BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Materi menulis
biasanya berkaitan dengan paragraph atau wacana. Sebelum pembelajar mendalami
wacana secara luas , alangkah baiknya memahami paragraf dahulu, jika ada materi mengarang ( komposisi
) , materi paragraf haruslah menjadi pemahaman komposisi, artinya, pengajaran
menulis, pembelajar bias ditugasi membuat surat, konsep monolog (pidato ) atau
konsep dialog atau iklan.
Paragraf terdapat
dalam pemakaian bahasa secara
tertulis. Sebuah paragraf terdiri dari atas
beberapa kalimat atau lebih dari satu kalimat.
Deskripsi lebih
menekankan pengungkapannya melalui kata – kata , walapun untuk membuat
deskripsi yang baik, penulis harus mengadakan identifikasi terlebih dahulu,
namun pengertian deskripsi hanya meyangkut pengungkapan melalui kata –kata .
Dengan mengenal cirri-ciri obyek garapan, penulis dapat menggambarkan secara
verbal objek yang ingin diperkenalkan kepada para pembaca.
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1
Apa yang dimaksud dengan paragraf deskripsi ?
1.2.2
Apa saja pola yang dikembangkan dengan paragraf deskripsi ?
1.2.3
Apa saja cirri-ciri paragraf deskripsi ?
1.2.4
Apa media yang digunakan dalam paragraf deskripsi ?
1.3 Tujuan
1.3.1
Untuk mengetahui pengertian paragraf deskripsi.
1.3.2
Untuk mengetahui pola –pola pengembangan paragraf deskripsi.
1.3.3
Untuk mengetahui cirri-ciri paragraf deskripsi.
1.3.4
Untuk mengetahui media yang digunakan.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Paragraf Deskripsi
Paragraf
deskripsi adalah paragraf yang menggambarkan sesuatu dengan jelas dan
terperinci.
Deskripsi
adalah semacam bentuk wacana yang berusaha menyajikan suatu objek itu seolah
–olah berada didepan mata kepada pembaca ( Keraf 1995: 16 ). Paragraf deskripsi
merupakan penggambaran suatu keadaan dengan kalimat – kalimat sehingga
menimbulkan kesan yang hidup. Penggambaran atau lukisan itu harus disajikan
sehidup-hidupnya, sehingga apa yang dilukiskan itu hidup didalam angan-angan
pembaca
2.2 Pola –poal pengembangan paragraf
deskripsi
1. Pola Pengembangan Pengamatan (
Obeservasi )
Paragraf deskripsi
pengamatan dikembangkan dengan melakukan pengamatan terhadap objek yang akan
dideskripsikan. Pembaca seolah –olah dapat melihat atau mengalami sendiri
tentang objek yang dilukiskan.
Contoh
:
Setiap
sore terlihat awan mendung menggantung. Awan mendung dianggap pertanda akan
turun hujan. Awan bergulung –gulung tertiup angin . Ada yang bersatu dengan
awan lain. Ada juga yang berpencar. Tidak lama petir menyambar. Kemudian
hujanpun turun. Hujan turun dengan sangat sangat deras. Air mengalir kesegala
arah dan menggenang dimana-mana. Rupanya peresapan air kedalam tanah semakin
berkurang akibat betonasi.
2. Pola pengembangan Fokus
Paragraf deskripsi fokus
dikembangkan dengan pola menonjolkan suatu bagian objek yang dideskripsikan.
Perhatian pembaca atau pendengar terfokus pada bagian objek yang dideskripsikan.
Paragraf ini menggunakan pilihan kata atau kalimat yang tepat dan menarik
perhatian pembaca dan pendengar.
Contoh :
Suasana pagi hari di Taman Wisata Parangtritis sangat
sejuk dan dingin, kicau burung besahut—sahutan , semilir angina sepoi-sepoi
menambah sejuknya udara pagi. Warna – warni bunga ditaman membuat orang betah
duduk.Taman dihiasi pepohonan. Taman juga dihiasi dengan patung unggas bangau
putih. Patung-patung itu terlihat sangat
unik . Ditengah kolam tedapat kolam. Ditengah kolam terdapat air mancur. Aneka
mainan anak-anak turut melengakapi taman wisata parangatrirts.
2.3 Ciri –ciri paragraf deskripsi
Paragraf
dekripsi memiliki cirri-ciri yang sangat khas, yaitu bertujuan untuk melukiskan
suatu objek.
1. Dalam paragraf deskripsi, hal-hal
yang menyentuh panca indra dijelaskan secara detail atau terperinci. Inilah
cirri-ciri paaragraf deskripsi yang menonjol.
2. Ciri lain adalah penyajian urutan ruang,
penggambaran atau pelukisan berupa perincian disusun secara berurutan.
3. Ciri deskripsi dalam penggambaran
benda atau manusia didapat dengan mengamati bentuk, warna dan keadaan objek secara detail atau terperinci
menurut daya tangkap penulis.
4. Dalam paragraf deskripsi, unsur
perasaan lebih tajam daripada fikiran.
2.4 Media Gambar
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Keterampilan
menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa. Keterampilan ini
berkaitan dengan keterampilan lain,
yakni membaca. Dalam kurikulum keterampilan ini dapat diwujudkan dalam bentuk
menulis. Sebagaimana materi lainnya, materi ini pun seharusnya disajikan secara
bertahap kepada siswa. Karena menulis merupakan lanjutan yang cukup kompleks,
materi yang diajarkan sebelumnya harus
benar-benar dipahami dahulu oleh guru atau pembelajar mengingat materi tersebut
merupakan prasyarat, misalkan menyusun kalimat. Metode dan teknik yang tepat
dapat memberikan hasil yang maksimal terhadap materi ini.
3.2 Saran
Seperti
yang telah diuraikan diatas, pengembangan Keterampilan menulis paragraf
deskripsi dengan menggunakan media gambar lebih tepat dipakai dalam
pengajaran.Mudah –mudahan kita dapat memahami dan juga dapat menjadikan media
sebagai sarana belajar yang baik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar