BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pendidikan merupakan suatu aspek kehidupan yang
sangat mendasar bagi pembangunan bangsa suatu negara. Penyelenggaraan
pendidikan di sekolah sangat di tentukan banyak aspek agar mutu pendidikan
meningkat, termasuk didalamnya sarana dan prasarana, kurikulum serta sumber
daya manusia yang memadai.
Terbatasnya
sarana dan prasarana kurikulum serta sumber daya manusia
dalam hal ini pendidik sangat menghambat proses peningkatan pendidikan. Oleh karena itu pembaharuan sekolah merupakan hal yang sangat menunjang atas tercapainya suatu tujuan pendidikan, sekolah merupakan penghubung antara tujuan pendidikan dengan Proses pendidikan.
dalam hal ini pendidik sangat menghambat proses peningkatan pendidikan. Oleh karena itu pembaharuan sekolah merupakan hal yang sangat menunjang atas tercapainya suatu tujuan pendidikan, sekolah merupakan penghubung antara tujuan pendidikan dengan Proses pendidikan.
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Apakah Pembaharuan sekolah itu ?
1.2.2 Apa saja komponen sarana dan prasaran
itu ?
1.2.3 Apakah kurikulum itu ?
1.2.4 Bagaimana mengembangkan
kurikulum ?
1.2.5 Bagaimana mengembangkan sumber daya manusia ?
1.3 Tujuan
1.3.1 Mengetahui pembaharuan sekolah
1.3.2 Mengetahui komponen sarana dan
prasarana pendidikan
1.3.3 Mengetahui apa itu kurikulum
1.3.4 Mengetahui cara mengembangkan
kurikulum
1.3.5 Mengetahui cara mengembangkan
sumber daya manusia
BAB II
PEMBAHASAN
PEMBAHARUAN SEKOLAH
2.1.
Pengertian Pembaharuan
Pembaharuan
yang biasa disebut inovasi, mengingatkan kita pada istilah invention dan discovery. Sebelum kita membicarakan pengertian pembaharuan
kurikulum lebih baik kita ketahui dulu pengertian invention dan discovery untuk
membantu memahami pengertian pembaharuan.
Invention
adalah penemuan sesuatu yang benar-benar baru, kemudian diadakan dengan
bentuk-bentuk hasil kreasi baru. Dalam kaitan ini Ibrahim (1989) yang dikutip
oleh Nasution (1990 : 37) menyatakan bahwa inovasi adalah penemuan yang dapat
berupa sesuatu ide, barang, kejadian, metode yang diamati sebagai sesuatu
(benda) yang sebenarnya telah ada tetapi semula belum diketahui orang.
Pembaharuan tidak selalu menemukan/menciptakan sesuatu yang baru, tetapi bisa
saja merupakan penyesuaian dengan apa yang telah lazim dilakukan atau pengembangan
dari bentuk yang sudah ada untuk menuju kearah yang lebih baik dan inilah yang
disebut discovery.
Jadi
disini dapat kita simpulkan bahwa pembaharuan sekolah adalah pembaharuan dengan
menggunakan bagian-bagian yang potensial, dari sekolah tersebut dengan tujuan
untuk memecahkan masalah atau mencapai tujuan tertentu. Bagian –bagian
potensial tersebut antara lain sarana dan prasarana, kurikulum, serta sumber
daya manusia.
Pembaharuan
tidak dengan sendirinya membawa perbaikan walaupun dimaksudkan untuk
perbaikan/peningkatan mutu. Ini tergantung pada pelaksanaan dan penilaian dari
sistem nilai yang ditentukan.
Menurut
Umaedi ( 1999 : 45 ) ada beberapa kriteria dalam pengembangan atau pembaharuan
sekolah
a.Komunikasi yang lebih terbuka
secara umum komunikasi
di antara para pemegang peran meningkat dari sebelumnya. Ada beberapa perbedaan tingkat keterbukaan dan
cara pendekatan yang dikomunikasikan pada setiap sekolah. Pada beberapa
sekolah, semua yang terlibat dan masalah-masalah disampaikan untuk menjadi
perhatian para pemegang peran melalui rapat, diskusi informal dan surat (kepada
orang tua siswa) atau melalui kegiatan sekolah biasa (misalnya pada upacara
bendera setiap hari Senin). Pada sekolah lain frekuensi dan kesempatan untuk
menerima umpan balik sangat kurang, walaupun pemegang peran merasa bahwa
keadaan sekarang lebih baik daripada sebelumnya. Dengan adanya komunikasi yang
lebih terbuka / transparan, maka para pemegang peran akan merasa lebih positif
mengenai sekolah. Hal ini dapat menciptakan dasar yang kuat untuk mendukung
pengembangan sekolah melalui peran serta para pemegang peran.
b.Pengambilan keputusan bersama
secara umum para
pemegang peran mengalami lebih banyak tanggung jawab dalam pengambilan
keputusan. Tingkat pengambilan
keputusan yang harus diambil oleh para pemegang peran berbeda antara satu
sekolah dengan sekolah yang lain. Seluruh pemegang peran mengalami peningkatan
tanggung jawab dalam pengambilan keputusan dibandingkan dengan sebelumnya. Para
pemegang peran merasa lebih terlibat di dalam proses tersebut dan yakin bahwa
Kepala Sekolah menghargai pendapat mereka. Hirarki pengambilan keputusan telah
ditetapkan dan menunjukkan keputusan apa dan oleh siapa yang diperoleh bagi
masing-masing pemegang peran.
c. Memperhatikan Kebutuhan Guru
perhatian dan kemampuan sekolah terhadap hal
ini dapat memberikan berbagai tingkatan motivasi pada guru. Kebutuhan
guru termasuk juga kesejahteraan pribadi, pengembangan profesional dan bantuan
dalam pengajaran. Apabila kesejahteraan guru terjamin, guru dapat memberi
perhatian yang lebih kepada pengajaran. Guru didukung untuk meningkatkan
kualifikasi ke tingkat S1 dan didorong untuk melanjutkan ke tingkat yang lebih
tinggi. Dukungan dari kepala sekolah mengenai kenaikan pangkat bagi pegawai
negeri dan kebutuhan pengembangan profesional dikomunikasikan kepada guru,
bahwa hal tersebut penting demi tercapainya tujuan pendidikan sekolah. Akhirnya
beberapa sekolah menyediakan bantuan pengajaran langsung dengan mengalokasikan
dana untuk bahan pengajaran, pengembangan perpustakaan dan mengizinkan guru
untuk lebih kreatif didalam kelas.
d. Memperhatikan Kebutuhan Siswa
sekolah yang
memperhatikan kebutuhan siswa lebih diterima oleh siswa, orang tua dan
masyarakat. Kebutuhan siswa termasuk
pula peningkatan pengajaran, memberikan waktu pengajaran tambahan untuk
persiapan EBTANAS, menambah kegiatan ekstra kurikuler, melibatkan siswa dalam
pengambilan keputusan mengenai masalah-masalah mereka, serta mengembangkan
program pelatihan keterampilan (ekstra kurikuler) untuk mempersiapkan ke dunia
kerja. Semua sekolah yang melakukan pembaharuan yakin, bahwa sekolah perlu
dijadikan tempat yang menyenangkan bagi para siswa sehingga merasa betah berada
di sana. Dengan memberikan ketrampilan yang menarik dan peningkatan kegiatan
ekstra, siswa akan lebih termotivasi untuk pergi ke sekolah. Salah satu
hasilnya adalah apabila kebutuhan siswa diperhatikan, siswa dari kecamatan lain
akan tertarik untuk bergabung.
e. Keterpaduan Sekolah dan Masyarakat
sekolah mempunyai peran sosial yang penting
dalam masyarakat. Yang termasuk masyarakat dalam konteks ini adalah
orang tua siswa dan masyarakat setempat. BP3 adalah alat utama untuk
saling bertemu bagi sekolah dan orang tua siswa. Biasanya rekomendasi kepala
sekolah dikaji ulang dalam rapat BP3 dan anggotanya memutuskan
rekomendasi mana yang akan didukung sebagai masalah utama yang perlu didanai.
