Dalam membanjirnya informasi dan komunikasi sekarang ini,
perkembangan pesat dalam informasi dan komunikasi serta sistem penyerapan ilmu
yang berubah menyebabkan tugas dan fungsi pusat sumber belajar juga sangat
berubah. Generasi pemuda
Indonesia saat ini, waktu dan perhatiannya sudah
tersita oleh game dan internet.Pemakaian warung internet ( warnet ) dan game
station yang terseber dimana – mana saat
ini, pemanfaatannya oleh konsumen dirasa masih kurang mencerdaskan pemakai yang
notabenenya kaum muda, belum lagi mereka yang kecanduan game.
Sekarang ini
dapatkah pusat sumber belajar tradisional bertahan dalam dunia informasi dan
komunikasi sekarang ini.
-
Bagaimanakah bentuk pusat
sumber belajar masa depan ?
-
Bagaimanakah tugas dan peran
pusat sumber belajar ?
-
Apakah pusat sumber belajar
tradisional akan hilang dan apa penggantinya?
-
Ataukah akan muncul pusat
sumber belajar baru yang akan menjadi poros kemajuan dan penyerapan IPTEK ?
Barangkali dari permasalahan tersebut diatas serta
melihat E – education kedepan, maka perlu membuat terobosan dalam paradigma
baru sebagai alternatif yang bisa membuat masyarakat khususnya kaum muda
menjadi senang dan termotivasi dalam belajar dengan minat yang tinggi serta mau belajar
secara otodidak melalui modul E-Learning. Salah satunya adalah melalui SENTRA
EDUTAIMENT yang ditawarkan merupakan sebuah paradigma baru dalam era pendidikan
digital sebagai pusat sumber belajar digital yang modern dan menyenangkan
berbasis E-Learning multimedia.Oleh sebab itu tempat ini sangat membantu
masyarakat luas, khususnya kaum muda, sebagai media alternatif dalam membantu
proses belajar dan pembelajaran dirumah maupun disekolah sehingga akan lebih
meningkatkan kualitas berfikir.
Adapun tujuan dari
gagasan sentra edutaiment berbasis E-Learning multimedia ini adalah :
1.
Program ini salah satu cara
inovatif untuk dapat dipakai dengan melakukan dan mendistribusikan ilmu
pengetahuan disegala bidang , juga sebagai solusi pendidikan yang murah,
praktis dan komuikatif.
2.
Sangat membantu siswa
TK/SD/SLTP/SMA, guru, mahasisiwa, dosen serta masyarakat umum lainnya.
3.
Dapat membantu menyiapkan bahan
ajar untuk kebutuhan user sesuai dengan bidang studi yang diperlukan.
4.
Dapat membantu masyarakat untuk
mendapatkan pendidikan murah yang berkualitas dengan pola pendidikan alternatif
yang hemat biaya.
`Kita telah memasuki abad 21 yang dikenal dengan abad
pengetahuan. Para peramal masa depan
mengatakan sebagai abad pengetahuan karena pengetahuan akan menjadi landasan utam
sebagai aspek kehidupan ( Trilling dan
Hood, 1999 ). Abad pengetahuan merupakan suatu era dengan tuntutan yang lebih
rumit dan menantang, suatu era dengan spesifikasi tertentu yang sangat besar
pengaruhnya terhadap dunia pendidikan dan lapangan kerja. Trilling dan Hood (1999)
mengemukakan bahwa perhatian utama pendidikan diabad 21 adalah untuk mempersiapkan
hidup dan kerja bagi masyaraakat.Tibalah saatnya menoleh sejenak kearah pandangan dengan sudut yang
lebih luas mengenai peran – peran utama yang akan semakin dimainkan oleh
pembelajaran dan pendidikan dalam masyarakat yang berbasis pengetahuan.
Pendidikan diabad pengetahuan menuntut adanya manajemen
pendidikan yang modern dan profesional dengan bernuansa pendidiikan. Lembaga –
lembaga pendidikan diharapkan mampu mewujudkan peranannya secara efektif dengan
keunggulan kepemimipinan, staf, proses belajar-mengajar, pengembangan staf,
kurikulum, tujuan dan harapan, iklim sekolah, penilaian diri, komunikasi dan
keterlibatan orang tua atau masyarakat tidak kalah pentingnya adalah sosok
penampilan guru yang ditandai dengan keunggulan dalam nasionalisme dan jiwa
juang, keimanan dan ketakwaan, penguasaan Iptek, etos kerja dan disiplin,
profesionalisme, kerjasama dan belajar dengan lahir bathin.
Pendidikan mempunyai peranan penting untuk mempersiapkan
generasi muda yang memiliki keberdayaan dan kecerdasan emosional yang tinggi
dan menguasai mega skill yang mantap, untuk itu lembaga pendidikan dalam
berbagai jenis dan jenjang memerlukan pencerahan dan pemberdayaan dalam dalam
berbagai aspeknya.
Gambaran
Pembelajaran diabad Pengetahuan
Praktek pembelajaran yang terjadi sekarang masih didominasi pola atau paradigma yang
banyak dijumpai diabad industri. Pada abad pengetahuan paradigma yang digunakan
jauh berbeda dengan abad industri. Galbreath (1999) mengemukakan bahwa
pendekatan pembelajaran yang digunakan pada abad pengetahuan adalah pendekatan
campuran yaitu perpaduan antara pendekatan belajar dari guru, belajar dari
siswa lain, dan belajar pada diri sendiri.
Akhirnya yang paling penting, paradigma baru
pembelajaran ini memberikan peluang dan tantangan yang besar bagi perkembangan profesional,
baik pada preservise dan inservise guru
–guru kita,. Dibanyak hal, paradigma ini menggambarkan redefinisi pengajaran
dan peran –peran yang dimainkan guru dalam proses pembelajaran. Meskipun
kebutuhan untuk merawat , mengasuh , menyayangi dan mengembangkan anak kita
secara maksimal itu akan selalu tetap berada dalam genggaman pengajaran,
tuntutan – tuntutan baru abad pengetahuan menghasilkan sederet prinsip
pembelajaran baru dan perilaku yang harus dipraktekkan. Berdasarkan gambaran
pembelajaran diabad pengetahuan diatas, nampaklah bahwa pentingnya pengembangan
profesi guru dalam menghadapi tantangan ini.
Pengembangan profesionalisme guru menjadi perhatian
secara global, karena guru memiliki tugas dan peran bukan hanya memberikan informasi – informasi
ilmu pengetahuan dan teknologi, melainkan juga membentuk sikap dan jiwa yang
mampu bertahan dalam era hiperkompetisi. Tugas guru adalah membantu peserta
didik agar mampu melakukan adaptasi terhadap berbagai tantangan kehidupan serta
desakan yang berkembang dalam dirinya.Pemberdayaan peserta didik ini meliputi
aspek – aspek kepribadian terutama aspek intelektual, sosial, emosional, dan keterampilan.
Tugas mulia ini menjadi berat karena bukan saja guru harus mempersiapkan
generasi muda memasuki abad pengetahuan melainkan harus mempersiapkan diri agar
tetap eksis, baik sebagai individu maupun sebagi profesional.
Kesimpulan dan
Saran
Memperhatikan peran guru dan tugas guru sebagai
determinan baik keberhasilan pendidikan maka keberadaan dan peningkatan profesi
guru menjadi wacana yang sangat penting. Pendidikan diabad pengetahuan menuntut
adanya managemen modern dan professional dengan bernuansa pendidikan.
Kemerosotan pendidikan bukan karena diakibatkan oleh
kurikulum tetapi oleh kurangnya kemampuan profesionalisme guru dan keengganan
belajar siswa.
Profesionalisme menekankan pada penguasaan ilmu
pengetahuan atau kemampuan managemen beserta strategi penerapannya.
Profesionalisme bukan sekedar pengetahuan teknologi dan managemen tetap lebih
merupakan sikap, pengembangan profesionalisme lebih dari seorang teknisi bukan
hanya memiliki keterampilan yang tinggi tetapi memiliki suatu tingkah laku yang
dipersyaratkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar