27 Sep 2013

Makalah " PEMBAHARUAN SEKOLAH"

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Pendidikan merupakan suatu aspek kehidupan yang sangat mendasar bagi pembangunan bangsa suatu negara. Penyelenggaraan pendidikan di sekolah sangat di tentukan banyak aspek agar mutu pendidikan meningkat, termasuk didalamnya sarana dan prasarana, kurikulum serta sumber daya manusia yang memadai.
 Terbatasnya sarana dan prasarana kurikulum serta sumber daya manusia
dalam hal ini pendidik sangat menghambat proses peningkatan pendidikan. Oleh karena itu pembaharuan sekolah merupakan hal yang sangat menunjang atas tercapainya suatu tujuan pendidikan, sekolah merupakan penghubung antara tujuan pendidikan  dengan Proses pendidikan.

1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Apakah Pembaharuan sekolah itu ?
1.2.2  Apa saja komponen sarana dan prasaran itu ?
1.2.3  Apakah kurikulum itu ?
1.2.4  Bagaimana mengembangkan kurikulum ?
1.2.5 Bagaimana mengembangkan sumber daya manusia ?



1.3 Tujuan
1.3.1 Mengetahui pembaharuan sekolah
1.3.2  Mengetahui komponen sarana dan prasarana pendidikan
1.3.3  Mengetahui apa itu kurikulum
1.3.4  Mengetahui cara mengembangkan kurikulum
1.3.5  Mengetahui cara mengembangkan sumber daya manusia





BAB II
PEMBAHASAN PEMBAHARUAN SEKOLAH

2.1. Pengertian Pembaharuan
Pembaharuan yang biasa disebut inovasi, mengingatkan kita pada istilah invention dan discovery. Sebelum kita membicarakan pengertian pembaharuan kurikulum lebih baik kita ketahui dulu pengertian invention dan discovery untuk membantu memahami pengertian pembaharuan.
Invention adalah penemuan sesuatu yang benar-benar baru, kemudian diadakan dengan bentuk-bentuk hasil kreasi baru. Dalam kaitan ini Ibrahim (1989) yang dikutip oleh Nasution (1990 : 37) menyatakan bahwa inovasi adalah penemuan yang dapat berupa sesuatu ide, barang, kejadian, metode yang diamati sebagai sesuatu (benda) yang sebenarnya telah ada tetapi semula belum diketahui orang. Pembaharuan tidak selalu menemukan/menciptakan sesuatu yang baru, tetapi bisa saja merupakan penyesuaian dengan apa yang telah lazim dilakukan atau pengembangan dari bentuk yang sudah ada untuk menuju kearah yang lebih baik dan inilah yang disebut discovery.
Jadi disini dapat kita simpulkan bahwa pembaharuan sekolah adalah pembaharuan dengan menggunakan bagian-bagian yang potensial, dari sekolah tersebut dengan tujuan untuk memecahkan masalah atau mencapai tujuan tertentu. Bagian –bagian potensial tersebut antara lain sarana dan prasarana, kurikulum, serta sumber daya manusia.
Pembaharuan tidak dengan sendirinya membawa perbaikan walaupun dimaksudkan untuk perbaikan/peningkatan mutu. Ini tergantung pada pelaksanaan dan penilaian dari sistem nilai yang ditentukan.
Menurut Umaedi ( 1999 : 45 ) ada beberapa kriteria dalam pengembangan atau pembaharuan sekolah

a.Komunikasi yang lebih terbuka
secara umum komunikasi di antara para pemegang peran meningkat dari sebelumnya. Ada beberapa perbedaan tingkat keterbukaan dan cara pendekatan yang dikomunikasikan pada setiap sekolah. Pada beberapa sekolah, semua yang terlibat dan masalah-masalah disampaikan untuk menjadi perhatian para pemegang peran melalui rapat, diskusi informal dan surat (kepada orang tua siswa) atau melalui kegiatan sekolah biasa (misalnya pada upacara bendera setiap hari Senin). Pada sekolah lain frekuensi dan kesempatan untuk menerima umpan balik sangat kurang, walaupun pemegang peran merasa bahwa keadaan sekarang lebih baik daripada sebelumnya. Dengan adanya komunikasi yang lebih terbuka / transparan, maka para pemegang peran akan merasa lebih positif mengenai sekolah. Hal ini dapat menciptakan dasar yang kuat untuk mendukung pengembangan sekolah melalui peran serta para pemegang peran.
b.Pengambilan keputusan bersama
secara umum para pemegang peran mengalami lebih banyak tanggung jawab dalam pengambilan keputusan. Tingkat pengambilan keputusan yang harus diambil oleh para pemegang peran berbeda antara satu sekolah dengan sekolah yang lain. Seluruh pemegang peran mengalami peningkatan tanggung jawab dalam pengambilan keputusan dibandingkan dengan sebelumnya. Para pemegang peran merasa lebih terlibat di dalam proses tersebut dan yakin bahwa Kepala Sekolah menghargai pendapat mereka. Hirarki pengambilan keputusan telah ditetapkan dan menunjukkan keputusan apa dan oleh siapa yang diperoleh bagi masing-masing pemegang peran.
c. Memperhatikan Kebutuhan Guru
            perhatian dan kemampuan sekolah terhadap hal ini dapat memberikan berbagai tingkatan motivasi pada guru. Kebutuhan guru termasuk juga kesejahteraan pribadi, pengembangan profesional dan bantuan dalam pengajaran. Apabila kesejahteraan guru terjamin, guru dapat memberi perhatian yang lebih kepada pengajaran. Guru didukung untuk meningkatkan kualifikasi ke tingkat S1 dan didorong untuk melanjutkan ke tingkat yang lebih tinggi. Dukungan dari kepala sekolah mengenai kenaikan pangkat bagi pegawai negeri dan kebutuhan pengembangan profesional dikomunikasikan kepada guru, bahwa hal tersebut penting demi tercapainya tujuan pendidikan sekolah. Akhirnya beberapa sekolah menyediakan bantuan pengajaran langsung dengan mengalokasikan dana untuk bahan pengajaran, pengembangan perpustakaan dan mengizinkan guru untuk lebih kreatif didalam kelas.
d. Memperhatikan Kebutuhan Siswa
sekolah yang memperhatikan kebutuhan siswa lebih diterima oleh siswa, orang tua dan masyarakat. Kebutuhan siswa termasuk pula peningkatan pengajaran, memberikan waktu pengajaran tambahan untuk persiapan EBTANAS, menambah kegiatan ekstra kurikuler, melibatkan siswa dalam pengambilan keputusan mengenai masalah-masalah mereka, serta mengembangkan program pelatihan keterampilan (ekstra kurikuler) untuk mempersiapkan ke dunia kerja. Semua sekolah yang melakukan pembaharuan yakin, bahwa sekolah perlu dijadikan tempat yang menyenangkan bagi para siswa sehingga merasa betah berada di sana. Dengan memberikan ketrampilan yang menarik dan peningkatan kegiatan ekstra, siswa akan lebih termotivasi untuk pergi ke sekolah. Salah satu hasilnya adalah apabila kebutuhan siswa diperhatikan, siswa dari kecamatan lain akan tertarik untuk bergabung.
e. Keterpaduan Sekolah dan Masyarakat
            sekolah mempunyai peran sosial yang penting dalam masyarakat. Yang termasuk masyarakat dalam konteks ini adalah orang tua siswa dan masyarakat setempat. BP3 adalah alat utama untuk saling bertemu bagi sekolah dan orang tua siswa. Biasanya rekomendasi kepala sekolah dikaji ulang dalam rapat BP3 dan anggotanya memutuskan rekomendasi mana yang akan didukung sebagai masalah utama yang perlu didanai. Rekomendasi kepala sekolah didasarkan pada perhatian tersebut, namun tercermin dalam pemikiran guru, siswa, orang tua siswa dan masyarakat. Perhatian pemegang peran telah dikomunikasikan secara formal melalui rapat (misalnya rapat guru) atau secara informal melalui diskusi perseorangan dengan kepala sekolah.


2.2. Pembaharuan Sarana dan Prasarana
Secara Etimologis (bahasa) prasarana berarti alat tidak langsung untuk mencapai tujuan dalam pendidikan. misalnya: lokasi/tempat, bangunan sekolah, lapangan olahraga, uang dsb. Sedangkan sarana berarti alat langsung untuk mencapai tujuan pendidikan. misalnya; Ruang, Buku, Perpustakaan, Laboratorium dsb.
Dengan demikian dapat di tarik suatau kesimpulan bahwa Administrasi sarana dan prasarana pendidikan itu adalah semua komponen yang sacara langsung maupun tidak langsung menunjang jalannya proses pendidikan untuk mencapai tujuan dalam pendidikan itu sendiri. Menurut keputusan menteri P dan K No 079/ 1975, sarana pendididkan terdiri dari 3 kelompok besar yaitu :
a. Bangunan dan perabot sekolah
b. Alat pelajaran yang terdiri dari pembukuan , alat-alat peraga dan laboratorium.
c. Media pendidikan yang dapat di kelompokkan menjadi audiovisual yang menggunakan alat penampil dan media yang tidak menggunaakan alat penampil.
Secara micro (sempit) kepala sekolahlah yang bertanggung jawab atas pengadaan sarana dan prasarana pendidikan yang di perlukan di sebuah sekolah.
Berikut Komponen-Komponen Sarana dan Prasarana Pendidikan
1 .Lahan
Lahan yang di perlukan untuk mendirikan sekolah harus di sertai dengan tanda bukti kepemilikan yang sah dan lengkap (sertifikat).
Lokasi sekolah harus berada di wilayah pemukiman yang sesuai dengan cakupan wilayah sehingga mudah di jangkau dan aman dari gangguan bencana alam dan lingkungan yang kurang baik.

2.  Ruang
Secara umum jenis ruang di tinjau dari fungsinya dapat di kelompokkan dalam
a. Ruang pendidikan
Ruang pendidikan berfungsi untuk menampung proses kegiatan belajar mengajar teori dan praktek .
b. Ruang administrasi
Ruang Administrasi berfungsi untuk melaksanakan berbagai kegiatan kantor.
c. Ruang penunjang
Ruang penunjang berfungsi untuk menunjang kegiatan yang mendukung proses kegiatan belajar mengajar
3. Alat dan Media Pendidikan
Setiap mata pelajaran sekurang – kurangnya memiliki satu jenis alat peraga praktek yang sesuai dengan keperluan pendidikan dan pembelajaran, sehingga dengan demikian proses pembelajaran tersebut akan berjalan dengan optimal.
4. Buku atau Bahan Ajar
Bahan ajar adalah sekumpulan bahan pelajaran yang di gunakan dalam kegiatan proses belajar mengajar. Bahan ajar ini terdiri dari
a. Buku Pegangan
Buku pegangan di gunakan oleh guru dan peserta didik sebagai acuan dalam pembelajaran yang bersifat Normatif, adaptif dan produktif.
b. Buku Pelengkap
Buku ini di gunakan oleh guru untuk memperluas dan memperdalam penguasaan materi
c. Buku Sumber
Buku ini dapat di gunakan oleh guru dan peserta didik untuk memperoleh kejelasan informasi mengenai suatu bidang ilmu / keterampilan.
d. Buku Bacaan
Buku ini dapat di gunakan oleh guru dan peserta didik sebagai bahan bacaan tambahan (non fiksi) untuk memperluas pengetahuan dan wawasan serta sebagai bahan bacaan (fiksi ) yang bersifat relatif.
2.3 Pembaharuan Kurikulum
Secara etimologi kurikulum berasal dari bahasa yunani, yaitu curir yang artinya pelari dan curere yang berarti jarak yang ditempuh oleh pelari. Istilah kurikulum ini kemudian berkembang, hingga pada akhirnya kurikulum dapat dipahami sebagai landasan yang digunakan pendidik untuk membimbing peserta didiknya ke arah tujuan pendidikan yang di inginkan melalui akumulasi sejumlah pengetahuan, keterampilan dan sikap mental ( Samsul Nizar, 2002 ) 
Pembaharuan kurikulum adalah suatu gagasan/praktek kurikulum baru dengan menggunakan bagian-bagian yang potensial, dari kurikulum tersebut dengan tujuan untuk memecahkan masalah atau mencapai tujuan tertentu.
Pembaharuan kurikulum biasanya dimulai dari perubahan konsepsional yang fundamental yang diikuti oleh perubahan struktural. Pembaharuan dikatakan bersifat sebagian bila hanya terjadi pada komponen tertentu saja misalnya pada tujuan saja, isi saja, metode saja, atau sistem penilaiannya saja. Pembaharuan kurikulum bersifat menyeluruh bila mencakup perubahan semua komponen kurikulum.
            Menurut Sudjana (1993 : 37) pada umumnya perubahan struktural kurikulum menyangkut komponen kurikulum yakni :
a. Perubahan dalam tujuan
Perubahan ini didasarkan kepada pandangan hidup masyarakat dan falsafah bangsa. Tanpa tujuan yang jelas, tidaka akan membawa perubahan yang berarti, dan tidak ada petunjuk ke mana pendidikan diarahkan.
b. Perubahan isi dan struktur
Perubahan ini meninjau struktur mata pelajaran -mata pelajaran yang diberikan kepada siswa termasuk isi dari setiap mata pelajaran. Perubahan ini dapat menyangkut isi mata pelajaran, aktivitas belajar anak, pengalaman yang harus diberikan kepada anak, juga organisasi atau pendekatan dari mata pelajaran-mata pelajaran tersebut. Apakah diajarkan secara terpisah-pisah (subject matter curriculum), apakah lebih mengutamakan kegiatan dan pengalaman anak (activity curriculum) atau diadakan pendekatan interdisipliner (correlated curriculum) atau dilihat proporsinya masing-masing jenis ; mana yang termasuk pendidikan umum, pendidikan keahlian, pendidikan akademik dan lain-lain
c. Perubahan strategi kurikulum
Perubahan ini menyangkut pelaksanaan kurikulum itu sendiri yang meliputi perubahan teori belajar mengajar, perubahan sistem administrasi, bimbingan dan penyuluhan, perubahan sistem penilaian hasil belajar.
d. Perubahan sarana kurikulum
Perubahan ini menyangkut ketenagaan baik dari segi kualitas dan kuantititas, juga sarana material berupa perlengkapan sekolah seperti laboraturium, perpustakaan, alat peraga dan lain-lain
e. Perubahan dalam sistem evaluasi kurikulum
Perubahan ini menyangkut metode/cara yang paling tepat untuk mengukur/menilai sejauh mana kurikulum berjalan efektif dan efesien, relevan dan produktivitas terhadap program pembelajaran sebagai suatu sistem dari kurikulum.
2.3.1 Prinsip –Prinsip Pengembangan Kurikulum
         Sesuai dengan  Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem  Pendidikan Nasional pasal 36 menyatakan bahwa :
1.            Pengembangan kurikulum dilakukan dengan  mengacu pada Standar Nasional Pendidikan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.
2.             Kurikulum pada semua jenjang dan jenis pendidikan di kembangkan dengan prinsip diversivikasi sesuai dengan satuan pendidikan, potensi daerah dan peserta didik.
3.            Kurikulum disusun sesuai jenjang pendidikan dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia dengan memperhatikan :
·         Peningkatan iman dan taqwa
·         Peningkatan akhlak mulia
·         Peningkatan potensi , kecerdasan, dan minat peserta didik
·         Keragaman potensi daerah dan lingkungan
·         Tuntutan pembanguna daerah dan nasional
·         Tuntutan dunia kerja
·         Perkembangan ilmu pengetahuan , teknologi dan seni
·         Agama
·         Dinamika perkembangan global
·         Persatuan nasional dan nilai-nilai kebangsaan
4.   Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan dan kepentingan peserta didik
5.     Beragam dan terpadu
6.     Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni
7.     Relevan dengan kebutuhan kehidupan
8.     Menyeluruh dan berkesinambungan
9.     Belajar  sepanjang hayat
10   Seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingan daerah.


2.4. Pembaharuan Sumber Daya Manusia
       Pembaharuan disini ditekankan kepada efektivitas kerja semua warga sekolah. Menurut Sumantri ( 1988 ) ada beberapa pemabaharuan yang dilakukan oleh para pemegang peran di sekolah.
1) Guru
Guru dituntut untuk meningkatkan kemampuan/kompetensi dalam melaksanakan tugasnya.Kepercayaan guru terhadap pembaharuan harus tertanam agar dapat menimbulkan keyakinan dan kesediaan untuk melaksanakan pembaharuan tersebut.
2) Kepala Sekolah, Pengawas dan Supervisor Sekolah
Kepala Sekolah harus dapat memberikan dorongan, bimbingan dan bantuan kepada guru-guru dalam melakasanakan pembaharuan tersebut sekaligus melakukan pengawasan dan evaluasi pelaksanaan pembaharuan tersebut, apakah sesuai dengan pedoman yang ditetapkan, adakah hambatannya.
3) Tenaga administrasi sekolah
Dalam hal ini dituntut kemmapuan untuk merumuskan menyusun dan melaksanakan administrasi sekolah terutama administrasi pengajaran yang baru. Dalam melaksanakan administrasi yang baru akan ditemui kepincangan karena kemempuan staf administrasi sekolah tidak dapat dengan segera disesuaikan dengan pola yang dikehendaki dalam kurikulum baru, tentunya diperlukan pembinaan kepada staf administrasi sekolah tersebut.
4) Pihak-pihak lain yang terlibat
Kepada pihak lain yang terlibat dimintakan perhatian dan kerjasamanya.
a) Kepada orang tua peserta didk, mereka harus diberikan penjelasan apa itu kurikulum, kurikulum yang dipakai dan bagaimana pelaksanaanya serta partisipasi apa yang diharapkan dari mereka.
b) Kepada pemakai lulusan (stakeholder ) mereka diminta untuk menilai dan memberikan saran kepada sekolah dan instansi terkait apakah program yang dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan pemakai lulusan tersebut.
        


BAB III
PENUTUP


3.1  Simpulan
            Dari uraian-uraian diatas, dapat kita ambil simpulan bahwa pembaharuan sekolah itu harus dilakukan di segala aspek pendidikan, sarana dan prasarana, kurikulum maupun sumber daya manusia. Pembaharuan sekolah itu sendiri  menuntut adanya perubahan sikap dan tingkah laku dari pelaksana pendidikan, penyediaan sarana dan prasarana serta kurikulum yang mengacu pada kebutuhan sekolah tersebut
3.2  Saran
3.2.1 Pembaharuan harus dilakukan di semua aspek pendidikan, agar tercapainya tujuan pendidikan nasional.
3.2.2 Pengembangan sekolah didasarkan pada sumber setempat yang tersedia dan berbagai upaya dari sumber daya manusia yang ada.







DAFTAR RUJUKAN

1.      Iskandar,. 2009. Psikologi Pendidikan.Gaung Persada Press. Jakarta.
2.      Oteng, Sutisna. 1985. Administrasi Pendidikan. Penerbit Angkasa. Bandung.
3.      Sudjana, Nana. 1993. Pembinaan dan Pengembangan Kurikulum di      Sekolah.   Bandung . Sinar Baru.
4.      Soetjipto, Prof. 2004 Profesi Keguruan. Rineka Cipta. Jakarta.
5.      Umaedi, 1999 .Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah, Direktorat Pendidikan Menengah Umum. Indonesia, Jakarta
        


 
 



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Contoh Laporan Observasi Toko

LAPORAN OBSERVASI TOKO ALFAMART PETALING JAYA, SUNGAI GELAM, MUARO JAMBI ...