Rekomendasi kepala sekolah didasarkan pada perhatian tersebut, namun tercermin
dalam pemikiran guru, siswa, orang tua siswa dan masyarakat. Perhatian pemegang
peran telah dikomunikasikan secara formal melalui rapat (misalnya rapat guru)
atau secara informal melalui diskusi perseorangan dengan kepala sekolah.
2.2. Pembaharuan Sarana dan Prasarana
Secara Etimologis (bahasa) prasarana berarti alat tidak langsung untuk
mencapai tujuan dalam pendidikan. misalnya: lokasi/tempat, bangunan
sekolah, lapangan olahraga, uang dsb. Sedangkan
sarana berarti alat langsung untuk mencapai tujuan pendidikan. misalnya;
Ruang, Buku, Perpustakaan, Laboratorium dsb.
Dengan demikian dapat di tarik suatau kesimpulan bahwa Administrasi
sarana dan prasarana pendidikan itu adalah semua komponen yang sacara
langsung maupun tidak langsung menunjang jalannya proses pendidikan
untuk mencapai tujuan dalam pendidikan itu sendiri. Menurut
keputusan menteri P dan K No 079/ 1975, sarana pendididkan terdiri dari
3 kelompok besar yaitu :
a. Bangunan dan perabot sekolah
b. Alat pelajaran yang terdiri dari pembukuan ,
alat-alat peraga dan laboratorium.
c. Media pendidikan yang dapat di kelompokkan
menjadi audiovisual yang menggunakan alat penampil dan media yang tidak
menggunaakan alat penampil.
Secara micro (sempit) kepala sekolahlah yang bertanggung jawab atas
pengadaan sarana dan prasarana pendidikan yang di perlukan di sebuah sekolah.
Berikut
Komponen-Komponen Sarana dan Prasarana Pendidikan
1 .Lahan
Lahan yang di perlukan untuk mendirikan sekolah
harus di sertai dengan tanda bukti kepemilikan yang sah dan lengkap
(sertifikat).
Lokasi sekolah harus
berada di wilayah pemukiman yang sesuai dengan cakupan wilayah sehingga mudah
di jangkau dan aman dari gangguan bencana alam dan lingkungan yang kurang baik.
2. Ruang
Secara umum jenis ruang di tinjau dari fungsinya
dapat di kelompokkan dalam
a. Ruang pendidikan
Ruang pendidikan berfungsi untuk menampung proses kegiatan belajar mengajar
teori dan praktek .
b. Ruang administrasi
Ruang Administrasi berfungsi untuk melaksanakan berbagai kegiatan kantor.
c. Ruang penunjang
Ruang penunjang berfungsi untuk menunjang kegiatan
yang mendukung proses kegiatan belajar mengajar
3. Alat dan Media Pendidikan
Setiap mata pelajaran sekurang – kurangnya
memiliki satu jenis alat peraga praktek yang sesuai dengan keperluan pendidikan
dan pembelajaran, sehingga dengan demikian proses pembelajaran tersebut
akan berjalan dengan optimal.
4. Buku atau Bahan Ajar
Bahan ajar adalah sekumpulan bahan pelajaran yang
di gunakan dalam kegiatan proses belajar mengajar. Bahan ajar ini terdiri dari
a. Buku
Pegangan
Buku pegangan di gunakan oleh guru dan peserta
didik sebagai acuan dalam pembelajaran yang bersifat Normatif,
adaptif dan produktif.
b. Buku
Pelengkap
Buku ini di gunakan oleh guru untuk memperluas dan
memperdalam penguasaan materi
c. Buku
Sumber
Buku ini dapat di gunakan oleh guru dan peserta
didik untuk memperoleh kejelasan informasi mengenai suatu
bidang ilmu / keterampilan.
d. Buku
Bacaan
Buku
ini dapat di gunakan oleh guru dan peserta didik sebagai bahan bacaan
tambahan (non fiksi) untuk memperluas pengetahuan dan wawasan serta
sebagai bahan bacaan (fiksi ) yang bersifat relatif.
2.3
Pembaharuan Kurikulum
Secara
etimologi kurikulum berasal dari bahasa yunani, yaitu curir yang artinya pelari
dan curere yang berarti jarak yang ditempuh oleh pelari. Istilah kurikulum ini
kemudian berkembang, hingga pada akhirnya kurikulum dapat dipahami sebagai
landasan yang digunakan pendidik untuk membimbing peserta didiknya ke arah
tujuan pendidikan yang di inginkan melalui akumulasi sejumlah pengetahuan,
keterampilan dan sikap mental ( Samsul Nizar, 2002 )
Pembaharuan
kurikulum adalah suatu gagasan/praktek kurikulum baru dengan menggunakan
bagian-bagian yang potensial, dari kurikulum tersebut dengan tujuan untuk
memecahkan masalah atau mencapai tujuan tertentu.
Pembaharuan kurikulum
biasanya dimulai dari perubahan konsepsional yang fundamental yang diikuti oleh
perubahan struktural. Pembaharuan dikatakan bersifat sebagian bila hanya
terjadi pada komponen tertentu saja misalnya pada tujuan saja, isi saja, metode
saja, atau sistem penilaiannya saja. Pembaharuan kurikulum bersifat menyeluruh
bila mencakup perubahan semua komponen kurikulum.
Menurut Sudjana (1993 : 37) pada umumnya perubahan
struktural kurikulum menyangkut komponen kurikulum yakni :
a. Perubahan dalam tujuan
Perubahan ini
didasarkan kepada pandangan hidup masyarakat dan falsafah bangsa. Tanpa tujuan
yang jelas, tidaka akan membawa perubahan yang berarti, dan tidak ada petunjuk
ke mana pendidikan diarahkan.
b. Perubahan isi dan struktur
Perubahan ini meninjau
struktur mata pelajaran -mata pelajaran yang diberikan kepada siswa termasuk
isi dari setiap mata pelajaran. Perubahan ini dapat menyangkut isi mata
pelajaran, aktivitas belajar anak, pengalaman yang harus diberikan kepada anak,
juga organisasi atau pendekatan dari mata pelajaran-mata pelajaran tersebut.
Apakah diajarkan secara terpisah-pisah (subject matter curriculum), apakah
lebih mengutamakan kegiatan dan pengalaman anak (activity curriculum) atau
diadakan pendekatan interdisipliner (correlated curriculum) atau dilihat
proporsinya masing-masing jenis ; mana yang termasuk pendidikan umum,
pendidikan keahlian, pendidikan akademik dan lain-lain
c. Perubahan strategi kurikulum
Perubahan ini
menyangkut pelaksanaan kurikulum itu sendiri yang meliputi perubahan teori
belajar mengajar, perubahan sistem administrasi, bimbingan dan penyuluhan,
perubahan sistem penilaian hasil belajar.
d. Perubahan sarana kurikulum
Perubahan ini
menyangkut ketenagaan baik dari segi kualitas dan kuantititas, juga sarana
material berupa perlengkapan sekolah seperti laboraturium, perpustakaan, alat
peraga dan lain-lain
e. Perubahan dalam sistem evaluasi kurikulum
Perubahan ini
menyangkut metode/cara yang paling tepat untuk mengukur/menilai sejauh mana
kurikulum berjalan efektif dan efesien, relevan dan produktivitas terhadap
program pembelajaran sebagai suatu sistem dari kurikulum.
2.3.1 Prinsip –Prinsip Pengembangan
Kurikulum
Sesuai
dengan Undang-Undang No. 20 Tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal
36 menyatakan bahwa :
1.
Pengembangan
kurikulum dilakukan dengan mengacu pada
Standar Nasional Pendidikan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.
2.
Kurikulum pada semua jenjang dan jenis
pendidikan di kembangkan dengan prinsip diversivikasi sesuai dengan satuan
pendidikan, potensi daerah dan peserta didik.
3.
Kurikulum
disusun sesuai jenjang pendidikan dalam kerangka Negara Kesatuan Republik
Indonesia dengan memperhatikan :
·
Peningkatan
iman dan taqwa
·
Peningkatan
akhlak mulia
·
Peningkatan
potensi , kecerdasan, dan minat peserta didik
·
Keragaman
potensi daerah dan lingkungan
·
Tuntutan
pembanguna daerah dan nasional
·
Tuntutan
dunia kerja
·
Perkembangan
ilmu pengetahuan , teknologi dan seni
·
Agama
·
Dinamika
perkembangan global
·
Persatuan
nasional dan nilai-nilai kebangsaan
4. Berpusat pada potensi, perkembangan,
kebutuhan dan kepentingan peserta didik
5.
Beragam dan terpadu
6.
Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni
7.
Relevan dengan kebutuhan kehidupan
8.
Menyeluruh dan berkesinambungan
9.
Belajar sepanjang hayat
10
Seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingan daerah.
2.4. Pembaharuan Sumber Daya Manusia
Pembaharuan
disini ditekankan kepada efektivitas kerja semua warga sekolah. Menurut
Sumantri ( 1988 ) ada beberapa pemabaharuan yang dilakukan oleh para pemegang
peran di sekolah.
1) Guru
Guru
dituntut untuk meningkatkan kemampuan/kompetensi dalam melaksanakan
tugasnya.Kepercayaan guru terhadap pembaharuan harus tertanam agar dapat
menimbulkan keyakinan dan kesediaan untuk melaksanakan pembaharuan tersebut.
2) Kepala Sekolah,
Pengawas dan Supervisor Sekolah
Kepala
Sekolah harus dapat memberikan dorongan, bimbingan dan bantuan kepada guru-guru
dalam melakasanakan pembaharuan tersebut sekaligus melakukan pengawasan dan
evaluasi pelaksanaan pembaharuan tersebut, apakah sesuai dengan pedoman yang
ditetapkan, adakah hambatannya.
3) Tenaga administrasi
sekolah
Dalam
hal ini dituntut kemmapuan untuk merumuskan menyusun dan melaksanakan administrasi
sekolah terutama administrasi pengajaran yang baru. Dalam melaksanakan
administrasi yang baru akan ditemui kepincangan karena kemempuan staf
administrasi sekolah tidak dapat dengan segera disesuaikan dengan pola yang
dikehendaki dalam kurikulum baru, tentunya diperlukan pembinaan kepada staf
administrasi sekolah tersebut.
4)
Pihak-pihak lain yang terlibat
Kepada pihak lain yang
terlibat dimintakan perhatian dan kerjasamanya.
a)
Kepada orang tua peserta didk, mereka harus diberikan penjelasan apa itu
kurikulum, kurikulum yang dipakai dan bagaimana pelaksanaanya serta partisipasi
apa yang diharapkan dari mereka.
b)
Kepada pemakai lulusan (stakeholder ) mereka diminta untuk menilai dan
memberikan saran kepada sekolah dan instansi terkait apakah program yang
dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan pemakai lulusan tersebut.
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Dari
uraian-uraian diatas, dapat kita ambil simpulan bahwa pembaharuan sekolah itu
harus dilakukan di segala aspek pendidikan, sarana dan prasarana, kurikulum
maupun sumber daya manusia. Pembaharuan sekolah itu
sendiri menuntut adanya perubahan sikap
dan tingkah laku dari pelaksana pendidikan, penyediaan sarana dan prasarana
serta kurikulum yang mengacu pada kebutuhan sekolah tersebut
3.2 Saran
3.2.1
Pembaharuan harus dilakukan di semua aspek pendidikan, agar tercapainya tujuan
pendidikan nasional.
3.2.2 Pengembangan sekolah
didasarkan pada sumber setempat yang tersedia dan berbagai upaya dari sumber
daya manusia yang ada.
DAFTAR RUJUKAN
1. Iskandar,. 2009. Psikologi Pendidikan.Gaung Persada Press. Jakarta.
2. Oteng, Sutisna. 1985. Administrasi Pendidikan.
Penerbit Angkasa. Bandung.
3. Sudjana, Nana. 1993. Pembinaan dan Pengembangan Kurikulum di Sekolah. Bandung . Sinar Baru.
4. Soetjipto, Prof. 2004 Profesi Keguruan.
Rineka Cipta. Jakarta.
5. Umaedi, 1999 .Manajemen Peningkatan Mutu
Berbasis Sekolah. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Direktorat Jenderal
Pendidikan Dasar dan Menengah, Direktorat Pendidikan Menengah Umum. Indonesia,
Jakarta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar