14 Sep 2013

DRAMA DALAM DIMENSI SASTRA





1.   Drama dan Fiksionalitas ; Unsur Sastra Dalam Drama

Sebagai genre sastra, secara umum dapat dikatakan drama mendekati atau bahkan dapat diidentifikasikan dengan fiksi, perbedaan drama dengan fiksi adalah pada drama peristiwa – peristiwa tersebut disampaikan melalui dialog –dialog, sedangkan pada fiksi peristiwa dapat diasampaikan melalui dialog atau juga melalui pemaparan dan pembeberan.
          Suatu permasalahan didalam teks –teks fiksionalis akan berhubungan dengan suatu permasalahan dalam alam semesta atau realitas objektif. imajinasi pengarang telah menjadikannya berubah dan berkembang. Bahkan  bisa melampaui pengembangan  yang sama dalam realitas objektif, sering juga dijadikan sebagai tolak ukur bobot sebuah karya fiksionalitas, semakin jauh permasalahan
didalam teks-teks fiksionalitas bekembang, semaikn utuh dan berbobot karya fiksionalitas itu dan semakin kokoh pulalah integritas pengarang sebagai sastrawan.
          Berdasarkan pengamatan terhadap karya – karya fiksionalitas, dapat  disimpulkan bahwa teks-teks fiksionalitas yang mengemban sedikit imajinasi pengarang, maka akan mudah diidentikkan kesamaannya dengan realitas objektif tesebut, Bahkan adapula pembaca  yang berpendapat bahwa karya macam itu bukanlah karya rekaan melainkan peristiwa yang sebenarnya, misal beberapa drama karya Asrul Sani , Wisran Hadi, Nano Riantarno. Hal –hal yang mereka ungkapkan terasa bisa dihubungkan langsung dengan kenyataan yang ada , sehingga pembaca atau penonton sulit membedakan apakah yang mereka baca atau mereka tonton tersebut adalah sebuah fikisonalitas atau kenyataan sebenarnya.
          Menurut Luxemburg dan kawan – kawan ( 1984 : 1590 ) teori drama dan naratologi saling bersentuhan menurut aspek –aspek berikut yaitu :
  1. Dalam analisis mengenai berita yang disampaikan oleh seorang utusan, misalnya dia menjelma sebagai seorang juru cerita. Seketika didalam sebuah drama diceritakan sesuatu ( dan ini selalu terjadi ) maka dapat dipergunakan kategori –kategori naratologi.
  2. Menganalisis alurnya menyangkut ceritanya, terutama penelitian tentang alur terjadi pada kerangka naratologi.
  3. Cara penampilan cerita pada fiksi dan drama dapat dibanding-bandingkan. Pementasan yang secara khusus melekat pada drama, diatasi dengan berbagai cara.
  4. Teori drama pneting bagi naratologi terutama dalam menganalisis dialog-dialog dalam teks-teks cerita.
Karena perbedaan penekanan antara genre drama dan genre fiksi, maka penekanan unsur penaganalisaan drama dan karya fiksi menjadi berbeda. Pada drama ada tiga aspek yang penting untuk tidak ditinggalkan jika membicarakan dan menganalisis drama, yaitu situasi bahasa dialog, penyajian dan alurnya, sedangkan pada fiksi unsur yang dapat dijadikan penelaahan adalah penokohan, latar serta alur.

2.   Drama Dan Struktur Yang Membentuknya   

     Membicarakan struktur, pada akhirnya tidak hanya mengupas unsur –unsur atau bagian – bagian, tetapi juga totalitas sebagai suatu kesatuan yang utuh dari sebuah karya sastra. Namun untuk membicarakan unsur –unsur dari sebuah karya sastra dalam hal ini drama terasa tidak lengkap jika tidak menyinggung- nyinggung pengarang sebagai unsur utama pencipta, maka tidak boleh tidak, unsur – unsur tersebut saling berkatan dan berhubungan. Oleh sebab itu, pada bagian ini, disamping unsur – unsur yang membentuk drama sehingga membangun suatu  totalitas utuh sebuah karya drama, juga akan dilihat sisi diluar karya yang tidak mungkin ditinggalkan begitu saja dalam kaitan untuk memahami struktur drama.

  Klarifikasi unsur drama dapat dibagi menjadi dua unsur besar. Pertama adalah sapek yang membentnuk karya dari luar karya, lebih tepatnya aspek –aspek yang mempengaruhi proses penciptaan sebuah karya ( Eksintrik  ). Kedua, aspek yang membentuk karya dari karya itu sendiri ( Intrinsik ). Klarifikasi unsur drama sebagai karya sastra ini pada  hakikatnya juga berlaku bagi teks – teks yang lain termasuk teks-teks naratif dan juga pada fiksi



2.1 Pengarang Dan Semesta Sebagai Sumber Penciptaan
  Karya sastra dalam hal ini drama memang tidak menyalin kenyataan, karena proses kreatifitas pengarang dan unsur imajinasi yang memprosesnya. Namun begitu tetap saja karya sastra ( drama ) merupakan permasalahan yang mengisyaratkan realitas objektif. Robert Scholes, seperti yang pernah dikutip Umar  Junus ( 1983 : 4 ) mengatakan bahwa orang tidak mungkin melihat suatu realitas tanpa interpretasi pribadi yang mungkin berhubungan dengan imajinasi. Dan orang tidak mungkin berimajinasi tanpa pengetahuan suatu realitas. Karena itu imajinasi selalu terikat pada realitas, sedangkan realitas tidak mungkin lepas dari imajinasi. Jauh sebelumnya, Plato dan Aristoteles meskipun ada perbedaan pendapat diantara keduanya, namun ada kesepakatan bahwa ada hubungan antara karya sastra dan dunia kenyataan atau dunia realitas objektif. Antara keduanya, realitas dan imajinasi , meskipun harus dipahami secara tersendiri, tetapi tetap tidak mungkin keduanya lepas kaitan sama sekali.


2.2            Unsur Instrinsik Drama
Jika dibandingkan dengan fiksi, maka unsur  instrinsik drama dapat dikatakan “ kurang sempurna “. Didalam drama tidak ditemukan adanya unsur pencerita, sebagaimana terdapat didalam fiksi. Alur didalam drama lebih dapat ditelusuri melalui motif yang merupakan alasan untuk munculnya suatu peristiwa. Motif didalam drama menjadi penting, karena aspek ini sudah menjadi perhatian pengarang sewaktu karya drama ditulis. Meskipun dalam menulis pengarang dapat mempergunakan kebebasan daya ciptanya yang dimilikinya, ia harus tetap memikirkan kemungkinan dapat terjadinya laku ( action ) di pentas. Faktor laku merupakan wujud lakon , dan motiflah yang merupakan landasannya. Aspek inilah yang menyebabkab mengapa  drama mempunyai  sedikit “ keterbatasan “ dibandingkan fiksi.

Didalam fiksi , unsur pemaparan dan pembeberan merupakan sarana ampuh pengarang dalam mengembangkan daya imajinasinya dalam membentuk satuan – satuan peristiwa.  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Contoh Laporan Observasi Toko

LAPORAN OBSERVASI TOKO ALFAMART PETALING JAYA, SUNGAI GELAM, MUARO JAMBI ...