampilan kepramukaan yang
dikemas dengan permainan), Pameran Siaga, Pasar Siaga (simulasi situasi di
pasar yang diperankan oleh Pramuka Siaga), Darmawisata, Pentas Seni Budaya,
Karnaval, Perkemahan Satu Hari (Persari).
Kegiatan
Pramuka Penggalang
Jambore
Jambore adalah pertemuan Pramuka
Penggalang dalam bentuk perkemahan besar yang diselenggarakan oleh kwartir
Gerakan Pramuka, seperti Jambore Ranting, Jambore Cabang, Jambore Daerah,
Jambore Nasional, Jambore Regional dan Jambore se-Dunia.
Lomba
Tingkat
Lomba Tingkat (LT) adalah
pertemuan Pramuka Penggalang dalam bentuk perlombaan beregu atau perorangan
atas nama regu yang mempertandingkan sejumlah ketrampilan. Lomba tingkat
dilaksanakan dalam bentuk perkemahan. Lomba tingkat terdiri atas: LT-I (tingkat
gugus depan), LT-II (tingkat Kwartir Ranting), LT-III (tingkat Kwartir Cabang),
LT-IV (tingkat Kwartir Daerah) dan LT-V (tingkat Kwartir Nasional).
Perkemahan
Bhakti
Perkemahan Bakti (PB) adalah
kegiatan Pramuka Penggalang dalam rangka bhakti pada masyarakat yang biasanya
berwujud peran serta dalam kegiatan pembangunan.
Dianpinru
Gladian Pimpinan Regu (Dianpinru
adalah kegiatan Pramuka Penggalang bagi Pemimpin Regu Utama (Pratama), Pemimpin
Regu (Pinru), dan Wakil Pemimpin Regu (Wapinru), yang bertujuan memberikan
pengetahuan di bidang manajerial dan kepemimpinan. Dianpinru diselenggarakan
oleh gugusdepan, kwartir ranting atau kwartir cabang.
Perkemahan
Perkemahan, adalah pertemuan
Pramuka Penggalang yang diselenggarakan secara reguler untuk mengevaluasi hasil
latihan di gugusdepan dalam satu periode, seperti Perkemahan Pelantikan
Penggalang Baru, Perkemahan Kenaiakan Tingkat (dari Penggalang Ramu ke
Penggalang Rakit atau dari Penggalang Rakit ke Penggalang Terap), Perkemahan
Sabtu Minggu (Persami), Perkemahan Jumat Sabtu Minggu (Perjusami), perkemahan
hari libur, dan sejenisnya. perkemahan juga merupakan gerakan penghibur dan
pengetahuan bagi mereka yang tak pernah mengenal dunia luar. selain itu
perkemahan juga dapat dipakai oleh penggalang muhammadiyah yang sering disebut
HIZBUL WATHAN.
Forum
Penggalang
Forum Penggalang adalah pertemuan
Pramuka Penggalang untuk mengkaji suatu permasalahan dan merumuskan hasil
kajian serta memecahkan masalah secara bersama. Inti dari kegiatan ini adalah
untuk pengenalan demokratisasi dan pembelajaran metode pemecahan masalah sebagai
modal bagi para Pramuka Penggalang di masa yang akan datang.
Penjelajahan
Penjelajahan, adalah pertemuan
Pramuka Penggalang berbentuk penjelajahan, dalam rangka mengaplikasikan
pengetahuan tentang ilmu medan, peta, kompas dan survival.
Kegiatan Pramuka
Penegak-Pandega
Raimuna
Raimuna adalah pertemuan Pramuka
Penegak dan Pandega dalam bentuk perkemahan besar yang diselenggarakan oleh
kwartir Gerakan Pramuka, seperti Raimuna Ranting, Raimuna Cabang, Raimuna
Daerah, Raimuna Nasional. Kata Raimuna berasal dari bahasa suku Asli di wilayah
Yapen Waropen-papua, yang berasal dari kata Rai dan Muna yang artinya pertemuan
ketua suku dalam suatu forum yang menghasilkan suatu tujuan suci untuk
kepentingan bersama.
Raimuna Nasional VIII yang
diadakan pada tahun 2003 merupakan Raimuna Nasional pertama yang diadakan
diluar “kebiasaan” , Raimuna Nasional VIII diadakan di Taman Candi
Prambanan-Yogyakarta , biasanya Raimuna Nasional diselenggarakan di BUPERTA
WILADATIKA – CIbubur-Jakarta. Untuk Raimuna Nasional yang akan datang (Raimuna
Nasional IX tahun 2008), akan dilaksanakan kembali di BUPER WILADATIKA –
Cibubur-Jakarta Timur .
Gladian
Pimpinan Satuan
Gladian Pimpinan Satuan, adalah
kegiatan Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega bagi Pemimpin Sangga Utama,
Pemimpin Sangga, dan Wakil Pemimpin Sangga, yang bertujuan memberikan
pengetahuan di bidang manajerial dan kepemimpinan. Dianpinsat diselenggarakan
oleh gugusdepan, kwartir ranting atau kwartir cabang. Kwartir daerah dan
Kwartir Nasional dapat menyelenggarakan Dianpinsat bila dipandang perlu.kwatir
daerah suk ,kwatir nasional…………….
Perkemahan
Perkemahan, adalah pertemuan
Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega yang diselenggarakan secara reguler untuk
mengevaluasi hasil latihan di gugusdepan dalam satu periode, seperti Perkemahan
Sabtu Minggu (Persami), Perkemahan Jumat Sabtu Minggu (Perjusami), perkemahan
hari libur, dan sejenisnya.
Perkemahan
Wirakarya
Perkemahan Wirakarya (PW), adalah
pertemuan Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega berbentuk perkemahan besar, dalam
rangka mengadakan integrasi dengan masyarakat dan ikut serta dalam kegiatan
pembangunan masyarakat. PW diselenggarakan oleh semua jajaran kwartir secara
reguler, khusus untuk PW Nas, diselenggarakan apabila dipandang perlu.
Perkemahan
Bhakti
Perkemahan Bakti (Perti), adalah
pertemuan Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega berbentuk perkemahan besar, dalam
rangka mengaplikasikan pengetahuan dan pengalamannya selama mengadakan
pembinaan, baik di gugusdepan maupun di Satuan karya Pramuka (Saka) dalam
bentuk bakti kepada masyarakat.
PERAN
SAKA (Perkemahan Antar Saka)
Perkemahan Antar (Peran) Saka,
adalah Kegiatan Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega yang menjadi anggota Satuan
Karya Pramuka (Saka), berbentuk perkemahan besar, yang diselenggarakan oleh
kwartir Gerakan Pramuka. Saat ini Gerakan Pramuka memiliki tujuh Saka. Peran
Saka diselenggarakan apabila diikuti minimal oleh dua Satuan Karya Pramuka.
Pengembaraan
Pengembaraan, adalah pertemuan
Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega berbentuk penjelajahan, dalam rangka mengaplikasikan
pengetahuan tentang ilmu medan, peta, kompas dan survival.
Latihan
Pengembangan Kepemimpinan
Latihan Pengembangan
Kepemimpinan, adalah pertemuan Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega untuk
menanamkan dan mengembangkan jiwa kepemimpinan bagi generasi muda agar dapat
ikut serta dalam mengelola kwartir dan diharapkan di kemudian hari mampu
menduduki posisi pimpinan dalam Gerakan Pramuka.
PPDK
Pelatihan Pengelola Dewan Kerja
(PPDK), adalah pertemuan Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega yang menjadi anggota
Dewan Kerja untuk memberikan pengetahuan dan pengalaman mengenai pengelolaan
Dewan Kerja, sehingga para anggota Dewan Kerja di wilayah binaannya dapat
mengelola dewan kerjanya secara efektif dan efisien.
Kursus
Instruktur Muda
Kursus Instruktur Muda, adalah
pertemuan Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega pengembangan potensi Pramuka,
baik sebagai Pribadi, kelompok maupun organisasi untuk mensukseskan pelaksanaan
upaya Pengembangan Sumber Daya Manusia, Pengentasan Kemiskinan dan
Penanggulangan Bencana.
Penataran,
Seminar dan Lokakarya
Penataran, Seminar, dan
Lokakarya, adalah pertemuan Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega untuk mengkaji
suatu permasalahan dan merumuskan hasil kajian serta memecahkan masalah secara
bersama, sebagai bahan masukan bagi perkembangan Gerakan Pramuka.
Sidang
Paripurna
Sidang Paripurna, adalah
pertemuan Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega yang tergabung dalam Dewan Kerja
Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega untuk menyusun program kerja/kegiatan
Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega dalam satu tahun dan akan dijadikan bahan
dalam Rapat Kerja Kwartir.
Musppanitera
Musyawarah Pramuka Penegak dan
Pandega Puteri dan Putera (Musppanitera), adalah pertemuan Pramuka Penegak dan
Pramuka Pandega untuk menyusun perencanaan pembinaan bagi Pramuka Penegak dan
Pramuka Pandega di wilayah kwartir dalam satu masa bakti kwartir/dewan kerja
dan akan dijadikan bahan pada musyawarah kwartirnya.
Ulang
Janji
Ulang Janji adalah upacara
pengucapan ulang janji (Trisatya) bagi Pramuka Penegak, Pandega dan Anggota
Dewasa yang dilaksanakan pada malam tanggal 14 Agustus dalam rangka Hari Ulang
Tahun Pramuka.
Kegiatan
Pramuka Dewasa
Pramuka Dewasa adalah Pembantu
Pembina, Pembina, Intruktur, Andalan dan anggota Majlis Pembimbing. Kegiatannya
antara lain:
Kursus
Pembina Pramuka Mahir Dasar (KMD)
Kursus
Pembina Pramuka Mahir Lanjutan (KML)
Kursus
Pelatih Pembina Pramuka Dasar (KPD)
Kursus
Pelatih Pembina Pramuka Lanjutan (KPL)
Musyawarah
Gugusdepan (Mugus), Musyawarah Ranting (Musran), Musyawarah Cabang (Muscab),
Musyawarah daerah (Musda) dan Musyawarah Nasional (Munas)
Ulang
Janji
Berkemah adalah sebuah kegiatan
rekreasi di luar ruangan. Kegiatan ini umumnya dilakukan untuk beristirahat
dari ramainya perkotaan, atau dari keramaian secara umum, untuk menikmati
keindahan alam. Berkemah biasanya dilakukan dengan menginap di lokasi
perkemahan, dengan menggunakan tenda, di bangunan primitif, atau tanpa atap
sama sekali.
Menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia, kemah (kata benda) adalah tempat tinggal darurat, biasanya berupa tenda
yang ujungnya hampir menyentuh tanah dibuat dari kain terpal dan sebagainya.
perkemahan (kata benda) 1 hal berkemah; 2 himpunan kemah (pramuka, pasukan,
dsb); tempat berkemah.
Berkemah sebagai aktivitas
rekreasi mulai populer pada awal abad ke-20. Kegiatan ini juga umumnya disertai
dengan kegiatan rekreasi luar ruangan lainnya, seperti mendaki gunung,
berenang, memancing, dan bersepeda gunung.
Berkemah dalam
Kepramukaan
Berkemah atau Perkemahan adalah
salah satu macam kegiatan dalam kepramukaan yang dilaksanakan secara out bond.
Kegiatan ini merupakan salah satu media pertemuan untuk Pramuka.
Tujuan
Perkemahan
Memberikan pengalaman adanya
saling ketergantungan antara unsur-unsur alam dan kebutuhan untuk
melestarikannya, menjaga lingkungan dan mengembangkan sikap bertanggung jawab
akan masa depan yang menghormati keseimbangan alam.
Mengembangkan kemampuan diri
mengatasi tantangan yang dihadapi, menyadari tidak ada sesuatu yang berlebih di
dalam dirinya, menemukan kembali cara hidup yang menyenangkan dalam
kesederhanaan.
Membina
kerjasama dan persatuan dan persaudaraan.
Macam
Perkemahan
Ada
beberapa macam perkemahan ditinjau dari beberapa hal:
1.
Ditinjau
dari Lamanya Waktu, yaitu:
Perkemahan
Satu Hari. Yang termasuk dalam Perkemahan satu hari adalah Pesta Siaga
Perkemahan
Sabtu Malam Minggu (Persami)
Perkemahan
lebih dari tiga hari
2.
Ditinjau
dari Tempat Pelaksanaannya, yaitu:
Perkemahan
Menetap
Perkemahan
Safari (Berpindah-pindah)
3.
Ditinjau
dari Tujuannya, yaitu:
Kemah
Bakti. Seperti; Perkemahan Wirakarya (PW)
Kemah
Pelantikan. Seperti; Perkemahan Pelantikan Tamu Ambalan, Pelantikan Penggalang
Ramu dan lain-lain
Kemah
Lomba. Seperti; Lomba Tingkat (LT)
Kemah
Rekreasi
4.
Kemah
Jambore. Seperti; Jambore Ranting (tingkat Kwartir Ranting/Kecamatan), Jambore
Cabang (tingkat Kwartir Cabang / Kabupaten/Kota, Jambore Daerah (tingkat
Kwartir Daerah / Provinsi, Jambore Nasional (tingkat Kwartir Nasional /
se-Indonesia).
5.
Kemah
Riset/Penelitian
6.
Ditinjau
berdasarkan jumlah pesertanya, yaitu:
Perkemahan
satu regu/sangga
Perkemahan
satu Pasukan/Ambalan/Racana
Perkemahan
tingkat Ranting/Cabang/Daerah/Nasional/Regional/Dunia.
7.
Tambahan
Dalam
berkemah kita perlu mencari tempat yang baik dan ideal, yaitu:
Tanahnya
rata atau sedikit miring dan berumput dan terdapat pohon pelindung
Dekat
dengan sumber air
Terjamin
keamanannya
Tidak
terlalu dekat dan tidak terlalu jauh dari kampung dan jalan raya
Tidak
terlalu jauh dengan pasar, pos keamanan dan pos kesehatan
Memiliki
pemandangan menarik
Hari lahir pancasila
Menjelang kekalahannya di akhir
Perang Pasifik, tentara pendudukan Jepang berusaha menarik dukungan rakyat
Indonesia dengan membentuk Dokuritsu Zyunbi Tyoosakai atau Badan Penyelidik
Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI).
Pada tanggal 1 Juni 1945, Bung
Karno mendapat giliran untuk menyampaikan gagasannya tentang dasar negara
Indonesia Merdeka, yang dinamakannya Pancasila. Pidato yang tidak dipersiapkan
secara tertulis terlebih dahulu itu diterima secara aklamasi oleh segenap
anggota Dokuritsu Zyunbi Tyoosakai.
Selanjutnya BPUPKI membentuk
Panitia Kecil untuk merumuskan dan menyusun Undang-Undang Dasar dengan
berpedoman pada pidato Bung Karno itu. Dibentuklah Panitia Sembilan (terdiri
dari Ir. Soekarno, Mohammad Hatta, Mr. AA Maramis, Abikusno Tjokrosujoso,
Abdulkahar Muzakir, HA Salim, Achmad Soebardjo dan Muhammad Yamin) yang
bertugas : Merumuskan kembali Pancasila sebagai Dasar Negara berdasar pidato
yang diucapkan Bung Karno pada tanggal 1 Juni 1945, dan menjadikan dokumen itu
sebagai teks untuk memproklamasikan kemerdekaan Indonesia.
Demikianlah, lewat proses
persidangan dan lobi-lobi akhirnya Pancasila penggalian Bung Karno tersebut
berhasil dirumuskan untuk dicantumkan dalam Mukadimah Undang-Undang Dasar 1945,
yang disahkan dan dinyatakan sebagai dasar negara Indonesia Merdeka pada
tanggal 18 Agustus 1945.
Dalam kedudukan sebagai pemimpin
bangsa, Bung Karno tidak pernah melepaskan kesempatan untuk tetap
menyosialisasikan Pancasila. Lewat bebagai kesempatan, baik pidato, ceramah,
kursus, dan kuliah umum, selalu dijelas-jelaskannya asal-usul dan perkembangan
historis masyarakat dan bangsa Indonesia, situasi dan kondisi yang
melingkupinya, serta pemikiran-pemikiran dan filosofi yang menjadi dasar dan
latar belakang “lahirnya” Pancasila. Juga selalu diyakin-yakinkannya tentang
benarnya Pancasila itu sebagai satu-satunya dasar yang bisa dijadikan landasan
membangun Indonesia Raya dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang
berwilayah dari Sabang sampai Merauke, yang merdeka dan berdaulat penuh,
demokratis, adil-makmur, rukun-bersatu, aman dan damai untuk selama-lamanya.
Meskipun telah menjadi dasar
negara dan filsafat bangsa, pada sidang-sidang badan pembentuk Undang-Undang
Dasar (Konstituante) yang berlangsung antara tahun 1957 sampai dengan 1959,
Pancasila mendapat ujian yang cukup berat. Tapi berkat kuatnya dukungan
sebagian besar rakyat Indonesia, lewat Dekrit Presiden 5 Juli 1959, Pancasila
tetap tegak sebagai dasar negara dan falsafah bangsa Indonesia.
Tetapi ternyata pihak
neo-kolonialis dan pihak yang anti-Pancasila tidak tinggal diam. Setelah
meletusnya G30S pada tahun 1965, tidak hanya Sukarno yang harus “diselesaikan”
dan “dipendhem jero”, bukan hanya Republik Proklamasi yang harus diberi warna
dan diperlemah, tetapi juga roh bangsai yang bernama Pancasila itu harus secara
halus dan pelan-pelan ditiadakan dari bumi Indonesia.
Dengan
melalui segala cara dilakukanlah upaya untuk menghapuskan nama Sukarno dalam
kaitannya dengan Pancasila. Misalnya, dinyatakan tanggal 18 Agustus 1945
sebagai hari lahir Pancasila, bukan 1 Juni 1945. Demikian juga disebutkan,
konsep utama Pancasila berasal dari Mr. Muh. Yamin, yang berpidato lebih dahulu
dari Bung Karno.
Tetapi
kebenaran tidak bisa ditutup-tutupi untuk selamanya. Ketika pemerintah Belanda
menyerahkan dokumen-dokumen asli sidang BPUPKI, terbuktilah bahwa pidato Yamin
tidak terdapat di dalamnya. Dengan demikian gugur pulalah teori bahwa Yamin
adalah konseptor Pancasila. Maka polemik mengenai Pancasila pun berakhir dengan
sendirinya.
Tapi
sebagai akibat akumulatif dari polemik Pancasila itu, akhirnya orang menjadi
skeptis terhadap Pancasila, kabur pemahaman dan pengertian-pengertiannya, dan
menjadi tidak yakin lagi akan kebenarannya. Pancasila semakin hari semakin
redup, semakin sayup, tak terdengar lagi gaung dan geloranya.
Apalagi
bersamaan dengan kampanye “menghabisi” Bung Karno itu dipropagandakan tekad
untuk melaksanakan Pancasila “secara murni dan konsekuen”. Padahal di balik
kampanye itu, sistem dan praktek-praktek yang dilaksanakan justru penuh
ketidakadilan, kesewenang-wenangan, kekejaman, penindasan dan penginjak-injakan
hak asasi manusia; penuh dengan korupsi, kolusi dan nepotisme; penuh dengan
kebijaksanaan-kebijaksanaan dan tindakan-tindakan yang anti-demokrasi dan
a-nasional. Kesemuanya itu akhirnya membawa bangsa ini serba terpuruk dan
mengalami krisis di segala bidang (krisis multidimensional) yang menyengsarakan
rakyat dan mengancam kelangsungan hidup Negara Kesatuan Republik Indonesia,
yang sangat jauh dari cita-cita segenap bangsa Indonesia.
Yang
menyedihkan, krisis itu menimbulkan kesimpulan, bahwa yang salah selama ini
adalah dasar negara dan falsafah bangsa Pancasila, dan bukannya kesalahan
pelaksana atau dalam pelaksanaannya.
Menyadari
akan semuanya itu, maka dirasa sangat perlu untuk menyebarluaskan kembali
Pancasila ajaran Bung Karno ke segenap lapisan masyarakat dan terutama generasi
muda Indonesia, agar kita semua bisa memahaminya secara utuh, meyakini akan
kebenarannya, dan siap untuk memperjuangkan dan melaksanakannya.
Untuk
itu dalam himpunan ini, selain pidato Lahirnya Pancasila, juga disertakan
ceramah, kursus atau kuliah umum yang pernah diberikan oleh Bung Karno dalam
berbagai kesempatan. Misalnya kursus-kursus Pancasila yang berlangsung selama
beberapa bulan di Jakarta, ceramah pada seminar Pancasila di Yogyakarta, dan
pidato peringatan Pancasila di Jakarta.
Kami
yakin, bahwa kehadiran sebuah buku yang berisi pidato “Lahirnya Pancasila”
beserta rangkaian uraian yang menjelaskannya, yang berasal dari tangan pertama
ini akan sangat diperlukan oleh segenap putera tanah air yang terus berusaha
menjaga dan mengisi kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasar
Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.
Semoga
bermanfaat.
Satuan Karya Pramuka (Saka)
adalah wadah pendidikan guna menyalurkan minat, mengembangkan bakat dan
pengalaman para pramuka dalam berbagai bidang ilmu pengetahuan dan teknologi.
Satuan Karya diperuntukkan bagi para Pramuka Penggalang Terap, Pramuka Penegak
dan Pandega, dan para pemuda usia 14-25 tahun dengan syarat khusus. Setiap Saka
memiliki beberapa krida, dimana setiap Krida mengkususkan pada sub bidang ilmu
tertentu yang dipelajari dalam Satuan karya tersebut. Setiap Krida memiliki SKK
untuk TKK Khusus saka yang dapat diperoleh Pramuka yang bergabung dengan Krida
tertentu di sebuah Saka.
Satuan Karya Pramuka juga
memiliki kegiatan khusus yang disebut Perkemahan Bhakti Satuan Karya Pramuka
(PERTISAKA) yang dilaksanakan oleh tiap-tiap saka dan kegiatan yang
dilaksanakan secara bersama-sama lebih dari satu saka yang disebut perkemahan
antar saka (PERAN SAKA) dimana dimungkinkan tiap saka mentranfer bidang
keilmuan masing-masing. Bagian terkecil dari saka disebut krida,
Satuan Karya Pramuka yang dulu
ada 7, pada saat ini satu lagi satuan karya pramuka yang dibentuk adalah satuan
karya pramuka Wira Kartika yang merupakan hasil kerja sama Kwartir Nasional
Gerakan Pramuka dengan Mabes TNI Angkatan Darat, sehingga satuan karya pramuka
pada saat ini ada 8
Saka
Dirgantara
Satuan Karya Pramuka Dirgantara
adalah wadah kegiatan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan praktis
di bidang kedirgantaraan guna menumbuhkan kesadaran untuk membaktikan dirinya
dalam pembangunan nasional. Ialah Satuan Karya yang membidangi bidang
kedirgantaraan, umumnya saka ini hanya berada di wilayah yang memiliki potensi
kedirg antaraan atau memiliki landasan
udara.
Pelatihan Pramuka Saka Dirgantara
umumnya memperbantukan para profesional di bidang kedirgantaraan, TNI AU pihak
perusahaan penerbangan dan klub aeromodelling. Pelatihan biasanya diadakan di
sebuah Pangkalan Udara tertentu.
Saka
Dirgantara meliputi 3 krida, yaitu:
Krida
Olahraga Dirgantara (ORGIDA)
Krida
Pengetahuan Dirgantara
Krida
Jasa Kedirgantaraan
Krida
Olah Raga Dirgantara mempunyai 5 SKK, yaitu:
Terbang
Bermotor
Terbang
Layang
Aeromodelling
Terjun
Payung
Layang
Gantung
Krida
Pengetahuan Dirgantara mempunyai 5 SKK, yaitu:
Aerodinamika
Pengaturan
Lalu Lintas Udara (PLLU)
Meteorologi
Fasilitas
Penerbangan
Navigasi
Udara
Krida
Jasa Dirgantara mempunyai 4 SKK, yaitu:
Teknik
Mesin Pesawat
Komunikasi
Aerial
Search And rescue
Struktur
Pesawat
Saka
Bhayangkara
Satuan Karya Pramuka Bhayangkara
adalah wadah kegiatan kebhayangkaraan untuk meningkatkan pengetahuan dan
keterampilan praktis dalam bidang keamanan dan ketertiban masyarakat (Kamtibmas),
guna menumbuhkan kesadaran berperan serta dalam pembangunan nasional.Ialah
Satuan Karya yang membidangi bidang kebhayangkaraan.
Saka Bhayangkara ialah Satuan
Karya terbesar dan paling berkembang di Indonesia.Saka Bhayangkara dapat
dibentuk di hampir seluruh wilayah Kwartir di Indonesia, tidak terbatas pada
suatu sumber daya atau kondisi alam.Dalam pelatihan Saka Bhayangkara, umumnya
Gerakan Pramuka bekerjasama dengan pihak Kepolisian Republik Indonesia dan
terkadang memperbantukan pihak Dinas Pemadam Kebakaran. Biasanya Saka
Bhayangkara berada dibawah pembinaan POLRI.
Saka
Bhayangkara meliputi 4 krida, yaitu :
Krida
Ketertiban Masyarakat (Tibmas)
Krida
Lalu Lintas (Lantas)
Krida
Pencegahan dan Penaggulangan Bencana
Krida
Tindakan Pertama Tempat Kejadian Perkara (TPTKP)
Pada krida Pencegahan dan Penanggulangan Bencana
terdapat 4 sub krida :
Subkrida
PASKUD (Pasukan Berkuda)
Subkrida
PASKAN (Pasukan Anjing Pelacak)
Subkrida
DAMKAR (Pemada Kebakaran)
Subkrida
SAR (Search And Rescue)
Pada saat ini Krida saka
bhayangkara yang memiliki sub krida PASKUD hanya di wilayah Jakarta Timur,
Tepatnya Ranting Pasar Rebo, Ciracas, dan Cipayung. terlahir beberapa aswasada
didalamnya, diantaranya : Riyan Pauzan(Ciracas), Dedi Wahyudi(Pasar Rebo), dan
Junaedi (Cipayung).
Saka
Bahari
Satuan Karya Pramuka Bahari
adalah wadah bagi Pramuka yang menyelenggarakan kegiatan-kegiatan nyata,
produktif dan bermanfaat dalam rangka menanamkan rasa cinta dan menumbuhkan
sikap hidup yang berorentasi kebaharian termasuk laut dan perairan dalam. Ialah
Satuan Karya yang membidangi bidang Kelautan.
Pembinaan Saka Bahari bekerjasama
dengan pihak TNI AL, Profesional di bidang Olahraga Air, Departemen Pariwisata
dan Departemen Kelautan. Umumnya Saka Bahari hanya berada di wilayah yang memiliki
potensi di bidang Bahari.
Saka
Bahari meliputi 4 krida, yaitu :
Krida
Sumberdaya Bahari
Krida
Jasa Bahari
Krida
Wisata Bahari
Krida
Reksa Bahari
Saka
Bhakti Husada
SATUAN
KARYA PRAMUKA BAKTI HUSADA (SAKA BAKTI HUSADA)
Satuan Karya Pramuka (Saka) Bakti
Husada adalah wadah pengembangan pengetahuan, pembinaan keterampilan,
penambahan pengalaman dan pemberian kesempatan untuk membaktikan dirinya kepada
masyarakat dalam bidang kesehatan. Saka Bakti Husada diresmikan pada tanggal 17
Juli 1985, dengan dilantiknya Pimpinan Saka Bakti Husada Tingkat Nasional.
Tujuan dibentuknya Saka Bakti Husada adalah untuk mewujudkan kader pembangunan
di bidang kesehatan, yang dapat membantu melembagakan norma hidup sehat bagi
semua anggota Gerakan Pramuka dan masyarakat di lingkunganya. Kegiatan kesakaan
dilaksanakan di gugusdepan dan satuan karya Pramuka disesuaikan dengan usia dan
kemampuan jasmani dan rohani peserta didik. Kegiatan pendidikan tersebut
dilaksanakan sedapat-dapatnya dengan praktek berupa kegiatan nyata yang memberi
kesempatan peserta didik untuk menerapkan sendiri pengetahuan dan kecakapannya
dengan menggunakan perlengkapan yang sesuai dengan keperluannya. Yang dapat
menjadi anggota Saka Bakti Husada adalah :
1. Pramuka penggalang, usia 14 tahun
ke atas, yang sudah mencapai tingkat Penggalang Terap.
2.
Pemuda berusia 16-23 tahun, dengan syarat khusus
3.
Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega
4.
Pamong Saka dan Instruktur tetap.
Saka
Bakti Husada meliputi 6 (enam) krida, yaitu :
1.
Krida Bina Lingkungan Sehat
2.
Krida Bina Keluarga Sehat
3.
Krida Penanggulangan Penyakit
4.
Krida Bina Gizi
5.
Krida Bina Obat.
6.
Krida Perilaku Hidup Bersih dan Sehat.
Krida
Bina Lingkungan Sehat, terdiri atas 5 (lima) SKK :
1.
SKK Penyehatan Perumahan
2.
SKK Penyehatan Makanan dan Minuman
3.
SKK Pengamanan Pestisida
4.
SKK Pengawasan Kualitas Air
5.
SKK Penyehatan Air.
Krida
Bina Keluarga Sehat, terdiri atas 6 (enam) SKK :
1.
SKK Kesehatan Ibu
2.
SKK Kesehatan Anak
3.
SKK Kesehatan Remaja
4.
SKK Kesehatan Usia Lanjut
5.
SKK Kesehatan Gigi dan Mulut
6.
SKK Kesehatan Jiwa.
Krida
Penanggulangan Penyakit, mempunyai 8 (delapan) SKK :
1.
SKK Penanggulangan Penyakit Malaria
2.
SKK Penanggulangan Penyakit Demam Berdarah
3.
SKK Penanggulangan Penyakit Anjing Gila
4.
SKK Penanggulangan Penyakit Diare
5.
SKK Penanggulangan Penyakit TB. Paru
6.
SKK Penanggulangan Penyakit Kecacingan
7.
SKK Imunisasi
8.
SKK Gawat Darurat.
9.
SKK HIV / AIDS
Krida
Bina Gizi, mempunyai 5 (lima) SKK :
1.
SKK Perencanaan Menu
2.
SKK Dapur Umum Makanan/Darurat
3.
SKK UPGK dalam Pos Pelayanan Terpadu
4.
SKK Penyuluh Gizi
5.
SKK Mengenal Keadaan Gizi.
Krida
Bina Obat, meliputi 5 (lima) SKK :
1.
SKK Pemahaman Obat
2.
SKK Taman Obat Keluarga
3.
SKK Pencegahan dan Penanggulangan Penyalahgunaan Zat Adiktif
4.
SKK Bahan Berbahaya bagi Kesehatan
5.
SKK Pembinaan Kosmetik
Krida
Bina PHBS, meliputi 5 ( lima ) SKK :
1.
SKK Bina PHBS di Rumah
2.
SKK Bina PHBS di Sekolah
3.
SKK Bina PHBS di Tempat umum
4.
SKK Bina PHBS di Instansi Pemerintah
5.
SKK Bina PHBS di Tempat kerja
Hasil
yang diharapkan setelah mengikuti kegiatan Saka Bakti Husada adalah :
1.
Memiliki pengetahuan, keterampilan dan pengalaman di bidang Kesehatan
2.
Mampu dan mau menyebarluaskan informasi kesehatan kepada masyarakat, khususnya
mengenai :
a. kesehatan lingkungan
b. kesehatan keluarga
c. penaggulangan berbagai penyakit
d. gizi
e. manfaat dan bahaya obat.
3.
Mampu memberikan latihan tentang kesehatan kepada para Pramuka di gugusdepan.
4.
Dapat menjadi contoh hidup sehat bagi masyarakat di lingkungannya
5.
Memiliki sikap dan perilaku hidup sehat yang lebih mantap.
Saka
Kencana (Keluarga Berencana)
Satuan Karya Pramuka Kencana
adalah wadah kegiatan dan pendidikan untuk meningkatkan pengetahuan
keterampilan praktis dan bakti masyarakat, dalam bidang Keluarga Berencana,
Keluarga Sejahtera dan Pengembangan Kependudukan.
Pembinaan Saka Kencana berada di
bawah Gerakan Pramuka yang bekerjasama dengan Badan Keluarga Berencana Nasional
(BKKBN).
Saka Kencana
meliputi 4 krida, yaitu
:
Krida
Bina Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi (KB dan KR)
Krida
Bina Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Keluarga (KS dan PK)
Krida
Advokasi dan Komunikasi Informasi Edukasi (Advokasi dan KIE)
Krida
Bina Peran Serta Masyarakat (PSM).
Saka
Taruna Bumi
Satuan Karya Pramuka Taruna Bumi
adalah wadah bagi para Pramuka untuk meningkatkan dan mengembangkan
kepemimpinan, pengetahuan, pengalaman, keterampilan dan kecakapan para
anggotanya, sehingga mereka dapat melaksanakan kegiatan nyata dan produktif
serta bermanfaat dalam mendukung kegiatan pembangunan pertanian.
Pembinaan Saka Taruna Bumi
bekerjasama dengan Departemen Pertanian, Dinas Pertanian, LIPI, dan Lembaga
Holtikultura.
Saka Tarunabumi
meliputi 5 krida, yaitu :
Krida
Pertanian dan Tanaman Pangan
Krida
Pertanian Tanaman Perkebunan
Krida
Perikanan
Krida
Peternakan
Krida
Pertanian Tanaman Holtikultura.
Saka
Wanabhakti
Satuan Karya Pramuka Wanabakti
adalah wadah bagi Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega untuk melaksanakan
kegiatan nyata, produktif dan bermanfaat dalam rangka menanamkan rasa
tanggungjawab terhadap pelestarian sumberdaya alam dan lingkungan hidup.
Pembinaan Saka Wanabhakti
bekerjasama dengan Departemen Kehutanan, Perhutani dan LSM Lingkungan
Hidup/Lembaga Profesional terkait.
Saka Wanabakti
meliputi 4 (empat) krida, yaitu :
Krida
Tata Wana
Krida
Reksa Wana
Krida
Bina Wana
Krida
Guna Wana.
Saka
Wira Kartika
Satuan Karya Pramuka Wira Kartika
baru berupa Satuan Karya Rintisan yang mulai dilaksanakan pada akhir tahun
2007. Pembentukannya berdasarkan Peraturan bersama Kepala Staf Angkatan Darat
dengan Ketua Kwarnas Gerakan Pramuka nomor 182/X/2007 dan 199 tahun 2007
tanggal 28 Oktober 2007 tentang kerjasama dalam usaha pembina dan pengembangan
pendidikan bela negara dan kepramukaan.
Pengoraganisasian Saka binaan TNI
AD ini, tidaklah jauh berbeda dengan Satuan Karya pada umumnya. Namun Demikian
Saka Wira Kartika ini memiliki Program Pendidikan yang dibentuk dalam Satuan
Krida antara Lain :
Krida
Survival
Krida
Pioner
Krida
Mountainering
Krida
Navigasi Darat
Krida
Bintal Juang
A
Ambalan
Penegak adalah Satuan
Pra-muka Penegak yang terdiri atas 4 – 5 sangga atau sekitar 40 orang penegak.
Andalan
adalah Sebutan untuk
pengurus Kwartir.
Andik
adalah (sing.) Anak
Didik. Sebutan untuk peserta didik Pramuka.
Apel
adlah Upacara
singkat. Biasaya untuk mengecek kesiapan anak buah.
Api
unggun, Kegiatan
dalam perkemahan dengan berkumpul di sekitar api untuk bergembira. Biasanya
diawali dengan upacara penyalaan.
B
Bahari
Saka
Bahari; Pramuka cinta kelautan; Kepramukaan yang diselenggarakan bekerjasama
dengan TNI Angkatan Laut, dengan penambahan ketrampilan khusus di bidang
maritim dan kelautan.
Bakti
Husada
Saka
Bakti Husada; Pramuka cinta kesehatan. Kepramukaan yang diselenggarakan
bekerjasama dengan Dinas Kesehatan dengan ketrampilan khusus di bidang medis
dan kesehatan
Bantara, (bhs) Pengawal; Tingkatan Pertama
SKU Pramuka Penegak.
Bantu, Tingkatan kedua SKU Siaga.
Barung, (bhs) Tempat penjaga ramuan
bangunan; Satuan terkecil Pramuka siaga yang terdiri atas 5 – 10 orang.
Bhayangkara, Saka Bhayangkara ; Pramuka cinta
ketertiban; Kepramukaan yang diselenggarakan bekerjasama dengan Kepolisian RI
dengan penambahan ketrampilan khusus bidang ketertiban masyarakat.
Brownie, (inggris) Siaga putri.
Bucik, Sebutan untuk Pembantu Pembina
Siaga Putri
Bunda, Sebutan untuk Pembina Siaga Putri
C
Candradimuka, Nama Lembaga Pendidikan Kader
Pramuka Tingkat Nasioanal (Lemdikanas).
Candrabirawa, Nama Lemdikada Jawa Tengah
Crew, (inggris) Ambalan
Cub, (inggris) Siaga Putra
Cubmaster, (inggris) Pembina Pramuka Siaga
Putra.
D
D, Singkatan atau kode untuk Pramuka
Pandega.
Dasa
Dharma, Ketentuan
Moral untuk Pramuka Penggalang, Penegak, Pandega dan anggota dewasa.
Dewan
Ambalan, Dewan
Ambalan Penegak Organisasi dalam
Ambalan Penegak yang beranggotakan Pimpinan Sangga dan Wapinsa yang bertugas
mengatur kegiatan dalam Ambalan tersebut. Dewan Ambalan dipimpin oleh seorang
Pradana.
Dewan
Kerja, Organisasi/badan
otonom kwartir dengan anggota para Penegak dan Pandega yang bertugas membantu
kwartir terutama dalam mengelola Pramuka Penegak dan Pandega.
Dewan
Penggalang, Organisasi
dalam Pasukan Penggalang yang berang-gotakan pinru dan wapinru yang bertugas
mengatur kegiatan dalam pasukan itu.
Dewan
Saka, Organisasi
dalam Saka, beranggotakan pimpinan krida dan wakilnya, bertugas mengatur
kegiatan saka.
Dianpinru(sing.)
, Penggladian
Pimpinan Regu; Pemberian materi kepada Pinru yang diharapkan Pinru tersebut
dapat menularkan kepada teman-temannya.
DKC (singk.), Dewan Kerja Cabang; Dewan Kerja
di tingkat Kwartir Cabang (Kabupaten)
DKD (sing.), Dewan Kerja Daerah; Dewan Kerja
di tingkat Kwartir Daerah (Provinsi).
DKN (sing.), Dewan Kerja Nasional; Dewan Kerja
di tingkat Kwartir Nasional.
DKR (sing.), Dewan Kerja Ranting; Dewan Kerja
di tingkat Kwartir Ranting (Kecamatan).
Dwi
Dharma, Ketentuan
Moral untuk Pramuka Siaga.
Dwi
Satya, Satya
(Janji) untuk Siaga.
E
ETK (Sing.), Estafet
Tunas Kelapa; Salah satu tradisi Gerakan Pramuka guna memperingati HUTnya,
melakukan perjalanan kaki berestafet (bergantian) melalui rute yang telah
ditentukan.
G
G, Kode atau singkatan untuk
Penggalang
Gang (inggris), Sangga
Gladi
Tangguh, Kegiatan
di alam bebas yang bertujuan menguji ketrampilan peserta didik.
Group (inggris), Gugusdepan / Gudep
Guide (inggris) Penggalang Putri
Guider (inggris) Pembina Pramuka Penggalang Putri
Gudep (sing.) Gugusdepan; Pangkalan keanggotaan bagi
peserta didik pramuka dan anggota dewasa serta wadah pembinaan bagi peserta
didik.
IIstilah Pengertian
Instruktur Orang dengan ketrampilan di bidang tertentu
yang ikut membantu di Kepramukaan, biasanya di dalam lingkungan Satuan karya.
Instruktur
Muda Instruktur yang masih
berusia muda; Penegak/Pandega yang ikut membantu membina di golongan bawahnya
(Penegak pada Penggalang)
JIstilah Pengertian
Jambore Pertemuan Penggalang; Perkemahan
Besar Pramuka Penggalang
Jamcab (sing.) Jambore Cabang. Jambore di
tingkat Kwartir Cabang (Kabupaten)
Jamda (sing.) Jambore Daerah. Jambore di tingkat
Kwartir Daerah (Provinsi)
Jamnas (sing.) Jambore Nasional. Jambore di tingkat
Kwartir Nasional.
Jamran (sing.) Jambore Ranting) Jambore di tingkat
Kwartir Ranting (Kecamatan)
KIstilah Pengertian
Kabaret Topi Pramuka Putra;
Kakak Sebutan / panggilan untuk pembina Penggalang,
Penegak, Pandega dan anggota Pramuka Dewasa lainnya.
Kemah
Safari Kemah berpindah tempat.
Kerani Sekretaris (biasanya dalam lingkungan Dewan
Kerja / Dewan Ambalan / Dewan Penggalang / Dewan Saka)
KIM Permainan dengan panca indera.
KMD (sing.) Kursus Pembina Pramuka Mahir Tingkat
Dasar.
KML (sing) Kursus Pembina Pramuka Mahir Tingkat
Lanjutan.
Kompas Alat untuk menentukan Arah mata
angin.
Korsa (sing.) Kordinator Desa, di bawah Kwarran.
KPD (sing.) Kursus Pelatih Pembina Pramuka
Tingkat Dasar.
KPL (sing.) Kursus Pelatih Pembina Pramuka
Tingkat Lanjutan.
Krida Satuan terkecil dalam saka yang terdiri atas
5 – 10 orang yang mengkhususkan diri mempelajari ketrampilan tertentu.
Kurvey Jaga tenda secara bergantian.
Kwarcab, (sing.) Kwartir Cabang; Kwartir
ditingkat Cabang / Kabupaten / Kota. Di bawah Kwarda.
Kwarcari, Pengurus harian Kwartir.
Kwarda (sing.) Kwartir Daerah; Kwartir ditingkat
Provinsi, di bawah Kwarnas.
Kwarnas(sing)
Kwartir Nasional; Kwartir ditingkat Nasional / Pusat
Kwarran (sing.) Kwartir Ranting; Kwartir
ditingkat Ranting/Kecamatan. Di bawah Kwarcab.
Kwartir Organisasi Eksekutif (pelaksana)
yang bertugas mengatur dan mengelola kegiatan kepramukaan (pusat pengendali
Gerakan Pramuka) yang beranggotakan para Andalan.
L
Laksana, Tingkatan kedua dalam SKU Pramuka
Penegak.
Lemdikacab, (sing.) Lembaga Pendidikan Kader
Gerakan Pramuka Tingkat Cabang (Kabupaten)
Lemdikada, (sing.) Lembaga Pendidikan Kader
Gerakan Pramuka Tingkat Daerah (Provinsi)
Lemdikanas, (sing.) Lembaga Pendidikan Kader
Gerakan Pramuka Tingkat Nasional.
LT, (Sing.) Lomba Tingkat; Pertemuan
Pramuka Penggalang dalam bentuk perlombaan baik beregu maupun perorangan tetapi
atas nama regu. Terdiri atas LT I, LT II, LT III, LT IV dan LT V.
M
Mabi, (sing.) Majlis Pembimbing;
Organisasi dari unsur Pemerintah dan masyarakat guna mengatur bimbingan dan
bantuan pada Gerakan Pramuka.
Mabicab, (sing.) Majlis Pembimbing Cabang;
Mabi ditingkat Cabang/Kabupaten.
Mabida , (sing.) Majlis Pembimbing Daerah;
Mabi ditingkat Daerah/Provinsi.
Mabigus, (sing.) Majlis Pembimbing
Gugusdepan. Mabi ditingkat Gudep.
Mabinas, (sing.) Majlis Pembimbing
Nasional; Mabi ditingkat Nasional/Pusat.
Mabiran, (sing.) Majlis Pembimbing
Ranting; Mabi ditingkat Ranting/Kecamatan.
Madya, Tingkatan kedua TKK Penggalang,
Penegak dan Pandega.
MCK, (sing.) Mandi Cuci Kakus; Kamar
Mandi dan WC.
Mugus, (sing.) Musyawarah Gugusdepan.
Merupakan kekuasaan tertinggi dalam Gudep. Dilaksanakan 3 tahun sekali.
Munas, (sing.) Musyawarah Nasional.
Merupakan kekuasaan tertinggi dalam Gerakan Pramuka, dilaksanakan 5 tahun
sekali.
Mula, Tingkatan pertama SKU Siaga.
Manggar, Bunga Kelapa; Sebutan untuk TKU
Penggalang.
Maping Pemetaan, terdiri atas Peta Pita, Peta
Perjalanan, Peta Lokasi.
Muscab , (sing.) Musyawarah Cabang.
Merupakan kekuasaan tertinggi di Kwartir Cabang Gerakan Pramuka. Dilaksanakan 5 tahun
sekali.
Musda, (sing.) Musyawarah Daerah.
Merupakan kekuasaan tertinggi di Kwarda Gerakan Pramuka. Dilaksanakan 5 tahun
sekali
Musyawarah
Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega Putri Putra. Salah satu agendanya adalah
laporan pertanggungjawaban Dewan Kerja dan pemilihan Dewan Kerja yang baru.
Muspanitra dilaksanakan diKwartir Ranting hingga Kwartir Nasional.
Musran , (sing.) Musyawarah Ranting.
Merupakan kekuasaan tertinggi dalam Kwarran. Dilaksanakan 3 tahun sekali.
MWT, (sing.) Memanfaatkan Waktu
Terluang; Istirahat; Biasa digunakan dalam kegiatan-kegiatan kepramukaan
seperti kemah, Muspanitra, Raimuna dll.
P
Pack, (inggris) Perindukan Siaga.
Padvinder, sebutan untuk Pramuka pada masa
penjajahan Belanja.
Pakcik, sebutan atau panggilan untuk Pembantu
Pembina Siaga Putra.
Pamong
Saka, Pembina
Saka
Pandega, Pramuka usia 21-25 tahun.
Pandu, Sebutan untuk Pramuka sebelum
tahun 1961, yang dicetuskan oleh KH. Agus Salim setelah Belanda melarang kata
Padvinder digunakan oleh organisasi kepramukaan pribumi.
Panorama, Sketsa Pemandangan; salah satu
materi kepramukaan yaiti dengan menggambar suatu kondisi geografis suatu medan
dalam bentuk gambar sketsa.
Pasukan, (bhs) Tempat suku berkumpul;
Satuan Pramuka Penggalang yang terdiri atas 40 orang atau 4-5 regu.
Patrol, (inggris) Regu.
Penegak, Anggota Gerakan Pramuka yang usia
16-20 tahun.
Penggalang, Pramuka usia 11-15 tahun.
Pembantu
Pembina, Sebutan
untuk para pembantu Pembina dalam mendidik Kepramukaan.
Pembina, Sebutan untuk Pendidik dalam
Gerakan Pramuka.
Pembina
Gudep , Pengelola Gugusdepan yang dipilih
dalam Musyawarah gugusdepan.
Pembina
Satuan , Pembina yang mendidik sesuai
dengan golongan usia didik (Siaga / Penggalang dll); Pembina dalam satuan
Pramuka (Perindukan / Pasukan / Ambalan / Racana)
Perindukan
Siaga, (bhs)
tempat berkumpul anak cucu; Satuan Pramuka Siaga yang terdiri atas 40 orang
atau 4-5 barung.
Persabhara, (sing.) Perkemahan Saka
Bhayangkara.
Pesta
Siaga, Pertemuan
Pramuka Siaga dalam bentuk perlombaan yang bersifat mendidik dan menyenangkan.
Pesta
Karya, Pertemuan
anggota Saka dalam bentuk kegiatan bersama.
Pinsa, (sing.) Pimpinan Sangga.
Pinru, (sing.) Pimpinan Regu.
Pinrung , (sing.) Pimpinan Barung
Pionering, (bhs) Keperintisan; Bangunan
darurat.
Pita
Leher, Secarik
kain/pita merah putih yang diikatkan melingkar(leher) di kerah baju Pramuka
putri.
Pradana , (sing.) Pemimpin Sangga Utama;
Ketua Dewan Ambalan Penegak; Ketua Dewan Saka.
Pramuka, (sing.) Praja Muda Karana yang
berarti Rakyat Muda yang suka Bekerja, Sebutan untuk anggota Gerakan Pramuka.
Pramuka
Utama, Pramuka
tertinggi; di jabat oleh Presiden RI
Pratama, (sing.) Pemimpin Regu Utama;
Ketua Dewan Pasukan Penggalang].
PW, (sing.) Perkemahan Wirakarya;
Kemah Bakti.
Purwa, (bhs) rendah; Tingkatan pertama
SKK Penggalang, Penegak dan Pandega.
R
Racana
Penegak, (bhs)
Pondasi; Satuan Pramuka Pandega yang terdiri atas 40 orang.
Raicab, (sing.) Raimuna Cabang
Raida, (sing.) Raimuna Daerah.
Rainas, (sing.) Raimuna Nasional.
Raimuna, Pertemuan Penegak; Perkemahan
Besar Pramuka Penegak.
Rairan, (sing.) Raimuna Ranting.
Rakit, Tingkatan Kedua SKU Penggalang.
Ramu, Tingkatan pertama SKU Penggalang.
Ranger, (inggris) Pramuka Penegak Putri.
Regu, (bhs) gardu/tempat ronda; Satuan
terkecil Pramuka Penggalang
Rover, (inggris) Pramuka Penegak Putra.
S
Saka, (sing.) Satuan Karya Pramuka;
Kepramukaan yang memberikan bekal pengetahuan dan ketrampilan dalam bidang
kejuruan (khusus) yang pelaksanaanya atas kerjasama antara Gerakan Pramuka
dengan Badan / instansi lain.
Sandi, Huruf rahasia. Salah satu materi
kepramukaan tentang cara membaca suatu berita dengan menggunakan kode-kode
penulisan tertentu.
Sangga, (bhs) Gubug; Satuan terkecil
Pramuka Penegak yang terdiri atas 5 – 10 orang, dipimpin oleh seorang Pinsa.
Sangga
Kerja, Sangga
yang dibentuk atas suatu tugas atau pekerjaan tertentu; Panitia Kegiatan.
SAR, (sing.) Search and Rescue; Cari
dan selamatkan; Salah satu krida dalam Saka Bhayangkara.
Setangan
Leher , Kacu/Kain berwarna merah putih
yang dikenakan di leher Pramuka putra;
Scout, (inggris) Pramuka Penggalang
Putra
Scouter , (inggris) Pembina Pramuka
Penggalang Putra.
Siaga, Anggota Gerakan Pramuka yang
berusia 7-10 tahun.
Sistem
Among, Metode
kepemimpinan yang digagas oleh Ki Hajar Dewantoro, menurut metode itu, seorang
pemimpin harus berpegang pada berprinsip; Ing Ngarso sung tuladha (Di depan
memberi contoh), Ing madya mangun karsa (di tengah membangun kehendak) dan Tut
wuri handayani (di belakang memberikan dorongan)
Six, (inggris) Barung.
SKK, (sing.) Syarat-syarat Kecakapan Khusus;
Syarat yang harus dipenuhi untuk mendapatkan TKK.
SKU, (sing.) Syarat-syarat Kecakapan
Umum; syarat yang harus dipenuhi untuk mendapatkan TKU.
Sulung, Pemimpin Barung Utama; Pemimpin
Perindukan siaga.
Survey, Melihat dari dekat; melihat
lokasi sebelum dijadikan tempat kegiatan.
Survival, Kemampuan untuk bertahan hidup
dengan mengatasi berbagai rintangan dan cobaan.
T
T, Singkatan atau kode untuk Pramuka
Penegak.
TAKANAS, (sing.) Pesta Karya Nasional.
TAKADA, (sing.) Pesta Karya daerah.
TAKACAB, (sing.) Pesta Karya Cabang.
TAKARAN, (sing.) Pesta Karya Ranting.
Tata, Tingkatan ketiga SKU Pramuka
siaga
Tekpram, (sing.) Teknik Kepramukaan,
seperti tali temali, semaphore, maping dll.
Terap, Tingkatan ketiga SKU Penggalang.
Tetampan, Selendang/selempang yang
dipasangi TKK dikenakan pada seragam Pramuka.
Tigor, (sing.) Tanda Ikut gotong royong.
Biasanya berbentuk lencana atau mendali.
Tiska, (sing.) Tanda Ikut Serta
Kegiatan. Diberikan setelah mengikuti suatu kegiatan. Biasanya berbentuk
mendali atau lencana yang dikenakan di baju Pramuka sampai batas waktu
tertentu.
TKK, (sing.) Tanda Kecakapan Khusus;
Tanda yang didapat setelah menyelesaikan SKK.
TKU, (sing.) Tanda Kecakapan Umum;
Tanda yang didapat setelah menyelesaikan SKU.
Topografi, Tanda medan pada peta;
tanda-tanda pada peta yang menunjukkan keadaan sebenarnya.
Trisatya, Janji (satya) untuk Pramuka
Penggalang, Penegak, Pandega dan Pramuka dewasa. Trisatya Penggalang berbeda
dengan Trisatya untuk Pramuka lainnya.
Troop, (inggris) Pasukan Penggalang.
Turba, (sing.) Turun Bawah; Melihat/
memantau kegiatan bawahan / anak buah.
U
Ulang
Janji, Tradisi
dalam Gerakan Pramuka dimana setiap malam HUT nya mengadakan pengucapan kembali
Trisatya. Ulang Janji hanya untuk Pramuka Penegak, Pandega dan anggota dewasa.
Utama, Tingkatan ketiga TKK Penggalang,
Penegak dan Pandega.
W
WAGGGS, (sing.) World Associations of
Girl Guides and Girl Scouts; Organisasi Pramuka Putri se-Dunia.
Wide
Game, Permainan
Besar; Kegiatan bersifat permainan edukatif yang dilaksanakan secara masal.
WOSM (sing.) World Organization of Scout Movement;
Organisasi Pramuka Putra se-Dunia.
Y
Yanda, Sebutan atau panggilan untuk
Pembina Pramuka Siaga Putra.
(SK
Kwarnas Nomor: 224 Tahun 2007)
PETUNJUK
PENYELENGGARAAN
ORGANISASI
DAN TATA KERJA
KWARTIR
RANTING GERAKAN PRAMUKA
(SK
Kwarnas Nomor: 224 Tahun 2007)
BAB
I
PENDAHULUAN
1.
Umum
a.
Kwartir Ranting Gerakan Pramuka disingkat Kwarran adalah lembaga
kepemimpinan
kolektif di tingkat kecamatan yang diketuai seorang
ketua
yang dalam menjalankan tugas dan kewajibannya bertanggungjawab
kepada
Musyawarah Ranting Gerakan Pramuka.
b.
Pengurus Kwarran terdiri atas anggota dewasa putra dan putri serta Ketua
dan
Wakil Ketua DKR secara ex-officio sebagai Andalan Ranting.
c.
Kwarran merupakan ujung tombak Gerakan Pramuka yang berhubungan
langsung
dengan pembinaan gugusdepan dan satuan karya pramuka.
d.
Organisasi kwarran disesuaikan dengan keperluan perkembangan Gerakan
Pramuka
di kecamatan dan situasi serta kondisi, baik tenaga, sarana maupun
luas
wilayah kerja untuk melaksanakan fungsi kwarran yang efektif dan efisien.
e.
Untuk keseragaman dalam pengelolaan organisasi kwarran, diperlukan adanya
petunjuk
penyelenggaraan yang ditetapkan oleh Kwartir Nasional Gerakan
Pramuka
sebagai pedoman yang baku.
2.
Maksud dan Tujuan
a.
Petunjuk ini dimaksudkan untuk digunakan sebagai dasar/pedoman dalam mengatur
organisasi,
tugas, fungsi, dan tata kerja kwarran.
b.
Tujuannya adalah untuk menjamin adanya keselarasan, kelancaran, dan
kesinambungan
dalam melaksanakan tugas dan tanggungjawab kwarran.
3.
Dasar
a.
Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 238 Tahun 1961 tentang Gerakan.
b.
Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Gerakan Pramuka.
c.
Keputusan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Nomor 109 Tahun 2004 tentang
Organisasi
dan Tata Kerja Kwartir Nasional Gerakan Pramuka.
d.
Keputusan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Nomor 185 Tahun 2006 tentang
Organisasi
dan Tata Kerja Kwartir Ranting Gerakan Pramuka.
e.
Keputusan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Nomor 220 Tahun 2007 tentang
Pokok-pokok
Organisasi Gerakan Pramuka.
f.
Keputusan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Nomor 222 Tahun 2007 tentang
Organisasi
dan Tata Kerja Kwartir Daerah Gerakan Pramuka.
g.
Keputusan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Nomor 223 Tahun 2007 tentang
Organisasi
dan Tata Kerja Kwartir Cabang Gerakan Pramuka.
4.
Ruang Lingkup
Petunjuk
penyelenggaraan ini diatur dengan tata urut sebagai berikut:
a.
Pendahuluan.
b.
Tugas Pokok, Fungsi, dan Organisasi.
c.
Tugas dan Fungsi Andalan Ranting.
d.
Organisasi Pelaksana Kwarran.
e.
Badan Pemeriksa Keuangan Ranting.
f.
Tata Kerja.
g.
Musyawarah.
h.
Hubungan Kerja.
i.
Pemekaran Kwarran.
j.
Penutup.
BAB
II
TUGAS
POKOK, FUNGSI DAN ORGANISASI
1.
Tugas Pokok
a.
Kwarran mempunyai tugas pokok memimpin dan mengendalikan organisasi dan
kegiatan
Gerakan Pramuka di wilayah kecamatan, dengan tugas dan tanggung
jawab
sebagai berikut:
1)
Memimpin Gerakan Pramuka di wilayahnya.
2)
Melaksanakan Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga, Keputusan
Musyawarah
Nasional, Keputusan Kwarnas, Keputusan Musyawarah Daerah,
Keputusan
Kwartir Daerah, Keputusan Musyawarah Ranting dan Keputusan
Kwarran.
3)
Membina gugusdepan dan satuan karya pramuka di wilayahnya.
4)
Mengadakan hubungan dan kerjasama dengan Majelis Pembimbing Ranting.
5)
Mengadakan hubungan dan kerjasama dengan instansi pemerintah, swasta, dan
organisasi
masyarakat di tingkat kecamatan yang sejalan dengan tujuan
Gerakan
Pramuka dan melaporkan pelaksanaannya kepada Majelis Pembimbing
Ranting
(Mabiran).
6)
Menyampaikan laporan mengenai perkembangan Gerakan Pramuka di
wilayahnya
secara berkala ke Kwartir Cabang minimal 3 bulan sekali dan
menyampaikan
tembusannya kepada Kwartir Daerah.
7)
Menyampaikan Laporan Pertanggungjawaban Kwarran kepada Musyawarah
Ranting.
Membuat laporan tahunan termasuk laporan
keuangan untuk disampaikan
kepada
Mabiran dan Rapat Kerja Ranting.
9)
Mengkomunikasikan visi, misi, renstra, dan program Gerakan Pramuka di
wilayahnya
kepada masyarakat.
10)
Mengkoordinasikan dan melaksanakan kegiatan yang bersifat bakti masyarakat.
b.
Dalam melaksanakan tugasnya kwarran bertanggungjawab kepada Musyawarah
Ranting.
2.
Fungsi
Untuk
melaksanakan tugas pokok tersebut kwarran berfungsi sebagai
penanggungjawab
penyelenggaraan manajemen kegiatan, baik operasional maupun
administratif
di tingkat kwarran, yang meliputi:
a.
Pembinaan gugusdepan dan satuan karya pramuka.
b.
Pengelolaan kegiatan kepramukaan bagi anggota muda dan anggota dewasa.
c.
Pengelolaan personil, logistik, keuangan, usaha dana dan aset milik kwarran serta
pembinaan
organisasi.
d.
Pengelolaan hubungan dengan lembaga pemerintah, swasta dan masyarakat.
3.
Organisasi
a.
Di tingkat kecamatan, Gerakan Pramuka dipimpin oleh kwarran yang disusun dalam
satu
kepengurusan yang bersifat kolektif, dan terdiri atas para Andalan Ranting
untuk
masa bakti 3 (tiga) tahun.
b.
Kwarran terdiri atas anggota dewasa putra dan putri yang disebut Andalan
Ranting
yang
disusun sebagai berikut:
1)
Seorang Ketua.
2)
Wakil Ketua.
3)
Sekretaris.
4)
Beberapa anggota.
c.
Kwarran tidak membentuk Bidang sebagai pengelompokan fungsi tapi langsung
dilaksanakan
oleh Andalan Ranting Urusan.
d.
Badan Pemeriksa Keuangan Kwartir Ranting dibentuk berdasarkan keputusan
Musyawarah
Ranting, personilnya terdiri atas unsur Majelis Pembimbing Ranting,
unsur
kwartir ranting, dan unsur gugusdepan.
e.
Jika dipandang perlu untuk menangani sesuatu hal yang memerlukan keahlian
khusus,
Ketua Kwarran dapat mengangkat Pembantu Andalan Ranting.
f.
Dalam melaksanakan tugas dan kegiatan, pengurus kwarran dibantu oleh badan
kelengkapan,
yang terdiri atas:
1)
Dewan Kehormatan Ranting.
2)
Koordinator Gugusdepan.
3)
Dewan Kerja Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega Tingkat Ranting.
4)
Pimpinan Satuan Karya Pramuka Tingkat Ranting termasuk Pamong Satuan
Karya
Pramuka.
5)
Badan Usaha Kwarran.
6)
Satuan kegiatan.
g.
Dalam operasional sehari-hari, kwarran didukung oleh staf kwarran.
BAB
III
TUGAS
DAN FUNGSI ANDALAN RANTING
1.
Ketua Kwarran
a.
Ketua Kwarran disingkat Ka Kwarran, bertugas:
1)
Memimpin kwarran sesuai masa baktinya.
2)
Memimpin dan mengendalikan pelaksanaan tugas dan tanggung jawab kwarran.
3)
Menentukan kebijakan pelaksanaan keputusan Musran dan pelaksanaan
pendidikan
dan kegiatan kepramukaan yang ditetapkan dalam Rencana Kerja
dan
Program Kerja Kwarran.
b.
Ketua Kwarran mempunyai fungsi sebagai berikut:
1)
Pembina dan pengembang fungsi kwarran.
2)
Pemimpin para Andalan Ranting dalam melaksanakan tugas kwarran.
3)
Pengambil keputusan dalam menentukan kebijakan kwarran.
4)
Pembina hubungan dengan lembaga pemerintah dan swadaya masyarakat di
wilayahnya.
2.
Wakil Ketua Kwarran
a.
Tugas Wakil Ketua Kwarran adalah membantu dan mewakili Ketua Kwarran dalam
melaksanakan
tugas Ketua Kwarran.
b.
Wakil Ketua Kwarran mempunyai fungsi sebagai berikut:
1)
Pembantu fungsi Ketua Kwarran.
2)
Pemimpin Andalan Urusan yang dipimpinnya.
3)
Perumus kebijakan kwarran sesuai dengan tugasnya.
c.
Dalam melaksanakan tugasnya Wakil Ketua Kwarran bertanggungjawab kepada
Ketua
Kwarran.
3.
Sekretaris Kwarran
a.
Sekretaris Ranting, disingkat Ses Kwarran, bertugas menyelenggarakan pembinaan
organisasi
dan ketatalaksanaan, serta administrasi terhadap seluruh unsur di
lingkungan
kwarran.
b.
Ses Kwarran mempunyai fungsi sebagai berikut:
1)
Penyaji gagasan dan materi untuk pimpinan.
2)
Koordinator dan konsultan penyusunan program.
3)
Pembina dan pengatur fungsi staf.
4)
Pengawas dan pengendali pelaksanaan fungsi staf.
c.
Dalam melaksanakan tugasnya, Ses Kwarran bertanggungjawab kepada Ketua
Kwarran.
4.
Andalan Ranting Urusan
a.
Andalan Ranting Urusan mempunyai tugas dan tanggung jawab dalam suatu urusan
tertentu
yang ditetapkan oleh Ketua Kwarran.
b.
Andalan Ranting Urusan mempunyai tugas dan tanggung jawab sebagai berikut:
1)
Merencanakan dan menyusun program kegiatan dalam urusannya masingmasing.
2)
Mengawasi dan memberi bimbingan dalam pelaksanaan program kegiatan sesuai
dengan
urusan masing-masing.
3)
Bertanggungjawab kepada Ketua Kwarran.
c.
Kwarran membentuk Andalan Ranting Urusan, terdiri atas:
1)
Andalan Ranting Urusan Pembinaan Siaga Putra.
2)
Andalan Ranting Urusan Pembinaan Siaga Putri.
3)
Andalan Ranting Urusan Pembinaan Penggalang Putra.
4)
Andalan Ranting Urusan Pembinaan Penggalang Putri.
5)
Andalan Ranting Urusan Pembinaan Penegak dan Pandega Putra.
6)
Andalan Ranting Urusan Pembinaan Penegak dan Pandega Putri.
7)
Andalan Ranting Urusan Satuan Karya Pramuka.
Andalan Ranting Urusan Pembinaan Anggota
Dewasa Putra.
9)
Andalan Ranting Urusan Pembinaan Anggota Dewasa Putri.
10)
Andalan Ranting Urusan Pengabdian Masyarakat dan Hubungan Masyarakat.
11)
Andalan Ranting Urusan Keuangan, Usaha, dan Sarana Prasarana.
d.
Penetapan Andalan Ranting Urusan disesuaikan dengan kebutuhan kwarran.
5.
Pembantu Andalan Ranting
Pembantu
Andalan Ranting mempunyai fungsi sebagai pembantu pelaksanaan tugas
Andalan
Ranting.
BAB
IV
ORGANISASI
PELAKSANA KWARRAN
1.
Badan Pelaksana dan Kelengkapan Kwarran
Kwarran
dalam melaksanakan tugas dan kegiatannya membentuk Badan Pelaksana dan
Kelengkapan
Kwarran yang terdiri atas :
a.
Dewan Kehormatan Ranting.
b.
Koordinator Gugusdepan.
c.
Dewan Kerja Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega Tingkat Ranting.
d.
Pimpinan Satuan Karya Pramuka (Saka) Tingkat Ranting
e.
Badan Usaha Kwarran
f.
Satuan Kegiatan
Dalam
melaksanakan tugasnya, kwarran didukung oleh staf kwarran.
2.
Dewan Kehormatan Ranting
a.
Kwarran membentuk Dewan Kehormatan, dengan tugas sebagai berikut:
1)
Menilai sikap dan perilaku anggota Gerakan Pramuka berkaitan dengan
pelanggaran
Kode Kehormatan dan merugikan nama baik Gerakan Pramuka.
2)
Menilai sikap, perilaku dan jasa seseorang untuk mendapatkan tanda
penghargaan.
b.
Keanggotaan Dewan Kehormatan, diupayakan terdiri atas:
1)
Majelis Pembimbing Ranting.
2)
Andalan Ranting.
3)
Anggota Kehormatan (bila ada).
4)
Dewan Kerja Ranting (bila perlu).
c.
Dalam melaksanakan tugasnya Dewan Kehormatan dibantu oleh staf kwarran.
d.
Dewan Kehormatan dalam melaksanakan tugasnya bertanggungjawab kepada Ketua
Kwarran.
3.
Koordinator Gugusdepan
a.
Koordinator Gugusdepan, disingkat Korgudep dibentuk untuk mengkoordinasikan
dan
penghubung kwarran dengan gugusdepan dan satuan karya pramuka yang ada
di
suatu wilayah kelurahan/desa.
b.
Korgudep yaitu seorang Pembina Pramuka yang dipilih oleh para Pembina
Gugusdepan
di wilayah kelurahan/desa yang bersangkutan.
c.
Untuk efisiensi, pemilihan Korgudep dapat dilaksanakan pada saat
penyelenggaraan
Musran.
d.
Korgudep karena jabatannya berkedudukan sebagai Andalan Ranting.
e.
Korgudep bertanggungjawab kepada Ketua Kwarran.
4.
Dewan Kerja Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega Tingkat Ranting
a.
Dewan Kerja Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega Tingkat Ranting (DKR)
merupakan
wadah pembinaan Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega yang
mempunyai
tugas mengelola dan menggerakkan Pramuka Penegak dan Pandega
dan
mengajukan saran usul kegiatan sesuai dengan fungsinya.
b.
DKR mempunyai fungsi sebagai berikut:
1)
Pelaksana kebijakan kwarran tentang kegiatan Pramuka Penegak dan Pramuka
Pandega
termasuk kegiatan satuan karya pramuka;
2)
Perencana dan penyelenggara pembinaan Pramuka Penegak dan Pramuka
Pandega
sesuai dengan keputusan Musppanitera Ranting;
3)
Pemberi sumbangan pikiran dan laporan kepada kwarran tentang perencanaan
pengorganisasian
dan pelaksanaan pengembangan kegiatan Pramuka Penegak
dan
Pramuka Pandega;
4)
Penggerak Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega dalam pelaksanaan kegiatan
di
tingkat ranting;
5)
Persemaian kader pimpinan.
c.
Ketua dan Wakil Ketua DKR karena jabatannya berkedudukan sebagai Andalan
Ranting.
d.
Ketua DKR dalam melaksanakan tugasnya bertanggungjawab kepada Ketua
Kwarran.
5.
Pimpinan Satuan Karya Pramuka Tingkat Ranting
a.
Pimpinan Satuan Karya (Saka) Tingkat Ranting termasuk Pamong Saka mempunyai
tugas
meningkatkan kemampuan, keterampilan, pengetahuan dan pengalaman
anggota
Gerakan Pramuka melalui kegiatan saka yang diminati.
b.
Pimpinan Saka Tingkat Ranting mempunyai fungsi:
1)
Perencana dan penyelenggara kegiatan saka.
2)
Pemberi sumbangan pikiran dan laporan kepada kwarran tentang perencanaan,
pengorganisasian
dan pelaksanaan pengembangan kegiatan saka.
3)
Pembina kegiatan saka.
4)
Pengevaluasi dan pelapor serta pemantau kegiatan saka.
5)
Pembina kegiatan saka termasuk bantuan teknis, dana, dan fasilitas.
c.
Ketua Pimpinan Saka Tingkat Ranting karena jabatannya berkedudukan sebagai
Andalan
Ranting.
d.
Ketua Pimpinan Saka Tingkat Ranting dalam melaksanakan tugasnya
bertanggungjawab
kepada Ketua Kwarran.
6.
Badan Usaha Kwarran
a.
Badan Usaha Kwarran dibentuk dalam rangka membantu mengupayakan dana untuk
mendukung
program kegiatan kwarran.
b.
Badan Usaha Kwarran diketuai oleh salah seorang Wakil Ketua Kwarran atau orang
lain
yang dipandang mampu.
c.
Ketua Badan Usaha Kwarran dalam melaksanakan tugasnya bertanggungjawab
kepada
Ketua Kwarran
7.
Satuan Kegiatan
a.
Kwarran membentuk satuan kegiatan sesuai dengan situasi dan kondisi setempat
dalam
rangka kegiatan bakti masyarakat, penyaluran minat dan bakat serta
pengembangan
potensi anggota.
b.
Satuan kegiatan bertanggungjawab kepada Ketua Kwarran melalui Andalan yang
bersangkutan
dengan kegiatan tersebut.
8.
Staf Kwartir Ranting
a.
Staf Kwartir Ranting (Staf Kwarran) adalah karyawan/tenaga staf yang diberi
imbalan
jasa, yang dipimpin oleh Ses Kwarran.
b.
Staf Kwarran merupakan badan pendukung teknis dan administratif yang
mempunyai
tugas dan tanggung jawab sebagai berikut:
1)
Membantu pelaksanaan tugas dan tanggung jawab kwarran;
2)
Menyiapkan rencana pelaksanaan kegiatan berdasarkan Program Kerja Kwarran;
3)
Melaksanakan keputusan dan lain-lain kebijakan kwarran;
4)
Memberi dukungan dan pelayanan staf kepada pengurus kwarran;
5)
Mengadakan hubungan koordinasi dan konsultasi dengan Andalan Ranting
Urusan.
c.
Tugas dan tanggung jawab staf kwarran dilaksanakan oleh tenaga staf/karyawan,
di
bawah
pimpinan Ses Kwarran dan sehari-hari dikoordinasikan oleh Kepala
Sekretariat
Kwarran.
d.
Dalam melaksanakan tugasnya staf kwarran bertanggung jawab kepada Ses
Kwarran.
e.
Pengaturan staf kwarran untuk selanjutnya diserahkan kepada kwarran,
disesuaikan
situasi
dan kondisi setempat.
f.
Staf Kwarran terdiri atas:
1)
Kepala Sekretariat.
2)
Urusan Binamuda.
3)
Urusan Binawasa.
4)
Urusan Pengabdian Masyarakat dan Hubungan Masyarakat.
5)
Urusan Keuangan, Usaha, Sarana dan Prasarana.
BAB
V
BADAN
PEMERIKSA KEUANGAN RANTING
Badan
Pemeriksa Keuangan Ranting
1.
Badan Pemeriksa Keuangan Kwartir Ranting (BPK Kwarran) dibentuk berdasarkan
keputusan
Musyawarah Ranting Gerakan Pramuka.
2.
BPK Kwarran mempunyai tugas memeriksa pengelolaan keuangan baik yang dikelola
langsung
oleh kwarran maupun unit usaha kwarran.
3.
Kepengurusan BPK Kwarran, minimal 3 (tiga) orang terdiri atas unsur Majelis
Pembimbing
Ranting, unsur kwarran, dan unsur gugusdepan, ditambah seorang staf
yang
memiliki kompetensi dalam bidang keuangan.
4.
BPK Kwarran dapat mengangkat seorang ahli keuangan sebagai konsultan.
5.
BPK Kwarran dalam tugasnya memeriksa pengelolaan keuangan mempunyai fungsi:
a.
Pemantau pengelolaan keuangan;
b.
Pemeriksa dan pengevaluasi keuangan;
c.
Pembina pengelolaan keuangan kwarran dan badan-badan usaha kwarran.
d.
BPK Kwarran dalam melaksanakan tugasnya bertanggungjawab kepada
Musyawarah
Ranting.
BAB
VI
TATA
KERJA
Rapat-Rapat
1.
Untuk memadukan suatu kerjasama yang serasi, maka perlu diadakan
pertemuan-pertemuan
secara periodik melalui rapat-rapat yang meliputi:
a.
Rapat Paripurna Andalan Ranting.
b.
Rapat Kerja Ranting.
c.
Sidang Paripurna DKR.
d.
Rapat Pimpinan Kwarran.
e.
Rapat Staf.
Disamping
menyelenggarakan rapat secara periodik, kwarran mengadakan rapat
bersifat
insidental, seperti:
a.
Rapat Kepanitiaan.
b.
Rapat Satuan Tugas.
2.
Rapat Paripurna Andalan Ranting (Rapat Paripurna)
a.
Rapat Paripurna diselenggarakan sekurang-kurangnya 2 kali dalam waktu satu
tahun.
b.
Pimpinan rapat adalah Ka Kwarran, atau salah satu Waka Kwarran.
c.
Peserta rapat adalah Ka Kwarran, Waka Kwarran, Ses Kwarran dan Andalan
Ranting.
d.
Agenda rapat dititikberatkan pada penentuan kebijakan kwarran mengenai
pengelolaan
Gerakan Pramuka.
3.
Rapat Kerja Ranting Gerakan Pramuka (Rakerran)
a.
Rakerran diselenggarakan oleh kwarran sekali dalam satu tahun.
b.
Pimpinan Rakerran adalah Ka Kwarran atau Waka Kwarran yang ditunjuk.
c.
Peserta Rakerran terdiri atas:
1)
Utusan ranting yaitu semua Andalan dan unsur Mabiran.
2)
Utusan tiap gugusdepan, maksimal 3 (tiga) orang,
d.
Agenda pokok Rakerran dititikberatkan pada pembahasan laporan pelaksanaan
progja
tahunan yang lalu dan rencana program kerja tahunan yang akan datang.
4.
Sidang Paripurna Dewan Kerja Ranting (Sidparran)
a.
Sidparran diselenggarakan sekurang-kurangnya sekali dalam waktu satu tahun,
diusahakan
berdekatan waktu dan tempatnya dengan Rakerran.
b.
Pimpinan sidang adalah presidium Sidparran.
c.
Peserta Sidparran adalah:
1)
Seluruh pengurus DKR.
2)
Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega utusan gugusdepan, maksimal 3 orang.
d.
Konsultan Sidparran adalah Andalan Ranting yang ditunjuk oleh Ka Kwarran
e.
Agenda Sidparran dititikberatkan pada pembahasan laporan pelaksanaan kegiatan
DKR
tahun yang lalu dan rencana kegiatan DKR yang akan menjadi bagian dari
Progja
Kwarran tahun yang akan datang.
5.
Rapat Pimpinan Ranting (Rapim)
a.
Rapim diselenggarakan sekurang-kurangnya satu kali dalam satu bulan atau sesuai
dengan
keperluan.
b.
Pimpinan rapat adalah Ka Kwarran atau Waka Kwarran yang ditunjuk.
c.
Peserta rapat terdiri atas Ka Kwarran, Waka Kwarran dan Ses Kwarran.
d.
Dalam Rapim dapat diundang Andalan Ranting dan pihak lain yang diperlukan.
e.
Agenda rapat dititikberatkan pada:
1)
Pelaksanaan kegiatan kwarran sehari-hari.
2)
Evaluasi dan pembahasan masalah yang timbul dalam melaksanakan
pengelolaan
Gerakan Pramuka.
6.
Rapat Staf
a.
Rapat Staf Kwarran diselenggarakan sekali dalam satu minggu atau setiap saat
diperlukan.
b.
Pimpinan rapat adalah Ses Kwarran.
c.
Peserta rapat adalah Ses Kwarran, Kepala Sekretariat dan Kepala Urusan dan
pejabat
lain yang diperlukan.
d.
Agenda rapat dititikberatkan pada pelaksanaan tugas kwarran.
7.
Rapat Kepanitiaan
a.
Pimpinan rapat kepanitiaan adalah ketua panitia atau Andalan Ranting yang
ditunjuk.
b.
Peserta rapat adalah seluruh anggota panitia.
c.
Agenda rapat dititikberatkan pada pelaksanaan tugas panitia.
8.
Rapat Satuan Tugas
a.
Pimpinan rapat adalah Andalan Ranting.
b.
Peserta rapat adalah anggota satuan tugas.
c.
Agenda dititikberatkan pada pelaksanaan tugas satuan tugas.
BAB
VII
MUSYAWARAH
1.
Musyawarah Ranting
a.
Musyawarah Ranting (Musran) diselenggarakan 3 (tiga) tahun sekali pada akhir
masa
bakti kwarran.
b.
Jika menghadapi hal-hal mendesak, maka di antara dua Musran dapat diadakan
Musran
Luar Biasa.
c.
Peserta Musran adalah:
1)
Utusan ranting terdiri atas 6 (enam) orang yang diberi kuasa oleh kwarran,
diantaranya
adalah Ketua Dewan Kerja Ranting dan seorang yang diberi kuasa
oleh
Majelis Pembimbing Ranting.
2)
Utusan gugusdepan terdiri atas 4 (empat) orang yang diberi kuasa oleh Pembina
Gugusdepan,
diantaranya adalah seorang Pramuka Penegak/Pramuka Pandega di
gugusdepan
yang bersangkutan dan seorang yang diberi kuasa oleh Majelis
Pembimbing
Gugusdepan.
d.
Pimpinan Musran adalah suatu presidium yang dipilih diantara peserta Musran.
2.
Musyawarah Pramuka Penegak dan Pandega Putri Putra Tingkat Ranting
(Musppaniteraran)
a.
Pada akhir masa bakti DKR berkewajiban menyelenggarakan Musppaniteraran,
untuk
mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas selama masa bakti yang
dijalaninya
serta membentuk pengurus DKR baru.
b.
Musppaniteraran diselenggarakan sebelum waktu penyelenggaraan Musran.
c.
Apabila terjadi hal-hal luar biasa atau khusus dan istimewa di antara dua
Musppanitera
Ranting dapat diadakan Musppanitera Ranting Luar Biasa.
d.
Peserta Musppaniteraran adalah anggota DKR, Pramuka Penegak dan Pramuka
Pandega
utusan gugusdepan.
e.
Pemimpin Musppaniteraran adalah suatu presidium yang dipilih diantara peserta
Musppaniteraran.
f.
Hasil Muspaniteraran merupakan masukan bagi Musran untuk dapat diputuskan
menjadi
keputusan Musran.
BAB
VIII
HUBUNGAN
KERJA
Hubungan
Kerja
1.
Hubungan kerja dengan Majelis Pembimbing Ranting (Mabiran)
a.
Dalam rangka pembinaan dan pengembangan Gerakan Pramuka serta
penyelenggaraan
kegiatan tingkat ranting, kwarran mengadakan hubungan
kerja
dengan Mabiran.
b.
Agar Mabiran dapat berperan secara nyata dan aktif serta dapat memberikan
bimbingan
dan bantuan secara konseptual, efisien dan efektif, maka harus ada
hubungan,
koodinasi, kerjasama yang serasi dan sangat erat antara kwarran
dan
Mabiran.
c.
Mabiran merupakan saluran hubungan timbal balik antara kwarran dengan instansi
pemerintah
maupun masyarakat.
2.
Hubungan fungsional Kwarran dan Andalan Ranting.
a.
Andalan Ranting mempunyai wewenang untuk mengadakan penelitian dan
telaahan,
serta memberi saran terhadap kebijakan kwarran untuk kemudian
diputuskan
oleh Rapat Kwarran atau Rapat Paripurna Andalan.
b.
Setiap Andalan Ranting diwajibkan membantu kwarran dalam perumusan
kebijakan,
pengawasan, pengendalian dan evaluasi pelaksanaan kebijakan
Kwarran.
c.
Setiap tindakan dan kebijakan kwarran secara kolektif menjadi tanggung jawab
bersama
dari semua Andalan Ranting dan keluar menjadi tanggung jawab Ketua
Kwarran.
3.
Hubungan struktural dan fungsional Andalan Ranting dan Staf Kwarran.
a.
Andalan Ranting dapat mengadakan pengawasan dan memberi bimbingan sesuai
dengan
urusan masing-masing.
b.
Andalan Ranting dapat mengadakan pengawasan dan memberi bimbingan serta
saran
dalam pelaksanaan tugas staf kwarran.
c.
Gagasan Andalan Ranting dapat disampaikan kepada Ses. Kwarran untuk dibahas
dan
disusun konsepnya oleh staf kwarran.
d.
Setiap tulisan, naskah dan keputusan yang dikeluarkan oleh kwarran
ditandatangani
oleh
Ketua Kwarran; sedangkan surat yang dikeluarkan oleh kwarran dapat
ditandatangani
oleh pejabat yang ditunjuk oleh Ketua Kwarran.
4.
Hubungan kerjasama dengan instansi pemerintah dan masyarakat.
a.
Untuk menunjang pendidikan dan kegiatan kepramukaan dapat diadakan hubungan
kerjasama
antara kwarran dengan instansi pemerintah, organisasi lain, dan
masyarakat.
b.
Hubungan kerjasama tersebut diatur dan dilaksanakan berdasarkan keputusan atau
piagam
kerjasama kwarran dengan instansi pemerintah atau organisasi lain.
c.
Hubungan kerjasama itu juga diperlukan untuk mendapatkan bantuan moril,
materiil
dan finansial.
5.
Pembinaan hubungan kerja
a.
Untuk membina dan memantapkan hubungan kerja dalam lingkungan kwarran
diperlukan
adanya komunikasi yang sehat antara Andalan Ranting dan staf
kwarran
sesuai dengan jiwa persaudaraan dan persatuan dalam
Gerakan
Pramuka.
b.
Pembinaan hubungan kerja tersebut dilakukan dengan pendekatan, secara
fungsional
maupun pribadi, sehingga dapat terwujud hubungan persaudaraan.
BAB
IX
PEMEKARAN
KWARRAN
Pemekaran
Kwarran
1.
Pembentukan kwarran mengikuti terbentuknya wilayah administratif kecamatan.
2.
Pembentukan kwarran serta pengurusnya ditetapkan oleh Musyawarah Ranting,
yang
diselenggarakan atau difasilitasi oleh kwarran induk.
3.
Apabila di kecamatan baru belum terbentuk kwarran, maka pembinaan
kepramukaan
masih menjadi tugas dan tanggungjawab kwarran induk.
4.
Pembentukan kwarran dilaporkan oleh kwarran induk kepada Kwartir Cabang dan
tembusan
kepada Kwartir Daerah.
5.
Pengurus kwarran menyusun rencana kerja dan program kerja sendiri atau dapat
melaksanakan
Rencana Kerja dan Program Kerja Kwarran Induk.
6.
Kwarran baru dalam 2 tahun sejak terbentuknya mengupayakan untuk mempunyai:
a.
Kantor sebagai alamat tetap.
b.
Pembina Mahir minimal seperempat dari jumlah gugusdepan.
BAB
X
PENUTUP
Penutup
1.
Susunan organisasi, tugas dan tanggung jawab serta tata kerja dalam petunjuk
penyelenggaraan
ini mengatur ketentuan dalam garis besar.
2.
Hal-hal yang belum diatur dalam petunjuk ini akan diatur kemudian.
Jakarta,
26 November 2007
Kwartir
Nasional Gerakan Pramuka
Ketua,
Prof.
DR. Dr. H. Azrul Azwar, MPH
Materi
Kompas
Download
juga disini SK PP Gerakan pramuka lainnya
SK
PP PRAMUKA GARUDA
PANDUAN
KURSUS PEMBINA PROFESIONAL TINGKAT DASAR
CARI
JUGA DISNI
K
o m p a s
Kompas
adalah alat bantu untuk menentukan arah mata angin. Bagian-bagian kompas yang
penting antara lain :
1.
Dial, yaitu permukaan di mana tertera angka dan huruf seperti pada permukaan
jam.
2.
Visir, yaitu pembidik sasaran
3.
Kaca Pembesar, untuk pembacaan pada angka
4.
Jarum penunjuk
5.
Tutup dial dengan dua garis bersudut 45
6.
Alat penggantung, dapat juga digunakan sebagai penyangkut ibu jari untuk
menopang kompas pada saat membidik
Angka-angka
yang ada di kompas dan istilahnya
North
= Utara = 0
North
East = Timur Laut = 45
East
= Timur = 90
South
East = Tenggara = 135
South
= Selatan = 180
South
West = Barat Daya = 225
West
= Barat = 270
North
West = Barat Laut = 325
Cara
Menggunakan Kompas
1.
Letakkan kompas anda di atas permukaan yang datar. setelah jarum kompas tidak
bergerak
lagi, maka jarum tersebut menunjuk ke arah utara magnet.
2.
Bidik sasaran melalui visir dengan kaca pembesar. Miringkan sedikit letak kaca
pembesar,
kira-kira 50 di mana berfungsi untuk membidik ke arah visir dan
mengintai
angka pada dial.
3.
Apabila visir diragukan karena kurang jelas dilihat dari kaca pembesar,
luruskan saja
garis
yang terdapat pada tutup dial ke arah visir, searah dengan sasaran bidik agar
mudah
dilihat melalui kaca pembesar.
PROGRAM
KERJA GERAKAN PRAMUKA
I.
PENDAHULUAN
Musyawarah
Gugus Depan (Mugus) merupakan pertemuan antara Ketua Majelis Pembimbing Gugus
Depan (Kepala Sekolah), Pembina dan Anggota Pramuka Penegak untuk membahas
program kerja Ambalan Putra-Putri Wana Kencana tahun 2007/2008. dimana
diharapkan program kerja Ambalan dapat di ikuti oleh gugus depan dilaksanakan
secara berjenjang dan berkesinambungan.
Program
kerja Ambalan putra-putri Wana Kencana tahun 2007/2008 disusun berdasarkan
skala prioritas dan merupakan program kerja jangka pendek yang disesuaikan
dengan kalender pendidikan maupun nasional.
Untuk
melaksanakan progja Ambalan tahun 2007/2008. Gugus depan mengajukan usulan
kegiatan
pramuka
kepada ketua majelis pembimbing gugus depan (Ka.Mabigus) untuk mendapatkan
dukungan anggaran sedangkan usulan kegiatan tidak disetujui tetap menjadi
Progja 2007/2008 dengan anggaran diusahakan secara swadaya.
II.
KOMISI PROGRAM
A.
ANGGOTA MUDA
Pramuka
Penegak dan Pandega adalah anggota muda, Program kerja Pramuka Penegak dan
Pandega, berupa;
Kursus
Brigade Penolong
Perkemahan
Bina Rohani
Latihan
Dasar Kepemimpinan
Kursus
Pengelola Dewan Kerja Ambalan (KPDKA)
Perkemahan
SAKA (Satuan Karya)
Pelatihan
Teknologi Komunikasi
Kursus
Mahir Dasar
Pelantikan
Penegak Bantara (TB), Laksana (TL), Garuda
Pelantikan
Pandega
Pembinaan
bidang Seni, Budaya dan olah raga
Pelatihan
Internet
Rapat
Undangan Khusus
Partisipasi
Kegiatan
B.
ANGGOTA DEWASA
1.
Pembina Pramuka
Program
Kegiatan dan Pelatihan Pembina Pramuka sesuai dengan kalender pelatihan yang
sudah dijadwalkan berupa;
Kursus
Mahir Dasar (KMD)
Kursus
Mahir Lanjutan (KML)
Kursus
Keterampilan Perkemahan (KKP)
Karang
Pamitran (KP)
2.
Pelatih
Kursus
Pelatih Dasar (KPD)
Penyegaran
Pelatih
Lokakarya
3.
Majelis Pembimbing
Kursus
Orientasi bagi Kepala Sekolah
Kursus
Orientasi Kepramukaan bagi Majelis Pembing
III.
KOMISI MANAJEMEN, KEUANGAN DANA DAN USAHA
A.
MANAJEMEN
Program
kerja menajemen dalam jangka pendek berupa;
Kunjungan
kerja gugus depan
Kursus
Manajemen Gugus Depan
Penilaian
Gugus Depan
Mengembangkan
Gugus Depan yang lengkap dan terbuka
B.
KEUANGAN
Program
kerja bidang keuangan dalam jangka pendek, berupa;
Menyempurnakan
mekanisme keuangan sesuai dengan aturan yang berlaku
Efisiensi
pengelolaan keuangan dan dana
Inventarisasi
sumber dana yang bias diterima secara rutin
Menyusun
rencana anggaran pengeluaran rutin secretariat pertahun
C.
USAHA DAN DANA
Program
kerja usaha dan dana dalam jangka pendek berupa;
Menyiapkan
dan menyelenggarakan kedai pramuka
Memberdayakan
gedung dan secretariat yang lebih baik
Menyelenggarakan
berbagi kegiatan penggalangan dana melalui:
Kursus
Keterampilamn Seni dan MC
Lokarkarya
Pendidikan dan Hukum
Malam
dana Pramuka melalui pameran hasta karya peserta didik
Penggalangan
dana melalui sponsorship
Penggalangan
dana melalui donator dari : Ka.Mabigus, Mabi, Tokoh Masyarakat, Pengusaha,
Perusahaan, Purna Anggota Mabi, Dewan Kerja dan Pimpinan Saka
IV.
KOMISI KOMUNIKASI
Dalam
rangka meningkatkan citra Gerakan Pramuka baik ke dalam maupun ke luar, perlu
peningkatan peran bidang komunikasi untuk menyampaikan berbagai aktifitas
kegiatan Pramuka baik melalui media cetak maupun elektronik.
A.
HUMAS
Program
kerja bidang humas dalam jangka pendek berupa;
Orientasi
kehumasan tentang komunikasi dalam PRamuka dan aktivitasnya
Pelatihan
internet
B.
MEDIA CETAK
Program
kerja bidang media cetak dalam jangka pendek, berupa;
Membuat
pers release ke media masa tentang kegiatan pramuka Ambalan Putra-Putri Wana
Kencana Pangakalan SMA Rimba Madya Bogor.
Membuat
papan informasi sebagai sarana informasi dari dan kejajaran Gerakan Pramuka
C.
MEDIA ELEKTRONIKA
Program
kerja bidang media elektronika dalam jangka pendek, berupa;
Mengadakan
pendekatandan upaya kerjasama dengan stasiun radio dan televise baik pemerintah
maupun swasta
Membuat
film pendek tentang aktifitas kepramukaan Ambalan Putra-Putri Wana Kencana
Pangkalan SMA Rimba Madya Bogro baik ekgiatan di dalam maupun kegiatan di luar
Ambalan
D.
PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN
Program
kerja penelitian dan pengembangan (Litbang) dalam jangka pendek, berupa;
Menyelenggarakan
survey dilingkungan anggota Pramuka untuk mengetahui keinginan dan kebutuhan
peserta didik
Menyelenggarakan
survey ke lingkungan masyarakat dan Majelis pembimbing untuk mengetahui
kekurangan dan kelebihan serta memperoleh masukan untuk kemajuan Gerakan Pramuka.
Pelatihan
penelitian bagi pembina Pramuka
Pelatihan
penelitian bagi pelatih Pramuka
E.
HUBUNGAN LUAR
Program
kerja hubungan luar dalam jangka pendek, berupa;
Mengadakan
pendekatan dengan berbagai instansi pemerintah maupun swasta unmtuk menjalin kerja
sama yang saling menguntungkan
mengadakan
bakti sosial kepanti asuhan
F.
LAIN-LAIN
Selain
menghasilkan program kerja tahun 2007/2008. Musyawarah Gugus Depan (Mugus)
tahun 2007, menetapkan:
Visi
dan Misi Gerakan Pramuka Ambalan Putra-Putri Wana Kencana Pangakalan SMA Rimba
Madya Bogor.
Strategi
pembinaan anggota Gerakan Pramuka Ambalan Putra-Putri Wana Kencana Pangakalan
SMA Rimba Madya Bogor.
G.
KESIMPULAN
Musyawarah
Gugus Depan tahun 2007 telah berjalan dengan baik dan lancar, Kesimpulan yang
dapat di ambil dari pelaksanaan Mugus 2007, sebagai berikut:
Program
kerja putra putri Pangakalan SMA Rimba Madya Bogor tahun 2007/2008 dapat
diterima dan dijadikan acuan bagi penyelenggaraan kegiatan di gugus depan untuk
meningkatkan intensitas kegiatan yang berjenjang dan berkesimpulan.
Progja
Ambalan putra putri Pangakalan SMA Rimba Madya Bogor tahun 2007/2008 merupakan
progja gugus depan yang akan dilaksanakan oleh Ambalan sebagai evaluasi
pelaksanaan latihan-latihan peserta didik dan sumber didik di pangkalan SMA
Rimba Madya Bogor.
Progja
2007/2008 diprioritaskan pada peningkatan kegiatan anggota muda, penambahan
jumlah pembina dan pelatih Pembina Pramuka, pemberdayaan asset dan akses gugus
depan, efisiensi dan peningkatan anggaran keuangan serta mengupayakan
peningkatan citra Gerakan Pramuka Pangakalan SMA Rimba Madya Bogor tahun
2007/2008.
PENUTUP
Demikian
program kerja ini dibuat untuk dilaksanakan sebagaimana mestinya dan program
kerja ini dapat berubah disesuaikan situasi dan kondisi yang ada.
Cara
Membuat Proposal
Contoh:
PROPOSAL
PERKEMAHAN
SABTU MINGGU ( PERSAMI )
Penerimaan
anggota Penegak Ambalan
GugusDepan
…………………………..
———————————————————————————–
I.
Pendahuluan. ( Latar Belakang Penyelenggaraan Kegiatan)
Gerakan
Pramuka adalah pendidikan kepramukaan bagi kaum muda guna menumbuhkan tunas
bangasa agar menjadi generasi yang lebih baik, sanggup bertanggung jawab dan
mampu membina dan membangun sebagai penerus generasi selanjutnya.
Dalam
mencapai tujuannya, antara lain dalam upaya menanamkan dan menumbuhkan budi
pekerti luhur dengan cara memantapkan mental, moral, fisik, pengetahuan,
ketrampilan dan pengalaman melalui berbagai kegiatan.
Untuk
hal tersebut perlu memberikan pembekalan pengetahuan dan ketrampilan bagi para
anggota Pramuka ambalan Diponegoro dalam upaya pembentukan watak dan mental
menjadi manusia yang berkepribadian dan berjiwa Pancasila.
Kegiatan
tersebut selain merupakan upaya pembinaan anggota Amabalan, juga merupakan
program kerja tahunan yang telah ditetapkan melalui musyawarah ambalan.
II.
Dasar Kegiatan. ( Landasan / dasar penyelenggaraan)
1.
Anggaran Dasar/ Anggaran Rumah Tangga Gerakan Pramuka.
2.
Program Kerja Ambalan Diponegoro tahun 2004/2005.
3.
Rapat Dewan Ambalan pada tanggal 4 September 2004.
III.
Tujuan. ( Tujuan kegiatan yang hendak dicapai )
1.
Pembekalan materi pengetahuan dan ketrampilan kepramukaan bagi anggota Pramuka
Gugus Depan 03.167-03.168.
2.
Menanamkan disiplin dan mental yang lebih baik.
3.
Penerimaan dan pelantikan anggota Ambalan Pramuka Penegak Gugus Depan
03.167-03.168.
IV.
Motto. ( Semboyan selama pelaksanaan kegiatan )
Disiplin
– Setia – Persaudaraan
V.
Nama Kegiatan.( Beri nama kegiatan sesuai kegiatan yang dimaksud )
Perkemahan
Sabtu Minggu (Persami)
Jenis
Kegiatan :
1.
Penjelajahan/ Haiking,
2.
Pembekalan dan Pemantapan Materi Kepramukaan.
3.
Penerimaan dan Pelantikan anggota.
4.
Out Door Games.
5.
Api Unggun.
6.
Diskusi.
7.
Upacara.
VI.
Waktu dan Tempat. ( Menjelaskan waktu,tempat/ lokasi kegiatan, )
Hari/
Tanggal : Sabtu-Minggu, 2-3 Oktober 2004.
(Sabtu
mulai 07.30 s/d Minggu 12.00)
Tempat
: Bumi Perkemahan ……………………….
VII.
Sistim Penyelenggaraan. ( Sistem/ Tehnis pelaksanaan, jadwal )
Kegiatan
diselenggarakan dengan cara berkemah/ mendirikan tenda, dengan dibentuk tiap
kelompok/ Sangga.
Jadwal
Kegiatan Terlampir.
VIII.
Peserta.( Siapa yang ikut, syarat, persyaratan lainnya )
1.
Peserta adalah siswa-siswi kelas 1, atau anggota Pramuka yang telah memenuhi
usia Penegak.
2.
Sehat Jasmani dan Rohani serta mendapatkan ijin dari Orang tua.
3.
Membawa perlengkapan berkemah dan keperluan Pribadi.
4.
Memenuhi Persyaratan yang telah ditetapkan Panitia.
Daftar
Peserta dan Persyaratan Terlampir.
IX.
Kepanitiaan. ( Siapa yang jadi panitia, pelindung, penasehat dll )
Penyelenggaraan
kegiatan telah dibentuk kepanitiaan yang terdiri dari Anggota Pramuka Ambalan
Diponegoro. Kepanitian tersebut dibentuk pada tanggal 4 September 2004.
Daftar
susunan kepanitiaan terlampir.
X.
Anggaran.( Sunber, besar iuran dan rencana pembiayaan )
Anggaran
kegiatan bersumber dari ;
1.
Iuran anggota/ Peserta.
2.
Kas Ambalan.
3.
Bantuan/ Subsidi pihak Sekolah.
Perincian
anggaran dan kebutuhan terlampir.
XI.
Penutup.
Demikian
proposal ini diajukan untuk menjadikan periksa. Selanjutnya atas kebijakan dan
dukungan dari berbagai pihak sangat kami harapkan.
Atas
perhatuiannya diucapkan terima kasih.
Samarinda,
11 September 2004.
Ambalan
Gugus
Depan 03.167-03.168
Pradana
Putra, Pradana Putri,
_______________
_______________
Pembina
Gudep 03.167 Pembina Gudep 03.168
………………………….
………………………….
Mengetahui,
Kepala
Sekolah ………………..
Selaku
Ka Mabigus Gerakan Pramuka
…………………………………
Lampiran
:
1.
Jadwal Kegiatan.
2.
Anggaran Penyelenggaraan.
3.
Persyaratan dan Daftar Peserta.
4.
Blangko surat ijin Orang Tua.
5.
Susunan Panitia
Petunjuk
Penyelenggaraan Tanda Jabatan
KEPUTUSAN
KWARTIR
NASIONAL GERAKAN PRAMUKA
NOMOR
202 TAHUN 1988
TENTANG
PETUNJUK
PENYELENGGARAAN TANDA JABATAN
GERAKAN
PRAMUKA
Ketua
Kwartir Nasional Gerakan Pramuka,
Menimbang
: a. Bahwa Gerakan Pramuka menggunakan berbagai macam Tanda Pengenal, yang
dikenakan pada pakaian seragam Pramuka;
b.
Bahwa sebagian diantara Tanda Pengenal itu adalah tanda yang berfungsi sebagai
alat untuk mengenal jabatan yang dipegang oleh pemakainya di samping sebagai
alat pendidikan;
c.
Bahwa untuk memenuhi maksud tersebut di atas, perlu Kwartir Nasional Gerakan
Pramuka menerbitkan Petunjuk Penyelenggaraan yang mengatur dan menerbitkan
pemakaian tanda jabatan termaksud di atas.
Mengingat
: a. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 238 tahun 1961 tentang Gerakan
Pramuka;
b.
Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 57 tahun 1988 tentang Anggaran
Dasar Gerakan Pramuka;
c.
Keputusan Kwarnas Gerakan Pramuka Nomor 194 tahun 1984 tentang Anggaran Rumah
Tangga Gerakan Pramuka;
d.
Keputusan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Nomor 055 tahun 1982 tentang
Petunjuk Penyelenggaraan Tanda Pengenal Gerakan Pramuka.
Memperhatikan
: a. Saran Andalan Nasional Gerakan Pramuka;
b.
Saran Staf Kwarnas Gerakan Pramuka.
MEMUTUSKAN
Menetapkan
:
Pertama
: Menyatakan tidak berlakunya tanda pengenal Gerakan Pramuka, yang berfungsi
sebagai tanda jabatan, yang tercantum dalam keputusan, pengumuman, surat edaran
atau ketentuan lainnya dari Kwartir Nasional Gerakan Pramuka sebelum
dikeluarkannya keputusan ini.
Kedua
: Menetapkan Petunjuk Penyelenggaraan Tanda Jabatan Gerakan Pramuka seperti
yang tercantum dalam lampiran keputusan ini.
Ketiga
: Menginstruksikan kepada semua Kwartir dan Satuan Pramuka untuk melaksanakan
dengan sebaik-baiknya isi petunjuk penyelenggaraan ini.
Keempat
: Menetapkan waktu selama dua tahun sebagai masa peralihan, untuk memberi
kesempatan mengadakan penyesuain pelaksanaan isi ketentuan yang lama, dengan
isi petunjuk penyelenggaraan yang baru ini.
Kelima
: Apabila di kemudian hari ternyata terdapat kekeliruan dalam keputusan ini,
akan diadakan perbaikan sebagaimana mestinya.
Keputusan
ini mulai berlaku sejak ditetapkannya.
Ditetapkan
di Jakarta
Pada
tanggal 29 Oktober 1988
Kwartir
Nasional Gerakan Pramuka
Ketua,
Letjen
TNI (Purn) Mashudi
LAMPIRAN
I KEPUTUSAN
KWARTIR
NASIONAL GERAKAN PRAMUKA
NOMOR
202 TAHUN 1988
PETUNJUK
PENYELENGGARAAN TANDA JABATAN
GERAKAN
PRAMUKA
BAB
I
PENDAHULUAN
1.
Umum
a.
Gerakan Pramuka menggunakan berbagai macam tanda pengenal yang dikenakan pada
pakaian seragam Pramuka, diantaranya ada yang dapat digunakan untuk menunjukkan
jabatan yang dipegang dan tugas yang sedang dilakukan oleh pemakainya.
b.
Seperti halnya tanda pengenal lainnya, maka tanda jabatan inipun merupakan alat
pendidikan untuk mencapai tujuan gerakan pramuka, yaitu memberi tanggungjawab
kepada pemakainya, sesuai dengan jabatan yang dipegangnya.
c.
Dianggap perlu dikeluarkan petunjuk penyelenggaraan yang mengatur sistem dan
pemakaian tanda jabatan, demi ketertiban tanda jabatan tersebut, agar sesuai
dengan maksud dan tujuan pemakaian serta fungsi tanda jabatan itu sendiri.
d.
Maksud petunjuk penyelenggaraan ini adalah untuk memberi pedoman bagi kwartir
dan satuan Pramuka dalam usaha meningkatkan prestasi kerja seseorang dan
penertiban pemakaian tanda jabatan.
e.
Tujuan petunjuk penyelenggaraan ini adalah untuk mengatur pemberian dan
pemakaian tanda jabatan, agar dapat dilaksanakan dengan benar dan tepat, oleh
mereka yang berhak memberi dan memakainya.
2.
Dasar
Petunjuk
Penyelenggaraan ini disusun berdasar :
a.
Anggaran Dasar Gerakan Pramuka, Bab II Pasal 7 dan Bab V Pasal 21.
b.
Anggaran Rumah Tangga Gerakan Pramuka Bab II Pasal 27 dan Bab IX Pasal 123.
c.
Keputusan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka nomor 055 tahun 1982 tentang
Petunjuk Penyelenggaraan Tanda Pengenal Gerakan Pramuka.
3.
Ruang Lingkup dan Tata Urut
Petunjuk
Penyelenggaraan ini meliputi segala macam tanda jabatan dalam Gerakan Pramuka,
yang disusun dengan tata urut sebagai berikut :
a.
Pendahuluan
b.
Maksud, tujuan dan fungsi.
c.
Macam tanda jabatan.
d.
Bahan, bentuk, gambar, warna dan ukuran.
e.
Arti kiasan.
f.
Pemberian dan pemakaian.
g.
Wewenang, pengadaan dan perubahan.
h.
Penutup.
4.
Pengertian
a.
Tanda Pengenal Gerakan Pramuka adalah tanda-tanda yang dikenakan pada pemakaian
seragam Pramuka, yang dapat menunjukkan diri seorang Pramuka, Satuan,
kemampuan, tanggungjawab, daerah asal, wilayah tugas, kecakapan, jabatan dan
tanda penghargaan yang dimilikinya.
b.
Tanda jabatan yaitu tanda pengenal yang menunjukkan jabatan dan tanggungjawab
seseorang dalam lingkungan Gerakan Pramuka.
BAB
II
MAKSUD,
TUJUAN, DAN FUNGSI
5.
Maksud
Tanda
jabatan Gerakan Pramuka dimaksudkan untuk :
a.
Dapat menunjukkan jabatan yang diberikan kepada seseorang anggota Gerakan
Pramuka.
b.
Dapat menunjukkan tugas dan tanggungjawab yang sedang dikerjakan oleh seorang
anggota Gerakan Pramuka.
c.
Memberi kebanggan kepada pemakainya, yang akan mendorong untuk mengembangkan
jiwa kepemimpinannya.
6.
Tujuan
Tanda
jabatan Gerakan Pramuka bertujuan :
a.
Mendorong anggota Gerakan Pramuka untuk menggunakan hak dan melakukan
kewajibannya sesuai dengan tugas dan tanggungjawabnya.
b.
Memberi gairah dan semangat bekerja kepada anggota Gerakan Pramuka, serta
meningkatkan pengetahuan, kecakapan, kemampuan dan haknya, sesuai dengan
jabatan yang dipegangnya.
c.
Memberi kebanggan kepada pemakainya, yang akan mendorongnya untuk mengembangkan
jiwa kepemimpinan.
7.
Fungsi
a.
Tanda jabatan Gerakan Pramuka berfungsi sebagai :
a.
Alat pendidikan, untuk memberi dorongan, gairah dan semangat para pemakai agar
mereka melakukan tugas sesuai dengan tanggungjawabnya dengan sebaik-baiknya,
serta peningkatkan pengetahuan, kecakapan, kemampuan dan pengalamannya.
b.
Alat pengenal jabatan yang sedang dipegangnya.
c.
Tanda pengakuan, pengesahan dan pemberian jabatan, beserta hak, tugas dan
tanggungjawabnya.
b.
Tanda jabatan tidak berfungsi sebagai :
a.
Tanda pangkat yang menunjukkan perbedaan martabat seseorang.
b.
Perhiasan.
BAB
III
MACAM
TANDA JABATAN
8.
Macam
Macam
tanda jabatan adalah sebagai berikut :
a.
Untuk Pramuka Siaga :
1)
Tanda Pemimpin Barung Utama.
2)
Tanda Pemimpin Barung.
3)
Tanda Wakil Pemimpin Barung.
b.
Untuk Pramuka Penggalang :
1)
Tanda Pemimpin Regu Utama.
2)
Tanda Pemimpin Regu.
3)
Tanda Wakil Pemimpin Regu.
c.
Untuk Pramuka Penegak :
1)
Tanda Pemimpin Sangga Utama (Pradana).
2)
Tanda Pemimpin Sangga.
3)
Tanda Wakil Pemimpin Sangga.
d.
Untuk Pramuka Pandega (hanya bila diperlukan) :
1)
Tanda Koordinator (Pradana).
2)
Tanda Pemimpin Satuan.
3)
Tanda Wakil Pemimpin Satuan.
e.
Tanda untuk pengurus Pramuka Penegak dan Pandega :
1)
Tanda Pengurus Dewan Ambalan Penegak.
2)
Tanda Pengurus Dewan Racana Pandega.
3)
Tanda Dewan Kerja Pramuka Penegak dan Pandega tingkat Ranting.
4)
Tanda Dewan Kerja Pramuka Penegak dan Pandega tingkat Cabang.
5)
Tanda Dewan Kerja Pramuka Penegak dan Pandega tingkat Daerah.
6)
Tanda Dewan Kerja Pramuka Penegak dan Pandega tingkat Nasional.
f.
Tanda untuk anggota Satuan Karya :
1)
Tanda Pengurus Dewan Saka.
2)
Tanda Pemimpin Krida.
3)
Tanda Wakil Pemimpin Krida.
4)
Tanda Pemimpin Saka.
5)
Tanda Pamong Saka.
g.
Tanda Pembina Pramuka :
1)
Tanda Pembina Siaga dan Pembantunya.
2)
Tanda Pembina Penggalang dan Pembantunya.
3)
Tanda Pembina Penegak dan Pembantunya.
4)
Tanda Pembina Pandega dan Pembantunya.
5)
Tanda Pembina Gugusdepan.
h.
Tanda Pelatih Pembina Pramuka :
1)
Tanda Pelatih Pembina Pramuka lulusan KPD.
2)
Tanda Pelatih Pembina Pramuka lulusan KPL.
3)
Tanda Pengurus Korps Pelatih.
i.
Tanda Andalan :
1)
Tanda Andalan Nasional.
2)
Tanda Andalan Daerah.
3)
Tanda Andalan Cabang.
4)
Tanda Andalan Ranting.
j.
Tanda Majelis Pembimbing :
1)
Tanda Mabinas.
2)
Tanda Mabida.
3)
Tanda Mabicab.
4)
Tanda Mabiran.
5)
Tanda Mabigus.
k.
Tanda Instruktur
l.
Tanda Petugas dan peserta kegiatan, dll.
BAB
IV
BAHAN,
BENTUK, GAMBAR, WARNA DAN UKURAN
9.
Tanda Pemimpin Barung (Utama) dan Wakilnya :
a.
Tanda Pemimpin Barung Utama, Pemimpin Barung dan Wakilnya dibuat dari kain,
berbentuk “Janur” (daun kelapa) berwarna hijau, tiap janur berukuran panjang 5
cm lebar 0,7 cm dan jarak tiap janur 0,5 cm.
b.
Pemimpin Barung Utama memakai tiga helai janur hijau.
c.
Pemimpin Barung memakai dua helai janur hijau.
d.
Wakil Pemimpin Barung memakai satu helai janur hijau.
10.
Tanda Pemimpin Regu (Utama) dan Wakilnya :
a.
Tanda Pemimpin Sangga Utama (Pradana) Pemimpin Sangga dan Wakilnya sama dengan
no.9a. di atas, dengan janur berwarna kuning.
b.
Pemimpin Sangga Utama (Pradana) memakai tiga helai janur kuning.
Pemimpin
Regu memakai dua helai janur merah.
Wakil
Pemimpin Regu memakai satu helai janur merah.
11.
Tanda Pemimpin Sangga (Utama) dan Wakilnya :
a.
Tanda Pemimpin Sangga Utama, Pemimpin Sangga dan Wakilnya sama dengan no. 9a di
atas, dengan janur berwarna kuning.
b.
Pemimpin Sangga Utama memakai tiga helai janur kuning.
Pemimpin
Sangga memakai dua helai janur kuning.
Wakil
Pemimpin Sangga memakai satu helai janur kuning.
12.
Tanda Pemimpin Satuan Pandega (bila diperlukan) :
a.
Bahan, bentuk dan ukuran sama dengan no. 9a di atas, dengan janur berwarna
coklat tua.
b.
Koordinator Pemimpin Satuan memakai tiga helai janur coklat tua.
Pemimpin
Satuan memakai dua helai janur coklat tua.
Wakil
Pemimpin Satuan memakai satu helai janur coklat tua.
13.
Tanda Pengurus Dewan Ambalan
Tanda
Pengurus Dewan Ambalan terdiri atas dua jenis :
a.
Lencana dari logam berbentuk roda gigi dengan 10 buah gigi, dan dua buah tunas
kelapa berpasangan di dalam roda gigi tersebut, yang menyangga sebuah bintang
bersudut lima.
Garis
tengah lingkaran luar lencana : 4,5 cm
Garis
tengah terluar roda gigi : 3,5 cm
Garis
tengah terdalam roda gigi : 2,9 cm
Garis
tengah bintang bersudut lima : 0,6 cm
Warna
dasar lingkaran dalam : biru tua
Warna
roda gigi, bintang dan tunas kelapa : kuning emas
b.
Lencana dari kain berbentuk belah ketupat dengan panjang sisi masing-masing 5
cm, berwarna dasar biru tua. Pada belah ketupat ini terdapat gambar roda gigi
dengan 10 buah gigi, dan dua buah tunas kelapa berpasangan di dalam roda gigi
tersebut, yang menyangga sebuah bintang bersudut lima.
Ukuran
gambar sama dengan nomor 13 a.
Warna
roda gigi dan tunas kelapa : kuning.
14.
Tanda Pengurus Dewan Racana
Tanda
Pengurus Dewan racana sama dengan nomor 13 a dan 13 b di atas dengan warna
dasar ungu.
15.
Tanda Dewan Kerja Penegak dan Pandega
Tanda
Dewan Kerja Penegak dan Pandega terdiri atas dua jenis :
a.
Lencana dari logam, berbentuk roda kemudi kapal dengan 10 buah pegangan kemudi.
Didalam roda kemudi terdapat dua buah tunas kelapa berpasangan yang menyangga
sebuah bintang bersudut lima.
Garis
tengah lingkaran luar lencana : 4,5 cm
Garis
tengah terluar roda kemudi : 3,5 cm
Garis
tengah terdalam roda kemudi : 2,9 cm
Garis
tengah bintang bersudut lima : 0,6 cm
Warna
dasar lingkaran dalam untuk :
1)
Dewan Kerja TD tingkat Ranting : coklat tua
2)
Dewan Kerja TD tingkat Cabang : hijau
3)
Dewan Kerja TD tingkat Daerah : merah
4)
Dewan Kerja TD tingkat Nasional : kuning
Warna
roda kemudi, tunas kelapa dan bintang : kuning emas
b.
Lencana dari kain, berbentuk belah ketupat, dengan panjang sisi masing-masing 5
cm, dengan gambar roda kemudi seperti tersebut pada nomor 15 a. Warna dasar sama
dengan nomor 15 a, dan warna roda kemudi, tunas kelapa dan bintang : kuning.
16
Tanda Pengurus Dewan Saka
Tanda
Pengurus Dewan Saka sama dengan nomor 13 a dan 13 b di atas, dengan dasar
berwarna biru, dan gambar di tengah lingkaran roda gigi disesuaikan dengan Saka
yang bersangkutan.
17.
Tanda Pemimpin Krida dan Wakilnya
a.
Bahan bentuk dan ukuran sama dengan no. 9 a di atas, dengan janur berwarna
biru.
b.
Koordinator Pemimpin Krida memakai 3 helai janur biru.
Pemimpin
Krida memakai dua helai janur biru.
Wakil
Pemimpin Krida memakai satu helai janur biru.
18.
Tanda Pimpinan Saka dan Pamong Saka
a.
Tanda Pimpinan Saka dan Pamong Saka dibuat dari logam terdiri atas dua lapis :
1)
Lapisan pertama berbentuk lingkaran, dengan sinar terpancar dari pusatnya,
berwarna sebagai berikut:
a)
Tingkat nasional : kuning.
b)
Tingkat daerah : merah.
c)
Tingkat cabang : hijau.
d)
Tingkat ranting : coklat tua.
2)
Lapisan kedua berbentuk rantai melingkar, dengan 24 mata rantai bolat dan segi
empat berselang seling, dengan gambar di tengah lingkaran rantai itu,
disesuaikan dengan Saka yang bersangkutan, berwarna emas. Pada tujuh mata
rantai di atas terdapat tulisan GERAKAN, dan pada tujuh mata rantai di bawah
terdapat tulisan PRAMUKA, sedang pada mata rantai lainnya terdapat gambar tunas
kelapa.
Garis
tengah lapisan pertama dan lapisan kedua = 4 cm. Garis tengah mata rantai 0,5
cm.
b.
Lencana dari kain berbentuk bujur sangkar, dengan panjang sisi masing-masing 5
cm, dengan gambar, ukuran dan warna sama dengan nomor 18 a di atas. Warna dasar
bujur sangkar coklat tua.
19.
Tanda Pembina Pramuka
a.
Tanda Pembina Pramuka terdiri atas dua jenis :
1)
Lencana dari logam.
2)
Lencana dari kain.
b.
Lencana dari logam agak cembung terdiri atas dua lapisan :
1)
Lapisan pertama berbentuk segi 10 beraturan, dengan garis tengah 4 cm, dan
bingkai sekelilingnya selebar lk 0,2 cm, serta garis-garis sinar terpancar dari
pusatnya.
2)
Lapisan kedua berbentuk lingkaran bergaris tengah lk 1,8 cm, dengan bingkai
selebar 0,2 cm, dan terbagi menjadi tiga petak yang sama luasnya, dan gambar
tunas kelapa di tengahnya. Pada lingkaran ini terdapat 8 buah pegangan kemudi,
masing-masing sepanjang lk 0,5 cm, lebar 0,3 cm.
c.
Warna lapisan pertama :
1)
Kuning emas untuk Pembina Gugusdepan dan Pembina Pramuka S, G, T, dan D.
2)
Perak untuk Pembantu Pembina Pramuka S, G, T, dan D.
d.
Warna lapisan kedua sama dengan warna lapisan pertama, hanya warna dasar
lingkaran ditengah diatur sebagai berikut :
1)
Pembina Gugusdepan berwarna biru langit.
2)
Pembina dan Pembantu Pembina Siaga berwarna hijau.
3)
Pembina dan Pembantu Pembina Penggalang berwarna merah.
4)
Pembina dan Pembantu Pembina Penegak berwarna kuning.
5)
Pembina dan Pembantu Pembina Pandega berwarna coklat tua.
e.
Lencana dari kain mempunyai bentuk bujur sangkar dengan panjang sisi
masing-masing 5 cm dan dengan gambar, ukuran dan warna sama dengan lencana dari
logam. Warna dasar bujur sangkar coklat tua. Warna kuning emas diganti kuning,
dan warna perak diganti putih.
20.
Tanda Pelatih Pembina Pramuka (KPD)
Tanda
Pelatih Pembina Pramuka lulusan Kursus Pelatih Dasar terdiri atas dua jenis :
Lencana
logam yang terdiri atas dua lapis. Lapis pertama berbentuk lingkaran dengan
sinar terpancar dari pusatnya.
a.
Lapisan kedua berbentuk rantai melingkar, dengan 24 mata rantai bulat dan segi
empat berselang seling, yang dihubungkan dengan delapan buah garis pada perisai
di tengah. Perisai terbagi menjadi dua bagian dengan garis diagonal miring.
Pada perisai terdapat sebuah bintang bersudut lima yang dilekatkan di tengah
perisai tadi.
Pada
tujuh mata rantai di atas terdapat tulisan GERAKAN, dan pada tujuh mata rantai
bawah terdapat tulisan PRAMUKA, sedang pada mata rantai lainnya terdapat gambar
tunas kelapa.
Garis
tengah mata rantai 0,5 cm. Lebar perisai 1,5 cm.
Tinggi
perisai 2 cm. Garis tengah bintang 1,2 cm.
Warna
dasar lapis pertama untuk :
1)
Pelatih Mahir Siaga berwarna hijau.
2)
Pelatih Mahir Penggalang berwarna merah.
3)
Pelatih Mahir Penegak berwarna kuning.
4)
Pelatih Mahir Pandega berwarna coklat tua.
Mata
rantai dan bintang berwarna perak.
Perisai
berwarna merah dan putih.
b.
Lencana dari kain, berbentuk bujur sangkar, dengan panjang sisi masing-masing 5
cm, berwarna dasar ungu.
Warna
dasar di dalam lingkaran mata rantai :
1)
Pelatih Mahir Siaga berwarna hijau
2)
Pelatih Mahir Penggalang berwarna merah.
3)
Pelatih Mahir Penegak berwarna kuning.
4)
Pelatih Mahir Pandega berwarna coklat tua.
Pada
belah ketupat ini terdapat gambar mata rantai, garis-garis, perisai dan bintang
seperti tersebut pada nomor 18 a.
Warna
perisai merah dan putih. Mata rantai dan bintang berwarna putih.
Pada
belah ketupat ini terdapat gambar mata rantai, 8 buah garis, perisai dan
bintang seperti tersebut pada nomor 20 a.
Warna
perisai merah putih. Mata rantai dan bintang berwarna putih.
21.
Tanda Pelatih Pembina Pramuka
Tanda
Pelatih pembina Pramuka lulusan Kursus Pelatih Lanjutan terdiri atas dua jenis
:
a.
Sama dengan nomor 20 a dengan mata rantai dan bintang berwarna emas.
b.
Sama dengan nomor 20 b dengan mata rantai dan bintang berwarna kuning emas.
Pada
lencana dari kain mata rantai, 8 buah garis dan bintang berwarna kuning.
22.
Tanda Pengurus Korps Pelatih
a.
Sama dengan nomor 20 atau nomor 21.
b.
Di bawah lencana tersebut terdapat sebuah “papan” berwarna kuning emas,
berukuran panjang 2,5 cm, lebar 0,5 cm, dengan tulisan untuk :
1)
Pengurus Korps Pelatih Nasional bertulisan NASIONAL.
2)
Pengurus Korps Pelatih Daerah bertulisan DAERAH.
3)
Pengurus Korps Pelatih Cabang bertulisan CABANG.
23.
Tanda Andalan
a.
Tanda Andalan untuk semua jajaran Gerakan Pramuka dari tingkat nasional sampai
ranting dan Korsa dibuat dari logam berbentuk segi sepuluh beraturan, garis
tengah 4,5 cm, cembung dengan sinar memancar dari pusatnya, berwarna emas. Di
tengah terdapat lingkaran bergaris tengah 2 cm, dengan gambar relief tunas
kelapa dan 61 butir padi, berwarna emas.
Dasar
lingkaran tunas kelapa di tengah, diberi warna sebagai berikut :
1)
Andalan Nasional : kuning emas
2)
Andalan Daerah : merah
3)
Andalan Cabang : hijau
4)
Andalan Ranting : coklat tua
5)
Koordinator Desa : ungu
b.
Tanda Andalan dapat dibuat dari kain berbentuk bujur sangkar, dengan panjang
sisi masing-masing 5 cm, berwarna dasar coklat tua. Gambar warna dan ukuran
gambar sama dengan no 23 a.
24.
Tanda Majelis Pembimbing
a.
Tanda Majelis Pembimbing untuk semua jajaran Gerakan Pramuka dari tingkat
nasional sampai Gugusdepan dibuat dari logam, berbentuk segi sepuluh beraturan,
bergaris tengah 4,5 cm, cembung dengan sinar-sinar yang memancar dari pusatnya,
membentuk bintang bersudut sepuluh, berwarna emas.
Dasar
lingkaran tunas kelapa di tengah, diberi warna sebagai berikut :
Mabinas
: kuning emas
Mabida
: merah
Mabicab
: hijau
Mabiran
: coklat tua
Mabisa
: ungu
Mabigus
: biru
b.
Tanda Majelis Pembimbing dapat dibuat dari kain, berbentuk bujur sangkar,
dengan panjang sisi masing-masing 5 cm, berwarna dasar coklat tua. Gambar,
ukuran dan warna sama dengan no 24 a.
25.
Tanda Instruktur
Tanda
Instruktur akan diatur tersendiri kemudian.
26.
Tanda Petugas dan peserta kegiatan
Tanda
jabatan petugas dan peserta suatu kegiatan diatur oleh kwartir/Gugusdepan
penyelenggara kegiatan yang bersangkutan.
BAB
V
27.
Tanda Pimpinan Satuan Terkecil
Tanda
Pimpinan Satuan Terkecil (Barung, Regu, Sangga dan Satuan Terkecil Pandega,
serta Krida) berbentuk janur, yang diambil dari kebiasaan bangsa Indonesia
memberi tanda kepada petugas dengan daun kelapa (janur). Jadi janur mempunyai
arti kiasan pengemban suatu tugas.
28.
Tanda Pengurus Dewan Ambalan/Racana, Dewan Kerja Penegak dan Pandega dan Dewan
Saka
a.
Tanda Pengurus Dewan Ambalan/Racana berbentuk roda gigi dengan 10 buah giginya,
serta bintang bersudut lima, memberi arti kiasan bahwa Pengurus Dewan
Ambalan/Racana bertugas menggerakkan para Pramuka Penegak/Pandega, putera dan
puteri (tunas kelapa yang berpasangan), untuk mencapai tujuan Gerakan Pramuka
dengan pengamalan Dasa Darma dan Pancasila.
b.
Tanda Pengurus Dewan Kerja Penegak dan Pandega berbentuk roda kemudi dengan 10
buah pegangannya, memberi arti kiasan bahwa Pengurus Dewan Kerja Penegak dan
Pandega bertugas mengemudikan roda organisasi Pramuka Penegak dan Pandega,
putera dan puteri (dua buah tunas kelapa berpasangan) agar dapat mencapai
tujuan Gerakan Pramuka dengan pengamalan Dasa Darma dan Pancasila.
c.
Tanda Pengurus Dewan Saka berbentuk roda gigi dengan 10 buah giginya, serta
lambang ciri khas Saka yang bersangkutan, memberi arti kiasan bahwa Pengurus
Dewan Saka bertugas menggerakkan para Pramuka agar giat melaksanakan kegiatan
Sakanya, sesuai dengan tugas pokok Saka yang bersangkutan, guna mencapai tujuan
Gerakan Pramuka, dengan pengamalan Dasadarma dan Pancasila.
29.
Tanda Pimpinan Saka dan Pamong Saka
Tanda
Pimpinan Saka dan Pamong Saka berbentuk lingkaran dengan sinar terpancar dari
pusatnya, menuju kemata rantai yang melingkar, terdiri atas segi 4 dan
lingkaran, bertulisan GERAKAN PRAMUKA dan gambar tunas kelapa, mengkiaskan
bahwa Pimpinan Saka dan Pamong Saka bertugas menyebarluaskan hal-hal yang
berkaitan dengan Saka yang bersangkutan, ke semua anggota Gerakan Pramukayang
membentuk rantai persaudaraan Pramuka puteri (segi empat) dan putera
(lingkaran).
Gambar
di tengah tanda Pimpinan Saka dan Pamong Saka ini menggambarkan ciri khas Saka
yang bersangkutan, yang artinya sesuai dengan arti tanda Saka tersebut.
30.
Tanda Pembina Pramuka
Tanda
Pembina Pramuka ini berbentuk kemudi dengan 8 buah pegangan, yang ditengah
terdapat gambar tunas kelapa diatas dasar lingkaran yang terbagi tiga sama
luasnya, disertai sinar memancar dari pusat lingkaran menuju ke tepi lencana
berbentuk segi 10 beraturan, mengiaskan bahwa Pembina Pramuka bertugas
mengendalikan Satuannya beserta seluruh peserta didik di dalamnya (8 arah mata
angin), guna melaksanakan Tri Satya (lingkaran terbagi tiga) dan Dasa Darma
(segi sepuluh), dalam rangka mencapai tujuan Gerakan pramuka (tunas kelapa).
31.
Tanda Pelatih Pembina Pramuka
Tanda
ini terdiri atas jantung berwarna merah putih, dengan bintang bersudut lima,
dan garis jari-jari menuju ke 8 arah, dengan dua jari-jari mendatar lebih tebal
dari 6 jari-jari lainnya. Jari-jari ini menghubungkan jantung dengan mata
rantai bulat dan segi empat. Semuanya mengiaskan bahwa tugas Pelatih Pembina
Pramuka adalah seperti jantung (bhs Latin = Cor), mengisap gagasan,
pengetahuan, pengalaman dan kecakapan para Pembina Pramuka pria (lingkaran) dan
wanita (segi empat), yang ada disegala penjuru tanah air kita (8 arah mata
angin), melalui pembuluh darah balik (jari-jari kecil). Gagasan, pengetahuan,
pengalaman dan kecakapan Pembina Pramuka tersebut akan diolah dengan diberi
“bumbu”, rasa kecintaan kepada tanah air (patriotisme, merah dan putih) serta
jiwa Pancasila (bintang bersudut lima). Sesudah itu bahan-bahan tersebut akan
disebarluaskan kembali kepada para Pembina Pramuka, melalui pembuluh nadi (dua
jari-jari tebal) yaitu pendidikan bagi anggota dewasa, di seluruh penjuru tanah
air yang membeujur sepanjang garis khatulistiwa (jari-jari tebal mendatar).
Pelaksanaan
tugas Pelatih dan pemancaran bahan latihan Pramuka yang diwarnai rasa cinta
tanah air dan jiwa Pancasila ini (sinar memancar dari pusat lingkaran keluar)
dilaksanakan secara terus menerus selama 24 jam sehari (24 mata rantai), 7 hari
dalam seminggu (7 mata rantai bertuliskan GERAKAN dan PRAMUKA) dan 12 bulan
dalam setahun (12 mata rantai lingkaran dan 12 mata rantai segi empat).
32.
Tanda Andalan
Tanda
Andalan berbentuk segi 10 beraturan, dengan sinar memancar dari pusat lingkaran
keluar, sinar itu memancar dari tunas kelapa yang dilingkari 61 butir padi yang
bernas, mengiaskan bahwa Andalan adalah anggota yang diandalkan (diberi
kepercayaan anggota lainnya) untuk mengelola organisasi Gerakan Pramuka di
wilayahnya (tunas kelapa) yang didirikan pada tahun 1961 (61 butir padi yang
melingkar), dalam rangka menanamkan jiwa Pramuka (tunas kelapa) dan pengamalan
Dasa Darma (segi 10 beraturan).
33.
Tanda Majelis Pembimbing
Tanda
Majelis Pembimbing berbentuk segi 10 beraturan, dengan sinar memancar dari
pusat lingkaran keluar, 10 buah sinar besar menopang segi 10 beraturan
tersebut. Sinar tersebut memancar dari tunas kelapa yang dilingkari 61 butir
padi yang bernas. Semuanya mengiaskan bahwa anggota Majelis Pembimbing adalah
anggota Gerakan Pramuka yang mempunyai kewajiban memberi dukungan (10 sinar
pendukung) kepada seluruh jajaran Gerakan Pramuka di wilayahnya, untuk
mengelola Gerakan Pramuka yang didirikan tahun 1961 (61 butir padi yang
melingkar) dalam rangka menyebarluaskan jiwa Pramuka (tunas kelapa) dan
mengamalkan Dasa Darma (segi 10 beraturan).
34.
Arti kiasan warna
a.
Warna emas : 1) keluhuran, keagungan, kebijaksanaan.
2)
warna unsur pimpinan.
3)
warna jajaran tingkat nasioanal.
b.
Warna perak : 1) kemurnian, keikhlasan.
2)
warna unsur pembantu pimpinan.
c.
Warna kuning : 1) kemurahan hati, dermawan.
2)
warna golongan Penegak.
3)
warna pimpinan T/D tingkat nasional.
d.
Warna merah : 1) keberanian, semangat.
2)
warna golongan Penggalang.
3)
warna jajaran tingkat daerah.
e.
Warna hijau : 1) harapan, kesuburan.
2)
warna golongan Siaga.
3)
warna jajaran tingkat cabang.
f.
Warna coklat : 1) kematangan jiwa.
2)
warna golongan Pandega.
3)
warna jajaran tingkat ranting.
g.
Warna ungu : 1) kehebatan, keutamaan.
2)
warna jajaran tingkat desa.
3)
warna khusus untuk Pimpinan Racana.
h.
Warna biru muda : 1) ketinggian cita-cita,
(langit)
2) warna jajaran gugusdepan dan Saka.
i.
Warna biru tua : 1) kedalaman ilmu dan perasaan.
2)
luasnya pandangan.
j.
Warna putih : kesucian.
k.
Warna hitam : keabadian, ketenangan, ketegasan.
BAB
VI
PEMBERIAN
DAN PEMAKAIAN
35.
Pemberian
a.
Pemberian tanda jabatan dilakukan dalam suatu upacara pengukuhan/perestuan
secara sederhana.
b.
Pemberian tanda jabatan kepada seorang anggota Gerakan Pramuka memberikan tanda
bahwa kepada penerima tanda jabatan tersebut diberikan hak, wewenang dan
tanggungjawab sesuai dengan jabatan yang diberikan kepadanya.
c.
Penyerahan tanda jabatan tersebut dalam no. 13 sampai dengan no. 24 dilakukan
oleh Kwartir/Majelis Pembimbing/Pembina Gudep/Satuan yang berwenang, dan
disertai dengan surat keputusan Kwartir/Majelis Pembimbing/Pembina Gudep/Satuan
tersebut.
d.
Pemberian tanda jabatan tersebut dalam no. 9 sampai dengan 24 dicatat dalam
buku keanggotaan karya bakti.
36.
Pemakaian
a.
Semua tanda Jabatan dipakai tepat di tengah saku kanan baju seragam Pramuka
putera, atau di dada kira-kira di tempat yang sama pada baju seragam Pramuka
puteri.
b.
Tanda Jabatan dipakai selama yang bersangkutan melakukan tugas sesuai dengan
tanda jabatan tersebut.
c.
Bila yang bersangkutan berhenti dari jabatan yang diberikan kepadanya, maka
tanda jabatan tersebut dinyatakan tidak berlaku lagi, dan tidak dibenarkan
dipakai pada pakaian seragam Pramuka.
BAB
VII
WEWENANG
PENGADAAN DAN PERUBAHAN
37.
Pengadaan
Wewenang
pengadaan tanda jabatan, ada pada Kwartir Nasional Gerakan Pramuka, yang dapat
dilimpahkan kepada Kwartir Daerah atau Kwartir Cabang secara tertulis.
38.
Perubahan
Wewenang
perubahan tanda jabatan ada pada Kwartir Nasional Gerakan Pramuka.
BAB
VIII
PENUTUP
39.
Lain-lain
Hal-hal
lain yang belum diatur dalam keputusan ini akan diatur kemudian oleh Kwartir
Nasional Gerakan Pramuka.
Jakarta,
29 Oktober 1988
Kwartir
Nasional Gerakan Pramuka
Ketua,
Letjen
(TNI) Purn Mashudi
CARA
MEMBUAT LAPORAN KEGIATAN
Pengertian
Laporan Kegiatan
Laporan
kegiatan adalah suatu ikhtisar tentang hal ikhwal pelaksana suatu kegiatan,
yang harus disampaikan oleh pembina kepada pihak yang memberi tugas sebagai
pertanggungjawaban.
Pentingnya
Laporan Kegiatan
Laporan
kegiatan merupakan alat yang penting untuk :
Dasar
penentuan kebijakan dan pengarahan pimpinan.
Bahan
penyusunan rencana kegiatan berikutnya.
Mengetahui
perkembangan dan proses peningkatan kegiatan.
Data
sejarah perkembangan satuan yang bersangkutan dan lain-lain.
Macam
Laporan Kegiatan
Ditinjau
dari cara penyampaian, terdapat :
1)
Laporan lisan, disampaikan secara lesan, biasanya dilakukan hal-hal yang perlu
segera disampaikan laporan lisan dapat dengan tatap muka, lewat telepon ,
wawancara dan sebagainya.
2)
Laporan tertulis, disampaikan secara lengkap dalam bentuk tulisan.
Ditinjau
dari bahasa yang digunakan, terdapat :
1)
Laporan yang ditulis secara populer, yang menggunakan kata-kata sederhana,
kadang-kadang diselingi dengan kalimat humor / lucu.
2)
Laporan yang ditulis secara ilmiah, sebagai hasil peneliti. Biasanya isinya
singkat tetapi padat dan sistimatis serta logis.
Ditinjau
dari isinya, dapat dibedakan :
1)
Laporan kegiatan, misalnya pelaksanaan perkemahan, pelaksanaan ujian SKU, SKK,
Pramuka Garuda.
2)
Laporan perjalanan, misalnya laporan wisata, pengembaraan, penjelejahan dan
sebagainya.
3)
Laporan keuangan, menyangkut masalah penerimaan dan penggunaan uang.
Sistimatika
Laporan
Hendaknya
laporan lengkap, dapat menjawab semua pertanyaan mengenai : apa ( what ),
mengapa ( why ), siapa ( Who ), dimana ( where ), kapan ( when ), bagaimana (
how ).
Urutan
isi laporan sebaiknya diatur, sehingga penerima laporan dapat mudah memahami.
Urutan isi laporan antara lain sebagai berikut :
1.
Pendahuluan
Pada
pendahuluan disebutkan tentang :
Latar
belakang kegiatan.
Dasar
hukum kegiatan.
Apa
maksud dan tujuan kegiatan.
Ruang
lingkup isi laporan.
2.
Isi Laporan
Pada
bagian ini dimuat segala sesuatu yang ingin dilaporkan antara lain :
Jenis
kegiatan.
Tempat
dan waktu kegiatan.
Petugas
kegiatan.
Persiapan
dan rencana kegiatan.
Peserta
kegiatan.
Pelaksanaan
kegiatan (menurut bidangnya, urutan waktu pelaksanaan, urutan fakta / datanya).
Kesulitan
dan hambatan.
Hasil
kegiatan.
Kesimpulan
dan saran penyempurnaan kegiatan yang akan datang.
3.
Penutup
Pada
kegiatan ini ditulis ucapan terima kasih kepada yang telah membantu
penyelenggaraan kegiatan itu, dan permintaan maaf bila ada
kekurangan-kekurangan. Juga dengan maksud apa laporan itu dibuat.
Hal-hal
yang perlu diperhatikan
Laporan
diusahakan agar :
Singkat
dan padat.
Runtut
atau sistimatis.
Mudah
dipahami isinya.
Isinya
lengkap.
Menarik
penyajiannya.
Berpegangan
pada fakta, data dan persoalannya.
Tepat
pada waktunya.
Lain
– lain.
a.
Dalam laporan dapat dilampirkan : photo-photo kegiatan, tanda bukti,
surat-surat keterangan dan sebagainya ( copy )
b.
Untuk mempermudah penyusunan laporan sebaiknya tetap mengacu pada proposal yang
pernah diajukan.
c.
Memberikan Laporan kegiatan dengan tembusan kepada satuan/ lembaga yang
terkait. ( Mabi, Kwartir, Sponsor dll )
Sumber
: Materi KML Lemdikanas (dengan sedikit penyempurnaan)
TEKPRAM
PERATURAN
BARIS BARIS (P.B.B)
(
Bag. I )
Peraturan
Baris Berbaris yang digunakan di lingkungan Pramuka ada dua macam yakni Baris
berbaris menggunakan tongkat dan tanpa tongkat. Untuk baris berbaris
menggunakan tongkat memiliki tata cara tersendiri di lingkungan Pramuka. Adapun
baris berbaris tanpa menggunakan tongkat mengikuti tata cara yang telah diatur
dalam Peraturan Baris Berbaris milik TNI/POLRI .
Apa
itu Baris Baerbaris ?
Baris
Berbaris
a.
Pengertian
Baris
berbaris adalah suatu ujud latuhan fisik, yang diperlukan guna menanamkan
kebiasaan dalam tata cara kehidupan yang diarahkan kepada terbentuknya suatu
perwatakan tertentu.
b.
Maksud dan tujuan
1)
Guna menumbuhkan sikap jasmani yang tegap tangkas, rasa disiplin dan rasa
tanggung jawab.
2)
Yang dimaksud dengan menumbuhkan sikap jasmani yang tegap tangkas adalah
mengarahkan pertumbuhan tubuh yang diperlukan oleh tugas pokok, sehingga secara
jasmani dapat menjalankan tugas pokok tersebut dengan sempurna.
3)
Yang dimaksud rasa persatuan adalah adanya rasa senasib sepenanggungan serta
ikatan yang sangat diperlukan dalam menjalankan tugas.
4)
Yang dimaksud rasa disiplin adalah mengutamakan kepentingan tugas di atas
kepentingan pribadi yang pada hakikatnya tidak lain daripada keikhlasan
penyisihan pilihan hati sendiri.
5)
Yang dimaksud rasa tanggung jawab adalah keberanian untuk bertindak yang
mengandung resiko terhadap dirinya, tetapi menguntungkan tugas atau sebaliknya
tidak mudah melakukan tindakan-tindakan yang akan dapat merugikan.
Aba-aba
a.
Pengertian
Aba-aba
adalah suatu perintah yang diberikan oleh seseorang Pemimpin kepada yang
dipimpin untuk dilaksanakannya pada waktunya secara serentak atau
berturut-turut.
b.
Macam aba-aba
Ada
tiga macam aba-aba yaitu :
1)
Aba-aba petunjuk
2)
Aba-aba peringatan
3)
Aba-aba pelaksanaan
1.
Aba-aba petunjuk dipergunakan hanya jika perlu untuk menegaskan maksud daripada
aba-aba peringatan/pelaksanaan.
Contoh:
a)
Kepada Pemimpin Upacara-Hormat – GERAK
b)
Untuk amanat-istirahat di tempat – GERAK
2.
Aba-aba peringatan adalah inti perintah yang cukup jelas, untuk dapat
dilaksanakan tanpa ragu-ragu.
Contoh:
a)
Lencang kanan – GERAK
(bukan
lancang kanan)
b)
Istirahat di tempat – GERAK (bukan ditempat istirahat)
3.
Aba-aba pelaksanaan adalah ketegasan mengenai saat untuk melaksanakan aba-aba
pelaksanan yang dipakai ialah:
a)
GERAK
b)
JALAN
c)
MULAI
a.
GERAK: adalah untuk gerakan-gerakan kaki yang dilakukan tanpa meninggalkan
tempat dan gerakan-gerakan yang memakai anggota tubuh lain.
Contoh:
-jalan
ditempat -GERAK
-siap
-GERAK
-hadap
kanan -GERAK
-lencang
kanan -GERAK
b.
JALAN: adalah utuk gerakan-gerakan kaki yang dilakukan dengan meninggalkan
tempat.
Contoh:
-haluan
kanan/kiri – JALAN
-dua
langkah ke depan -JALAN
-satu
langkah ke belakang – JALAN
Catatan:
Apabila
gerakan meninggalkan tempat itu tidak dibatasi jaraknya, maka aba-aba harus
didahului dengan aba-aba peringatan –MAJU
Contoh:
-maju
– JALAN
-haluan
kanan/kiri – JALAN
-hadap
kanan/kiri maju – JALAN
-melintang
kanan/kiri maju -J ALAN
Tentang
istilah: “maju”
Pada
dasarnya digunakan sebagai aba-aba peringatan terhadap pasukan dalam keadaan
berhenti.
Pasukan
yang sedang bergerak maju, bilamana harus berhenti dapat diberikan aba-aba
HENTI.
Misalnya:
Ada
aba-aba hadap kanan/kiri maju – JALAN karena dapat pula diberikan aba-aba :
hadap kanan/kiri henti GERAK.
Ada
aba-aba hadap kanan/kiri maju-JALAN karena dapat pula diberikan aba-aba : hadap
kanan/kiri henti GERAK.
Balik
kana maju/JALAN, karena dapat pula diberikan aba-aba : balik kana henti-GERAK.
Tidak
dapat diberikan aba-aba langkah tegap maju JALAN, aba-aba belok kanan/kiri
maju-JALAN terhadap pasukan yang sedang berjalan dengan langkah biasa, karena
tidak dapat diberikan aba-aba langkah henti-GERAK, belok kanan/kiri-GERAK.
Tentang
aba-aba : “henti”
Pada
dasarnya aba-aba peringatan henti digunakan untuk menghentikan pasukan yang
sedang bergerak, namun tidak selamanya aba-aba peringatan henti ini harus
diucapkan.
Contoh:
Empat
langkah ke depan –JALAN, bukan barisan – jalan. Setelah selesai pelaksanaan
dari maksud aba-aba peringatan, pasukan wajib berhenti tanpa aba-aba berhenti.
c.
MULAI : adalah untuk dipakai pada pelaksanaan perintah yang harus dikerjakan
berturut-turut.
Contoh:
-hitung
-MULAI
-tiga
bersaf kumpul -MULAI
4.
Cara memberi aba-aba
a)
Waktu memberi aba-aba, pemberi aba-aba harus berdiri dalam sikap sempurna dan
menghadap pasukan, terkecuali dalam keadaan yang tidak mengijinkan untuk
melakukan itu.
b)
Apabila aba-aba itu berlaku juga untuk si pemberi aba-aba, maka pemberi aba-aba
terikat pada tempat yang telah ditentukan untuknya dan tidak menghadap pasukan.
Contoh:
Kepada Pembina Upacara – hormat – GERAK
Pelaksanaanya
:
Pada
waktu memberikan aba-aba mengahdap ke arah yang diberi hormat sambil melakukan
gerakan penghormatan bersama-sama dengan pasukan.
Setelah
penghormatan selesai dijawab/dibalas oleh yang menerima penghormatan, maka dalm
keadaan sikap sedang memberi hormat si pemberi aba-aba memberikan aba-aba tegak
: GERAK dan kembali ke sikap sempurna.
c)
Pada taraf permulaan aba-aba yang ditunjukan kepada pasukan yang sedang
berjalan/berlari, aba-aba pelaksanaan gerakannya ditambah 1 (satu) langkah pada
waktu berjala, pada waktu berlari ditambah 3 (tiga) langkah.
Pada
taraf lanjutan, aba-aba pelaksanaan dijatuhkan pada kaki kanan ditambah 2 (dua)
langkah untuk berjalan / 4 (empat) langkah untuk berlari.
d)
Aba-aba diucapkan dengan suara nyaring-tegas dan bersemangat.
e)
Aba-aba petunjuk dan peringatan pada waktu pengucapan hendaknya diberi antara.
f)
Aba-aba pelaksanaan pada waktu pengucapan hendaknya dihentakkan.
g)
Antara aba-aba peringatan dan pelaksanaan hendaknya diperpanjang disesuaikan
dengan besar kecilnya pasukan.
h)
Bila pada suatu bagian aba-aba diperlukan pembetulan maka dilakukan perintah
ULANG !
Contoh:
Lencang kanan = Ulangi – siap GERAK
PERATURAN
BARIS BARIS (P.B.B)
(
Bag. II )
Peraturan
Baris Berbaris yang digunakan di lingkungan Pramuka ada dua macam yakni Baris
berbaris menggunakan tongkat dan tanpa tongkat. Untuk baris berbaris
menggunakan tongkat memiliki tata cara tersendiri di lingkungan Pramuka. Adapun
baris berbaris tanpa menggunakan tongkat mengikuti tata cara yang telah diatur
dalam Peraturan Baris Berbaris milik TNI/POLRI .
Gerakan
Perorangan – Gerakan Dasar
a.
Sikap sempurna
Aba-aba
: Siap – GERAK. Pelaksanaanya : pada aba-aba pelaksanaan badan/tubuh berdiri
tegap, ke dua tumit rapat, ke dua telapak kaki membentuk sudut 60…, lutut lurus
paha dirapatkan, berat badan di atas ke dua kaki, perut ditarik sedikit, dada
dibusungkan, pundak ditarik sedikit ke belakang dan tidak dinaikkan, lengan
rapat pada badan, pergelangan tangan lurus, jari-jari tangan menggenggam tidak
terpaksa rapat pada paha, ibu jari segaris dengan jahitan celana, leher lurus,
dagu ditarik, mulut ditutup, gigi dirapatkan, mata memandang tajam ke depan,
benafas sewajarnya.
b.
Istirahat
Aba-aba
istirahat ditempat – GERAK
1)
Pada aba-aba pelaksanaan, kaki kiri dipindahkan ke samping kiri dengan jarak
sepanjang telapak kaki (30cm)
2)
Ke dua belah tangan dibawa ke belakang dan dibawah pinggang, punggung tangan
kanan di atas telapak tangan kiri, tangan kanan dikepalkan dengan dilemaskan,
tangan kiri memegang pergelangan tangan kanan di antara ibu jari dan telunjuk,
ke dua tangan dilemaskan, badan dapat bergerak.
Catatan:
a)
Pasukan dalam keadaan istirahat di tempat, pemimpin atau atasan lainnya datang
untuk memberikan perhatian atau petunjuk-petunjuk, maka atas ucapan
pemimpin/atasan dengan menggunakan kata Perhatian pasukan segera mengambil
sikap sempurna tanpa mengucapkan kata siap, kemudian mengambil sikap istirahat.
b)
Pada kata perhatian, selesai atau sekian, pasukan mengambil sikap sempurna
tanpa didahului aba-aba kemudian kembali ke sikap istirahat di tempat.
c)
Maksud dari sikap siap terakhir ini adalah sebagai jawaban tanpa suara, bahwa
petunjuk-petunjuk yang diberikan akan dijalankan
c.
Lencang kanan/kiri : (hanya dalam bentuk bersaf)
Aba-aba
: Lencang kanan/kiri – GERAK
Pelaksanaannya:
Gerakan
ini dijalankan dalam sikap sempurna.
1)
Pada aba-aba pelaksanaan, saf depan mengangkat lengan kanan/kiri ke samping,
jari-jari kanan/kiri menggenggam menyentuh bahu kanan/kiri orang yang berada di
sebelah kana/kirinya, punggung tangan menghadap ke atas, bersamaan dengan ini
kepala dipalingkan ke kanan/kiri tidak berubah tempat masing-masing meluruskan
diri
2)
Saf tengah dan saf belakang kecuali penjuru, setelah meluruskan ke depan dengan
pandangan mata, ikut pula memalingkan muka ke samping dengan tidak mengangkat
tangan.
3)
Penjuru saf tengan dan belakang mengambil antar ke depan 1 (satu) lengan
kanan/kiri ditambah 2 (dua) kepalan tangan dan setelah lurus menurunkan tangan
kanan/kiri tanpa menunggu aba-aba.
4)
Pada aba-aba tegak-GERAK semua dengan serentak menurunkan lengan dan
memalingkan muka ke depan dan berdiri dalam sikap sempurna.
5)
Pada waktu pemimpin pasukan memberikan aba-aba lencang kanan/kiri dan barisan
sedang meluruskan safnya, Pemimpin pasukan yang berada dalam barisan itu
memberikan kelurusan saf dari sebelah kanan/kiri pasukan dengan menitikberatkan
pada kelurusan tumit (bukan ujung depan sepatu).
Catatan:
a)
Untuk menghindarkan keributan pada waktu mengangkat lengan kanan/kiri,
hendaknya lengan diluruskan melalui belakang punggung orang yang berada di
samping, kalau jarak 1 (satu) lengan tidak cukup. Dengan demikian dihindarkan
gerakan seolah-olah meninju rekannya yang berada di smaping.
b)
Kelurusan barisan dilihat dari tumit.
d.
Setengah lencang kanan/kiri
Aba-aba
: Setengah lencang kanan/kiri – GERAK
Pelaksanaannya:
Seperti
pada waktu lencang kanan/kiri, tetapi tangan kanan/kiri di pinggang (bertolak
pinggang) dengan siku menyentuh lengan orang yang berdiri disebelahnya,
pergelangan tangan lurus, ibu jari di sebelah belakang pinggang, empat jari
lainnya rapat pada pinggang sebelah depan (khusus saf depan). Pada aba-aba
tegak GERAK dengan serentak menurunkan lengan sambil memalingkan muka ke depan
dan berdiri dalam sikap sempurna.
e.
Lencang depan (hanya dalam bentuk berbanjar)
Aba-aba
: Lencang depan – GERAK
Pelaksanaannya:
1)
Penjuru tetap sikap sempurna : nomor dua dan seterusnya meluruskan ke depan
dengan mengangkat tangan dengan jarak satu lengan ditambah dua kepalan tangan.
2)
Saf depan banjar tengah dan kiri mengambil antara satu lengan ke samping kanan,
setelah lurus menurunkan tangan dan memalingkan kepala kembali ke depan dengan
serentak tanpa menunggu aba-aba.
3)
Banjar tengah/kiri tanpa mengangkat tangan
f.
Cara berhitung
Aba-aba
: Hitung – MULAI
Pelaksanaannya:
1)
Jika bersaf, pada aba-aba peringatan penjuru tetap melihat ke depan, saf
terdepan memalingkan mukanya ke kanan.
2)
Pada aba-aba pelaksanaan, berturut-turut di mulai dari penjuru menyebutkan
nomornya sambil memalingkan muka ke depan.
3)
Pengucapan nomor secara tegas dan tepat.
4)
Jika berbanjar, pada aba-aba peringatan semua anggota tetap dalam sikap
sempurna.
5)
Pada aba-aba pelaksanaan mulai dari penjuru kanan berturut-turut ke belakang
menyebutkan nomornya masing-masing.
6)
Jika pasukan berbanjar/bersaf tiga, maka yang berada paling kiri mengucapkan :
LENGKAP atau KURANG SATU/KURANG DUA.
Perubahan
Arah
(dalam
keadaan berhenti)
a)
Hadap kanan/kiri
Aba-aba
: Hadap kanan/kiri – GERAK
1)
Kaki kiri/kanan diajukan melintang di depan kaki kanan/kiri lekukan kaki
kanan/kiri berada di ujung kaki kanan/kiri, berat badan berpindah ke kaki
kiri/kanan.
2)
Tumit kaki kanan/kiri dengan badan diputar ke kanan/kiri 90°
3)
Kaki kiri/kanan dirapatkan kembali ke kaki kanan/kiri.
b)
Hadap serong kanan/kiri
Aba-aba
: Hadap serong kanan/kiri – GERAK
Pelaksanaannya:
1)
Kaki kiri/kanan diajukan ke muka sejajar dengan kaki kanan/kiri
2)
Berputarlah arah 45° ke kanan/kiri
3)
Kaki kiri/kanan dirapatkan kembali ke kaki kanan/kiri
c)
Balik kanan
Aba-aba
: Balik kanan/kiri – GERAK
Pelaksanaannya
:
1)
Pada aba-aba pelaksanaan kaki kiri diajukan melintang (lebih dalam dari hadap
kanan) di depan kaki kanan.
2)
Tumit kaki kanan beserta badan diputar ke kanan 180°
3)
Kaki kanan/kiri dirapatkan kembali ke kaki kanan/kiri.
Catatan:
Dalam
keadaan berhenti pada hitungan ke tiga, kaki dirapatkan dan kembali ke sikap
sempurna
Dalam
keadaan berhenti berjalan pada hitungan ketiga, kaki kanan/kiri tidak
dirapatkan melainkan dilangkahkan 0,5 langkah dengan cara dihentikan.
d)
Cara berkumpul
Aba-aba
: 3 bersaf/ 3 berbanjar kumpul – MULAI
Pelaksanannya
:
1)
Pelatih menunjuk seorang anggota sebagai penjuru dan orang yang ditunjuk
mengulangi perintah yang diberikan oleh pelatih.
Contoh:
Sdr.Gatot
sebagai penjuru. Aba-aba pelatih : Gatot sebagai penjuru. Oleh orang yang
ditunjuk (dalam sikap sempurna) aba-aba diulangi : Gatot sebagai penjuru.
2)
Orang yang ditunjuk tadi lari dan berdiri di depan pelatih ± 4 langkah
3)
Setelah aba-aba pelaksanaan MULAI diberikan pelatih, maka orang-orang lainnya
berlari dan berdiri disamping kiri penjuru serta meluruskan diri seperti pada
waktu lencang kanan.
4)
Pada waktu berkumpul, penjuru melihat ke kiri setelah lurus, penjuru memberikan
isyarat dengan perkataan LURUS, pada isyarat ini penjuru nelihat ke depan, yang
lainnya (saf depan) menurunkan lengannya dan kembali ke sikap sempurna.
e)
Cara latihan memberi hormat
Aba-aba
: Hormat – GERAK
Pelaksanaannya
(dengan tutup kepala, keadaan berhenti)
1)
Pada aba-aba pelaksanaan, dengan gerakan cepat tangan kanan diangkat ke arah
pelipis kanan, siku-siku 15° serong ke depan, kelima jari rapat dan lurus,
telapak tangan serong ke bawah dan kiri ujung, jari tengah dan telunjuk
mengenai pinggir bawah dari tutup kepala setinggi pelipis.
2)
Pergelangan tangan lurus, bahu tetap seperti dalam sikap sempurna, pandangan
mata tertuju kepada yang diberi hormat.
3)
Jika tutup kepala mempunyai klep, maka jari tengah mengenai pinggir klep.
4)
Jika selesai menghormat, maka lengan kanan lurus diturunkan secara cepat ke
sikap sempurna.
PERATURAN
BARIS BARIS (P.B.B)
(
Bag. III )
Peraturan
Baris Berbaris yang digunakan di lingkungan Pramuka ada dua macam yakni Baris
berbaris menggunakan tongkat dan tanpa tongkat. Untuk baris berbaris
menggunakan tongkat memiliki tata cara tersendiri di lingkungan Pramuka. Adapun
baris berbaris tanpa menggunakan tongkat mengikuti tata cara yang telah diatur
dalam Peraturan Baris Berbaris milik TNI/POLRI .
a)
Bubar
Aba-aba
: Bubar – JALAN
Pelaksanaannya;
Pemberian
aba aba tersebut dilaksanakan dalam keadaan sikap sempurna. Setelah melakukan
penghormatan kemudian balik kanan dan setelah menghitung dua hitungan dalam
hati, lalu bubar.
b)
Jalan di tempat
Aba-aba:
Jalan ditempat – GERAK
Pelaksaannya:
Gerakan
dimulai dengan mengangkat kaki kiri, lutut berganti-ganti diangkat, paha
rata-rata, ujung kaki menuju ke bawah, tempo langkah sesuai dengan langkah
biasa, badan tegak, pandangan mata tetap ke depan, lengan dirapatkan pada badan
(tidak melenggang)
Dari
jalan ke tempat berhenti.
Aba-aba
: Henti – GERAK
Pelaksanaannya:
Pada
aba-aba pelaksanaan dapat dijatuhkan kaki kiri/kanan,pada hitungan ke dua kaki
kiri/kanan diharapkan pada kaki kiri/kanan dan kembali ke sikap sempurna.
c)
Membuka/menutup barisan.
Aba-aba
: Buka barisan – JALAN
Pada
aba-aba pelaksanaan regu kanan dan kiri membuat satu langkah ke samping kanan
dan kiri, sedang regu tangah tetap di tempat.
Catatan
:
Membuka
barisan gunanya untuk memudahkan pemeriksaan.
Tutup
barisan
Aba-aba
:tutup barisan – JALAN
Pelaksanannya
:
Pada
aba-aba pelaksanaan regu kanan dan kiri membuat satu langkah kembali ke samping
kanan dan kiri, sedang regu tengah tetap ditempat.
Gerakan
berjalan dengan panjang tempo dan macam langkah Macam
langkah Panjangnya Tempo
1. Langkah biasa 65cm 120 tiap menit
2. Langkah tegap 65cm 120 tiap menit
3. Langkah perlahan 40cm 30 tiap menit
4. Langkah kesamping 40cm 70
tiap menit
5. Langkah ke belakang 40cm 70
tiap menit
6. Langkah ke depan 60cm 70 tiap menit
7. Langkah di waktu lari 80cm 165
tiap menit
A.
MAJU – JALAN
Dari
sikap sempurna
Aba-aba
: Maju – JALAN
Pelaksanaannya:
1)
Pada aba-aba pelaksanaan kaki kiri diayunkan ke depan, lutut lurus, telapak
kaki diangkat rata sejajar dengan tanah setinggi ± 15 cm, kemudian dihentakkan
ke tanah dengan jarak setengah langkah dan selanjutnya berjalan dengan langkah
biasa.
2)
Langkah pertama dilakukan dengan melenggangkan lengan kanan ke depan 90°,
lengan kiri 30° ke belakang, pada langkah selanjutnya lengan atas dan bawah
lurus dilenggangkan ke depan 45°, dan ke belakang 30°.
Seluruh
anggota meluruskan barisan ke depan dengan melihat pada belakang leher.
Dilarang
keras : berbicara-melihat kanan/kiri
Pada
waktu melenggangkan tangan supaya jangan kaku.
B.
LANGKAH BIASA
1)
Pada waktu berjalan, kepala dan badan seperti pada waktu sikap sempurna. Waktu
mengayunkan kaki ke depan lutut dibengkokkan sedikit (kaki tidak boleh diseret).
Kemudian diletakkan ke tanah menurut jarak yang telah ditentukan.
2)
Cara melangkahkan kaki seperti pada waktu berjalan biasa. Pertama tumit
diletakkan di tanah selanjutnya lurus ke depan dan ke belakang di samping
badan. Ke depan 45°, ke belakang 30°. Jari-jari tangan digenggam, dengan tidak
terpaksa, punggung ibu jari menhadap ke atas.
C.
LANGKAH TEGAP
1)
Dari sikap sempurna
Aba-aba
: Langkah tegap – JALAN
Pelaksanaannya
:
Mulai
berjalan dengan kaki kiri, langkah pertama selebar setengah langkah,
selanjutnya seperti jalan biasa (panjang dan tempo) dengan cara kaki
dihentakkan terus menerus tetapi tidak dengan berlebih-lebihan, telapak kaki
rapat dan sejajar dengan tanah, lutut kaki tidak boleh diangkat tinggi. Bersama
dengan langkah pertama lengan dilenggangkan lurus ke depan dan ke belakang di
samping badan, (lengan tangan 90° ke depan dari 30° ke belakang). Jari-jari
tangan digenggam dengan tidak terpaksa, punggung ibu jari menghadap ke atas.
2)
Dari langkah biasa
Aba-aba
: Langkah tegap – JALAN
Pelaksanaannya
:
Aba-aba
pelaksanaan diberikan pada waktu kaki kiri jatuh di tanah, ditambah satu
langkah selanjtnya mulai berjalan seperti tersebut pasa butir 1.
3)
Kembali ke langkah biasa
Aba-aba
: Langkah biasa – JALAN
Pelaksanaannya
:
Aba-aba
diberikan pada waktu kaki kiri jatuh di tanah ditambah satu langkah dan mulai
berjalan dengan langkah biasa, hanya langkah pertama…….
Catatan
:
Dalam
lsedang berjalan cukup menggunakan aba-aba peringatan : Langkah tegap/langkah
biasa-JALAN, pada tiap-tiap perubahan langkah (tanpa kata maju).
D.
LANGKAH PERLAHAN
1)
Untuk bergabung (mengantar jenazah dalam upacara kemiliteran)
Aba-aba
: Langkah perlahan maju – JALAN
Pelaksanaannya
:
a)
Gerakan dilakukan dengan sikap sempurna
b)
Pada aba-aba “jalan”, kaki kiri dilangkahkan ke depan, setelah kaki kiri
menapak di tanah segera disusul dengan kaki kanan ditarik ke depan dan ditahan
sebentar di sebelah mata kaki kiri, kemudian dilanjutkan ditatapkan kaki kanan
di depan kaki kiri.
c)
Gerakan selanjutnya melakukan gerakan-gerakan seperti semula.
Catatan
:
Dalam
keadaan sedang berjalan, aba-aba adalah “langkah perlahan JALAN” yang diberikan
pada waktu kaki kanan/kiri jatuh di tanah ditambah selangkah dan kemudian mulai
berjalan dengan langkah perlahan.
Tapak
kaki pada saat menginjak tanah tidak dihentakkan, tetapi diletakkan rata-rata
untuk lebih khidmat.
2)
Berhenti dalam langkah perlahan
Aba-aba
: Henti – GERAK
Pelaksanaannya
:
E.
LANGKAH KE SAMPING
Aba-aba
: ……..Langkah ke kanan/kiri – JALAN
Pelaksanaannya
:
Pada
aba-aba pelaksanaan kaki kiri/kanan dilanjutkan ke samping kanan/kiri sepanjang
40 cm. Selanjutnya kaki kiri/kanan dirapatkan pada kaki kiri/kanan.Sikap badan
tetap seperti pada sikap sempurna, sebanyak-banyaknya hanya boleh dilakukan
empat langkah.
F.
LANGKAH KE BELAKANG
Aba-aba
: ……..Langkah ke belakang – JALAN
Pelaksanaannya
:
Pada
aba-aba pelaksanaan, peserta melangkah ke belakang mulai kaki kiri menurut
panjangnya langkah dan sesuai dengan tempo yang telah ditentukan, menurut
jumlah langkah yang diperintahkan. Lengan tidak boleh dilenggangkan dan sikap
badan seperti dalam sikap sempurna. Sebanyka-banyaknya hanya boleh dilakukan
empat langkah.
G.
LANGKAH KE DEPAN
Aba-aba
: …….Langkah ke depan – JALAN
Pelaksanaannya
:
Pada
aba-aba pelaksanaan, peserta melangkahkan kaki ke depan mulai dengan kaki kiri
menurut panjangnya langkah dan tempat yang telah ditentukan, menurut jumlah
langkah yang diperintahkan. Gerakan kaki seperti gerakan langkah tegap dan
dihentikan dan sikap seperti sikap sempurna. Sebanyak-banyaknya hanya boleh
dilakukan empat langkah.
H.
LANGKAH DI WAKTU LARI
1)
Dari sikap sempurna
Aba-aba
: Lari maju – JALAN
Pelaksanaannya:
Aba-bab
peringatan ke dua tangan dikepalkan dengan lemas dan diletakkan di pinggang sebelah
depan dengan punggung tangan menghadap keluar, ke dua siku sedikit ke belakang,
badan agak dicondongkan ke depan. Pada aba-aba pelaksanaan, dimulai lari dengan
menghentakkan kaki kiri setengah langkah dan selanjutnya menurut panjang
langkah dan tempo yang ditentukan dengan kaki diangkat secukupnya. Telapak kaki
diletakkan dengan ujung telapak kaki terlebih dahulu, lengan dilenggangkan
secara tidak kaku.
2)
Dari langkah biasa
Aba-aba
: Lari – JALAN
Pelaksanaannya:
Aba-aba
peringatan pelaksanaannya sama dengan ayat 1. Aba-aba pelaksanaan diberikan
pada waktu kaki kiri/kanan jatuh ke tanah kemudian ditambah satu langkah,
selanjutnya berlari menurut ketentuan yang ada.
3)
Kembali ke langkah biasa
Aba-aba
: Langkah biasa – JALAN
Pelaksanaannya
:
Aba-aba
pelaksanaan diberikan pada waktu kaki kiri/kanan jatuh ke tanah ditambah tiga
langkah, kemudian berjalan dengan langkah biasa, dimuali dengan kaki kiri
dihentakkan; bersama dengan itu kedua lengan digenggam.
Catatan
:
Untuk
berhenti dari keadaan berlari aba-aba seperti langkah biasa henti – GERAK.
Aba-aba pelaksanaan diberikan pada waktu kaki kanan/kiri jatuh ke tanah
ditambah tiga langkah, selanjutnya kaki dirapatkan kemudian kedua kepal tangan
diturunkan untuk mengambil sikap sempurna.
I.
LANGKAH MERDEKA
1)
Dari langkah biasa
Aba-aba
: Langkah merdeka – JALAN
Anggota
berjalan bebas tanpa terikat pada ketentuan panjang, tempo dan ketentuan
langkah. Atas pertimbangan Pimpinan, anggota dapat dijinkan untuk membuat
sesuatu yang dalam keadaan lain terlarang (antara lain berbicara, buak topi,
menghapus keringat). Langkah merdeka biasanya dilakukan untuk menempuh jalan
jauh/diluar kota/lapangan yang tidak rata. Anggota tetap dilarang meninggalkan
barisan.
2)
Kembai ke langkah biasa
Untuk
melaksanakan gerakan ini lebih dahulu harus diberikan ……………….samakn langkah.
Setelah langkah barisan sama, Pemimpin dapat memberikan aba-aba peringatan dan
pelaksanaan.
3)
Aba-aba : Langkah biasa – JALAN
Pelaksanaannya
:
Seperti
tersebut pada petunjuk dari langkah tegap ke langkah biasa.
J.
GANTI LANGKAH
Aba-aba
: Ganti langkah – JALAN
Pelaksanaannya
:
Gerakan
dapat dilakukan pada waktu langkah biasa/tegap. Aba-aba pelaksanaan diberikan
pada waktu kaki kanan/kiri di tanah kemudian ditambah satu langkah. Sesudah
ujung kaki kiri/kanan yang sedang di belakang dirapatkan pada badan. Untuk
selanjutnya disesuaikan dengan langkah baru yang disamakan. Kemudian gerakan
ini dilakukan dalam satu hitungan.
BENTUK
BARISAN DALAM UPACARA GERAKAN PRAMUKA
KOMPAS
Kompas
adalah alat bantu untuk menentukan arah mata angin. Bagian-bagian kompas yang
penting antara lain :
1.
Dial, yaitu permukaan di mana tertera angka dan huruf seperti pada permukaan
jam.
2.
Visir, yaitu pembidik sasaran
3.
Kaca Pembesar, untuk pembacaan pada angka
4.
Jarum penunjuk
5.
Tutup dial dengan dua garis bersudut 45
6.
Alat penggantung, dapat juga digunakan sebagai penyangkut ibu jari untuk
menopang kompas pada saat membidik.
Angka-angka
yang ada di kompas dan istilahnya
North
= Utara = 0
North
East = Timur Laut = 45
East
= Timur = 90
South
East = Tenggara = 135
South
= Selatan = 180
South
West = Barat Daya = 225
West
= Barat = 270
North
West = Barat Laut = 325
Cara
Menggunakan Kompas
1.
Letakkan kompas anda di atas permukaan yang datar. setelah jarum kompas tidak
bergerak lagi, maka jarum tersebut menunjuk ke arah utara magnet.
2.
Bidik sasaran melalui visir dengan kaca pembesar. Miringkan sedikit letak kaca
pembesar, kira-kira 50 di mana berfungsi untuk membidik ke arah visir dan
mengintai angka pada dial.
3.
Apabila visir diragukan karena kurang jelas dilihat dari kaca pembesar,
luruskan saja garis yang terdapat pada tutup dial ke arah visir, searah dengan
sasaran bidik agar mudah dilihat melalui kaca pembesar
SEMAPHORE
Semaphore
adalah suatu cara untuk mengirim dan menerima berita dengan menggunakan 2
bendera, dimana masing-masing bendera tersebut berukuran 45 cm x 45 cm.
Sedangkan warna yang sering dipergunakan adalah merah dan kuning dengan warna
me
rah
selalu berada dekat tangkainya.
Bidang
Tali Temali
Dalam
tali temali kita sering mencampuradukkan antara tali, simpul dan ikatan. Hal
ini sebenarnya berbeda sama sekali. Tali adalah bendanya. Simpul adalah
hubungan antara tali dengan tali. Ikatan adalah hubungan antara tali dengan
benda lainnya, misal kayu, balok, bambu dan sebagainya.
Macam
simpul dan kegunaannya
1.
Simpul ujung tali
Gunanya
agar tali pintalan pada ujung tali tidak mudah lepas
2.
Simpul mati
Gunanya
untuk menyambung 2 utas tali yang sama besar dan tidak licin
3.
Simpul anyam
Gunanya
untuk menyambung 2 utas tali yang tidak sama besarnya dan dalam keadaan kering
4.
Simpul anyam berganda
Gunanya
untuk menyambung 2 utas tali yang tidak sama besarnya dan dalam keadaan basah
5.
Simpul erat
Gunanya
untuk memendekkan tali tanpa pemotongan
6.
Simpul kembar
Gunanya
untuk menyambung 2 utas tali yang sama besarnya dan dalam keadaan licin
7.
Simpul kursi
Gunanya
untuk mengangkat atau menurunkan benda atau orang pingsan
8.
Simpul penarik
Gunanya
untuk menarik benda yang cukup besar
9.
Simpul laso
Untuk
gambar macam-macam simpul dapat dilihat di bawah ini
Macam
Ikatan dan Kegunaannya
1.
Ikatan pangkal
Gunanya
untuk mengikatkan tali pada kayu atau tiang, akan tetapi ikatan pangkal ini
dapat juga
digunakan
untuk memulai suatu ikatan.
2.
Ikatan tiang
Gunanya
untuk mengikat sesuatu sehingga yang diikat masih dapat bergerak leluasa
misalnya
untuk
mengikat leher binatang supaya tidak tercekik.
3.
Ikatan jangkar
Gunanya
untuk mengikat jangkar atau benda lainnya yang berbentuk ring.
4.
Ikatan tambat
Gunanya
untuk menambatkan tali pada sesuatu tiang/kayu dengan erat, akan tetapi mudah
untuk melepaskannya kembali. Ikatan tambat ini juga dipergunakan untuk menyeret
balik dan bahkan ada juga dipergunakan untuk memulai suatu ikatan.
5.
Ikatan tarik
Gunanya
untuk menambatkan tali pengikat binatang pada suatu tiang, kemudian mudah untuk
membukanya
kembali. Dapat juga untuk turun ke jurang atau pohon.
6.
Ikatan turki
Gunanya
untuk mengikat sapu lidi setangan leher
7.
Ikatan palang
8.
Ikatan canggah
9.
Ikatan silang
10.
Ikatan khaki tiga
Untuk
gambar macam-macam ikatan dapat dilihat di bawah ini.
MORSE
Morse
sebenarnya nama orang Amerika yang menemukan sebuah cara agar setiap manusia
dapat saling berhubungan. Cara tersebut ditemukannya pada tahun 1837 tetapi
baru dapat diterima untuk dipergunakan di seluruh dunia tahun 1851 dalam
Konferensi Internasional.
Semboyan
morse dapat dilakukan dengan berbagai cara antara lain :
1.
Suara, yaitu dengan menggunakan peluit
2.
Sinar yaitu dengan menggunakan senter
3.
Tulisan yaitu dengan menggunakan titik (.) dan setrip (-)
4.
Bendera yaitu dengan bendera morse.
Berikut
ini adalah kode morse yang telah disepakati bersama.
trik
menghafal Morse
adang
kita kesulitan menghapal atau mengingat kembali isyarat morse, padahal besok
mau ikut lomba Galang apalagi jarang berlatih secara periodic. Berikut ini tips
menghapal morse dengan cepat. Lihat gambar di bawah ini :
Petunjuk
Penggunaan :
1.
Gambar di atas terbagi menjadi dua bagian, kanan, dan kiri.
2.
Cara membacanya dari atas ke bawah.
3.
Blok putih menunjukkan kode titik ( . ) dan blok hitam kode strip ( - ).
4.
Contoh sebelah kiri: Jika isyarat menunjukan satu kali putih sama dengan satu
kali titik artinya huruf E.
Contoh
lain : ( dibaca dari atas, ya ) putih-putih-putih-putih artinya 4 titik ( …. )
Berarti
huruf H.
Contoh
lagi : hitam-hitam-putih artinya 2 strip 1 titik ( - – . ) berarti huruf G
5.
Ingat blok sebelah kiri selalu diawali dengan blok Titik ( Putih ) dan blok
kanan selalu diawali dengan blok strip ( Hitam ).
SANDI-SANDI
sumber:
http://scoutnet-media.blogspot.com
Gambar
tentang Pramuka
…………………………………………………………………………………………………………………..
lagu
Pramuka
Prmuka
Sejati
Anak
Desa
download
lagu pramuka disini:
Bagi
adik-adik, rekan-rekan, dan kakak-kakak yang menginginkan Koleksi Lagu Pramuka,
dpt mendownload, dengan cara mengklik judul lagu-lagu yang diinginkan dan
semuanya GRATIS..!!
LAGU-LAGU
PRAMUKA atau
LAGU
LAGU PRAMUKA 2
DOWNLOAD
JUGA DISINI LAGU PRAMUKA
Mars
jamnas 86
Hymne
pramuka
Cinta
negeri
Alam
Bebas
Pisah
hanya dilahirnya
Berkemah
Disini
kita betemu lagi
apa
guna kelu kesah
Satya
Dharma Pramuka
Ayo
jalan
Alam
bebas 2
Api
Unggun
LIHAT
JUGA YANG INI:
Bapak
Pramuka Indonesia
Macam-Macam
Tanda Pengenal
Salam
Pramuka
Penggolongan
Usia Dalam Gerakan Pramuka
Arti
Kiasan Tanda Jabatan
Bagan
Tanda Pengenal Gerakan Pramuka
Bentuk
Barisan Upacara Pramuka
Warna
dan Arti Kiasan T K U
Warna
dan Arti Kiasan Tanda Jabatan Anggota
Kiasan
Dasar Golongan Gerakan Pramuka
Hubungan
Antara Pembina dengan Peserta Didik
Sejarah
Singkat Pramuka Indonesia
Lambang
Gerakan Pramuka
Kode
Kehormatan Gerakan Pramuka
Landasan
Hukum Gerakan Pramuka
Motto
Gerakan Pramuka
Sistem
Among
Prinsip
Dasar dan Metode Kepramukaan
Anggaran
Dasar Gerakan Pramuka – 2009
Program
Latihan Mingguan Gudep
Catatan
Pribadi Anggota Gudep
Format
Pelaporan Data Gudep
Registrasi
Ulang Gugusdepan
Program
Tahunan Gudep
Penomoran
Surat Kwartir
Stempel
Gerakan Pramuka
Papan
Nama Kwartir dan Ukuran
Pola
Pakaian Seragam Tambahan Putra dan Putri
Pola
Pakaian Seragam Khusus Pramuka Penggalang
Pola
Pakaian Seragam Khusus Pramuka Siaga
Pola
Pakaian Seragam Khusus Pramuka Penegak Pandeg…
Pola
Pakaian Seragam Khusus Pembina
Seragam
Khusus Upacara Anggota Dewasa
Pakaian
Seragam Pramuka Khusus Putri
Pakaian
Seragam Pramuka Khusus Putra
Pakaian
Seragam Kegiatan Putra dan Putri
Pakaian
Seragam Harian Pramuka Penegak Pandega Put…
Pakaian
Seragam Harian Pramuka Siaga Putri
Pakaian
Seragam Harian Pramuka Penggalang Putri
Pakaian
Seragam Harian Andalan dan Anggota Mabi Pu…
Pakaian
Seragam Harian Pramuka Penegak Pandega Put…
Pakaian
Seragam Harian Pramuka Siaga Putra
Pakaian
Seragam Harian Pramuka Penggalang Putra
Pakaian
Seragam Harian Andalan dan Anggota Mabi Pu…
Penggunaan
Atribut Pramuka Siaga Putra
Penggunaan
Atribut Pramuka Siaga Putri
Tanda
Jabatan Pemimpin Satuan
Tanda
Jabatan Majelis Pembimbing
Tanda
Jabatan Pembina
Tanda
Jabatan Andalan
Tanda
Jabatan Dewan Saka
Tanda
Jabatan Dewan Kerja
Visi
dan Misi Gerakan Pramuka
Strategi
Gerakan Pramuka
Program
Prioritas dan Sasaran Renstra Gerakan Pram…
Metode
Kepramukaan
Kumpulan
SK dan PP Gerakan Pramuka atau Download disini saja
Panduan
Buku saku
Syarat-syarat
Pramuka Garuda
pencarian
khusus sk/pp gerakan pramuka
1.
Download PP Dewan Kerja Penegak Pandega tahun 2007
2.Download
SK Anggaran Dasar Gerakan Pramuka No. 24 tahun 2009
3.
Download SK No 101 tahun 1984 tentang Petunjuk Penyelenggaraan Pramuka Garuda
4.
Download SK No. 118 Tahun 1961 tentang PENGANUGERAHAN PANDJI KEPADA GERAKAN
PENDIDIKAN KEPANDUAN PRADJA MUDA KARANA
5.
Download SK NO. 238 TAHUN 1961 TENTANG GERAKAN PRAMUKA
6.
Download PP NO. 78 TAHUN 1979 TENTANG PETUNJUK PENYELENGGARAAN UPACARA DI DALAM
GERAKAN PRAMUKA
7.
http://dewankerjanasional.co.cc/
bacaan
lainnya : Pramuka Online
semoga
bermanfaat bagi kita semua………………………………………………….!
Share:
3
Comments for this entry
richyz
July
31st, 2010 4:41 pm
oke
thanks too
Reply
richyz
July
31st, 2010 4:45 pm
thanks…:)
Reply
richyz
August
27th, 2010 7:11 pm
ok
thanks
Reply
Leave
a Reply
Name (Required)
E-mail (will not be published) (Required)
Website
Powered
by Blog.com | Back to top ↑
Login
Create
Blog
Random
Blog
Tidak ada komentar:
Posting Komentar