ABSTRAK
Pendidikan
merupakan suatu hal sangat penting dalam mencercaskan kehidupan bangsa,
kemampuan guru dalam proses belajar mengajar berpengaruh terhadap keberhasilan tujuan pembelajaran. Guru dituntut untuk
mampu menentukan strategi dan model pembelajaran.
Pembelajaran yang berkualitas
akan dapat membantu siswa mencapai tujuan pembelajaran. Dalam proses
pembelajaran IPS pada SDN 148/IX Petaling menunjukkan belum berkembangnya
partisipasi belajar siswa untuk bicara, bertanya, menanggapi, menjawab serta kerjasama
antar siswa. Belum berkembangnya partisipasi siswa menyebabkan rendahnya hasil
yang diperoleh dengan rata – rata kelas
rendah sehingga diperlukan tindakan kelas.
Untuk
mencapai tujuan pembelajaran penelitian ini berpegang pada teori yang relevan
berdasarkan kerangka teori dalam penelitian tindakan kelas adalah model
mengajar diskusi kelompok dapat meningkatkan hasil belajar siswa dan pencapaian
pengajaran akan lebih efektif.
Setting
penelitian ini dilakukan pada kelas V SDN/IX Petaling dilakukan pada tiga
siklus, terdiri dari tahap –tahap, pencernaan tindakan, monitoring refleksi dan
revisi dengan tujuan untuk mendapatkan data empiris yang menegaskan tentang
pengunggulan model pembelajaran melalui diskusi kelompok.
Hasil
penelitian menunjukkan partisipasi siswa dan hasil belajar siswa dalam
pembelajaran IPS pada tiap – tiap siklus terdapat peningkatan.
Berdasarkan
hasil penelitian ini metode diskusi kelompok dapat meningkatkan partisipasi
belajar siswa dan meningkatkan hasil belajar. Untuk itu diharapkan metode
diskusi kelompok dapat dipergunakan oleh guru untuk meningkatkan partisipasi
dan hasil belajar siswa.
PENDAHULUAN
I.
Latar belakang
Dalam
era pembangunan yang sedang dilaksanakan sekarang ini, pendidikan mempunyai
peran penting untuk mencapai menusia Indonesia yang sehat jasmani dan rohani,
memiliki pengetahuan dan keterampilan yang dapat menopang lajunya pembangunan,
sertai dengan sikap yang merupakan ciri khas bangsa Indonesia yang berbudaya,
berkepribadian, dan sesuai dengan falsafah Negara Indonesia.
Menurut
undang – undang nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional telah
mengamanatkan bahwa tujuan pendidikan nasional adalah mengembangkan potensi
peserta didik menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga
yang demokratis serta bertanggung jawab.
Oleh
karena itu pendidikan harus dirancang sedemikian rupa sehingga dapat berperan
serta dalam upaya percepatan pembangunan yang dilandasi oleh sikap dan etika
kepribadian bangsa Indonesia .
Selain
itu dalam GBHN 1992 – 2004 menggariskan visi sebagai berikut : membentuk
manusia Indonesia
yang mandiri, beriman, bertaqwa, berkhlak mulia,cinta tanah air, berdasarkan
hokum dan lingkungan, menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi, memiliki etos
kerja yang tinggi serta berdisiplin.
Pendidikan
adalah usaha sadar menyiapkan anak – anak didik melalui kegiatan pengajaran dan
latihan bagi peranannya di masa mendatang (Anonim 1992). Usaha yang dimaksud
bertujuan untuk membawa anak didik kearah tingkat kedewasaan, sehingga ia mampu
bewrdiri sendiri untuk hidup ditengah – tengah masyarakat.
Adapun
tujuan pendidikan IPS adalah untuk meningkatkan pengetahuan dan pengembangan
kemapuan memahami, menghayati dan menyakini nilai – nilai IPS sebagai dasar
kehidupan bagi masyarakat dan bernegara, sehingga menjadi warga Negara yang
bertanggung jawab dan dapat diandalkan serta
memberi bekal kemampuan belajar lebih lanjut (Anonim 1995).
Dalam
proses belajar mengajar merupakan interaksi atau hubungan timbale balik antar
siswa dengan guru dan antar sesame siswa.dalam setiap interaksi belajar
disekolah ditandai dengan sejumlah unsur, yaitu tujuan yang hendak dicapai
siswa dan guru, bahkan pelajar, metode yang digunakan untuk mencapaikan situasi
belajar, dan penilaian yang berfungsi untuk mengukur seberapa jauh ketercapaian
tujuan pendidikan (Anonim 1994). Hasil penilaian dan pengujian dapat
digunakan untuk melihat pencapaian
tujuan pendidikan.
Penilaian
pendidikan merupakan salah satu komponen pendidikan yang penting, berdasarkan
hasil penilaian bisa diperoleh informasi mengenai tingkat pencapaian tujuan pendidikan.
Penilaian yang dilakukan juga dimaksudkan untuk mengetahui tingkat perkembangan
peserta didik dan dapat dilihat dari tingkat pencapaian atau tingkat penguasaan
materi pelajaran.
Secara umum
tujuan belajar ada tiga yaitu :
1. Belajar
untuk mendapatkan pengetahuan. Hal ini ditandai dengan kemampuan berfikir,
tujuan inilah yang memiliki kecenderungan yang lebih besar dalam perkembangan
kegiatan belajar.
2. Menanamkan
konsep dan ditampilkan keterampilan yang bersifat jasmani dan rohani.
3. Pembentukan
sikap. Dalam menumbuhkan sikap mental, prilaku anak didik guru harus bijak dan
hati – hati dalam pendekatannya.
Dalam
pendidikan Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA), guru dituntut memiliki kemampuan
dalam menentukan strategi dan modal yang digunakan. Metode pembelajaran. Proses
pembelajaran yang optimal memungkinkan hasil belajar yang optimal pula, adanya
koleksi antara proses pengajaran dengan hasil yang dicapai . makin besar usaha
untuk menciptakan kondisi proses pengajaran itu (Sujana,1987:27).
Upaya
mengoptimalkan proses pembelajaran perlu tindakan segera mungkin dan karenanya
penelitian tindakan kelas ini mengambil judul : “ Upaya meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran IPS melalui
metode diskusi kelompok di kelas V SDN 148/IX Petaling”.
II.
Masalah dan Pembahasan
Masalah
Berdasarkan
latar belakang yang dikemukakan diatas, maka rumusan masalahdalam penelitian ini
adalah sebagai berikut :
Ø Apakah
model diskusi kelompok dalam proses belajar mengajar dapat mengingkatkan hasil
belajar siswa?
Ø Apakah
siswa bisa menangkap pertanyaan dari guru dan didisdusikkan dalam kerja
kelompok.
III.
Tujuan Penelitian
Berdasarkan
rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian tindakan ini adalah:
- Untuk
mengetahui bila menggunakan metode diskusi kelompok, dapat meningkatkan
hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPS.
IV.
Manfaat Penelitian
Manfaat
yang diharapkan dalam penelitian ini adalah :
- Bagi
guru : Dengan dilaksanakan nya tindakan kelas ini guru dapat mengetahui
strategi pembelajaran yang bervariasi dapat memberbaiki dan meningkatkan sistem pembelajaran dikelas, sehingga
permasalahan – pemasalahan yang dihadapi, baik oleh murid, guru materi
pembelajaran lainnya dapat diminimalkan.
- Bagi
siswa : Hasil Penelitian ini bermanfaat bagi siswa yang bermasalah di
kelas tersebut dalam pembelajaran IPS.
BAB II
PEMBAHASAN
I. Metode
Belajar Diskusi
Metode diskusi adalah cara
penyajian pelajar, dimana siswa diharapkan kepada suatu masalah yang bisa
berupa pertanyaan atau pernyataan yang bersifat problematic untuk membahas
suatu pokok bahasan dipecahkan bersama.
Teknik diskusi adalah salah satu
teknik belajar mengajar yang dilakukan oleh seorang guru disekolah. Didalam
diskusi ini proses belajar mengajar terjadi dimana interaksi antara dua siswa
atau lebih yang terlibat, saling memberikan informasikan,pengalaman, pemecahan
masalah, salingtukar menukar pendapat semuanya bias ikut aktif berpartisipasi.
Metode
diskusi ada kebaikan dan kekurangan antara lain adalah :
a. Kebaikan
Metode Diskusi
1. Motivasi
kreatifitas anak didik dalam bentuk ide, gagasan prakarsa dan terobosan baru
dalam pemecahan suatu masalah.
2. Mengembangkan
sikap menghargai pendapat orang lain.
3. Memperluas
wawasan.
4. Membina
untuk terbiasa musyawarah untuk mencapaui mufakat dalam memecahkan suatu
masalah.
5. Memupuk
nilai sikap dan etika sopan santun
b. Kekurangan
Metode Diskusi
1. Tidak
dapat dipakai dalam kelompok belajar.
2. Mungkin
ada siswa yang suka menonjolkan diri.
A. Hal
– hal yang perlu diperhatikan dalam diskusi
Pemimpin diskusi harus memperhatikan :
a. Partisipasi
anggota diskusi
b. Hindari
monopoli pendapat sendiri, hargai pendapat peserta diskusi
c. Ciptakan
suasana yang harmonis
d. Perhatikan
penggunaan waktu yang tepat guna
e. Usahakan
dinamis dan demokratis dalam diskusi
Didalam pelaksanaan diskusi sebagai
metode mengajar perlu diketahui bahwa ini akan menimbulkan nilai – nilai yang
berbeda.
B. Pengertian
Pembelajaran
1. Metode
Diskusi dilakukan :
a. Setelah
soal diserahkan sebaiknya pemecahannya diserahkan kepada siswa
b. Untuk
menimbulkan kesanggupan pada anak didik
c. Untuk
mencari sesuatu keputusan pada sesuatu masalah
2. Cara
Pelaksanaan
Untuk
melaksanakan metode diskusi guru harus memberikan pertolongan berupa pertanyaan
atau problem sebagai perangsang bimbingan dan penghargaan.
Syarat
– syarat pertanyaan sebagai berikut :
a. Harus
mengandung nilai – nilai diskusi jangan hanya satu jawaban
b. Harus
merangsang adanya permunculan pemecahan masalah
c. Sebaiknya
jawaban peserta lebih dari Satu.
d. Harus
membutuhkan pertimbangan, perbandingan jawaban dengan kenyataan.
C. Tujuan
Metode Diskusi
Untuk melaksanakan metode diskusi adalah
agar siawa aktif dalam kegiatan belajar mengajar dengan cara membahas dan
memecahkan masalah tertentu (Anonim 1956):
1. Menimbulkan
dan membina sikap serta perbuatan siswa yang demokrasi
2. Memupuk
rasa kerjasama, sikap toleransi dan rasa
social
3. Membina
kemampuan untuk mengemukakan pendapat dengan bahasa yang lebih baik dan benar
4. Menimbulkan
dan mengembangkan sikap dan cara berpikir siswa kritis, analis dan logis.
D. Tugas
Guru dalam Metode Diskusi
1. Sebagai
pengatur lalu lintas pembelajaran diskusi
a. Semua
saran atau pendapatan harus melewati pemimpin diskusi
b. Mencegah
terjadinya monopoli pendapat
c. Semua
anggota turut serta menyampaikan usul
d. Pemberian
harus bergiliran dan dengan menggunakan bahasa yang baik dan benar serta sopan
2. Sebagai
juru pencagah diskusi
a. Guru
harus mampu memonitoring jalannya diskusi
b. Guru
harus adil dan bijakasana
c. Guru
harus bias mengambil solusi terbaik
E.
Alasan menggunakan
Metode Diksusi
Alas
an menggunakan metode diskusi adalah merupakan forum pembicaraan yang dipimpin
oleh seorang pemimpin diskusi dengan proses pembicaraan yang terarah pada
pemahaman dan pertimbangan mengenai suatu masalah dengan disertai oleh
pertukaran ide, pendapat, pengalaman serta saran dari peserta diskusi sehingga
menghasilkan sebuah kesimpulan yang dapat diterima oleh peserta diskusi.
F. Hipotesis
Tindakan
Berdasarkan kerangka teoritik
diatas, maka hipotesis pernilaian tindakan kelas ini adalah : bila diterapkan
metode diskusi kelompok kecil, maka pertisipasi belajar siswa akan meningkat
hasil belajar siswa.
PENUTUP
I.
Kesimpulan
Peranan
Model diskusi kelompok dalam kegiatan proses belajar mengajar dapat meningkatkan
hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPS di Kelas V SDN 148/IX Petaling yang
sangat meningkat.
II.
Saran
Berdasarkan
kesimpulan diatas dikemukakan saran sebagai berikut :
1. Bahwa
untuk meningkatkan hasil belajar siswa, Model Pembelajaran Diskusi kelompok
dapat dipertimbangkan untuk ditetapkan oleh guru SDN 148/IX Petaling itu
sendiri.
2. Perlu
diadakan penelitian tindakan kelas dengan model diskusi kelompok dikelas V
untuk meningkatkan kemampuan bertanya siswa, memberikan jawaban, menanggapi dan
berkerjasama dalam proses pembelajaran IPS.
DAFTAR PUSTAKA
1. Bower
dan hilgar, (1981:1,2) Pengertian Belajar
2. Fontona,
(Gagne 1985: 2) Pengertian Belajar
3. Gagne,
Briggs dan wager, (1992 : 15 ) Pengertian Pembelajaran
4. Rochman
dan Moese, (1994 : 79) Faktor – factor yang mempengaruhi keberhasilan
pembelajaran
5. Syaful
dan Aswan ,
(1995 : 5) strategi Pembelajaran Melalui Metode Diskusi Kelompok
6. Arikunto,
(1995 : 245) Kriteria Keberhasilan
7. Tujuan
Metode Diskusi Anonim, (1956)
BAB
III
METODE
PENILAIN
I. Seting Penilaian
Penilaian dilakukan pada SDN 148/IX
Petaling Kabupaten Muaro Jambi Kelas V dengan jumlah siswa sebanyak 38 siswa
yang terdiri dari 24 orang siswa laki – laki dan 14 orang perempuan. Selama ini
guru dalam mengajar mata pelajaran IPS kurang menarik minat belajar siswa,
sehingga aktivitas siswa dalam belajar bersifat monoton dan kurang aktif.
Berdasarkan permasalahan tersebut
diatas, apakah dengan kegiatan diskusi yang dilakukan dapat memberi dan
mendorong siswa agar selalu tampil memberikan dan mengemukakan pendapat dan
rajin bertanya terhadap hal – hal yang belum dimengerti sesuai tingkat
kemampuan siswa, serta dengan tujuan yang akan dicapai.
II.
Prosedur
penilaian
Prosedur penilaian tindakan kelas
ini terdiri dari tiga siklus, tiap – tiap siklus dilaksanakan satu kali tatap
muka. Satu kali tatap muka berlangsung selama 90 menit. Untuk dapat melihat
jumlah kesalahan yang dibuat siswa dalam memahami teknik kerjasama atau
kelompok dan pertentase kebenaran siswa dalam mengemukakan pendapat. Tanya
dalam memontum diskusi kelompok dengan pemecahan masalah maka diagnostik yang
berfungsi sebagai evaluasi awal.
Sedangkan observasi awal dilakukan
mengetahui teknik yang tepat yang akan diberikan dalam rangka membangkitkan
gairah siswa didalam mengemukakan pendapat dan bertanya.
Dengan berpatokan pada refleksi awal, maka
dilaksanakan tindakan kelas ini dengan prosedur sebagai berikut :
- Perencanaan
(Planning)
- Pelaksanaan
tindakan ( Action)
- Observasi
dan evaluasi (Reflection)
- Revisi
III.
Perencanaan
Tindakan
1.
Skenario
Rencana Tindakan dalam Pembelajaran
1)
Pra
Instruksional (Pendahuluan)
a. Melalukan
Kegiatan Pembelajaran sesuai dengan jadwal atau roster.
b. Meminta
kesediaan salah seorang rekan guru untuk menjadi observatory.
c. Memilih
kelas yang akan dilaksanakan penelitian dan yang telah dipilih adalah Kelas V
SDN 148/IX Petaling Kabupaten muaro Jambi.
d. Mengobservasi
kehadiran siswa.
2)
Instruksional
a. Menyampaikan
informasi umum bahan pengajaran
b. Menyampaikan
informasi beberapa masalah untuk dipecahkan memaluli diskusi kelompok siswa.
c. Memberikan
kesempatan kepada siswa untuk memecahkan masalah sesuai dengan masalah yang
ditentukan.
d. Membentuk
kelompok diskusi yang beranggotakan 5 orang dan memberikan kesempatan dalam
waktu tertentu untuk melakukan diskusi kelompok dalam mengkaji masalah yang
telah diberikan.
e. Meminta
hasil laporan diskusi kelompok dan meminta kepada kelompok yang lain untuk
menanggapinya dan sekaligus bertanya seputar permasalahan yang telah
didiskusikan.
3)
Evaluasi
Mengevaluasi
hasil belajar secara tertulis dengan jenis test objektif sebanyak 10 soal.
4)
Tindak
Lanjut
Pemberian
tugas dan tindak lanjut terhadap siswa supaya bisa memecahkan masalah yang ada
dalam soal yang berbeda.
2.
Rencana
Tindakan pada Siklus I, II
Berdasarkan
scenario pembelajaran yang telah diuraikan diatas maka rencana tindakan yang
akan ditetapkan dalam siklus I, II adalah sebagai berikut :
a.
Silkus
I
1. Menyampaikan
informasi umum TPK.
2. Menyampaikan
informasi kegiatan yang akan dilakukan oleh siswa dalam KBM.
3. Menyampaikan
informasi kegiatan umum mengenai materi pelajaran.
4. Memberikan
kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang materi atau bahan pelajaran.
5. Menyampaikan
beberapa pertanyaan (telah disiapkan) untuk dipecahkan oleh siswa.
6. Menghimpun
siswa kedalam satu kelompok yang beranggotakan 5 orang untuk mendiskusikan
pertanyaan – pertanyaan yang diberikan.
7. Siswa
diminta untuk memberikan tempat duduk berdasarkan kelompok dan setiap kelompok
diberikan label I dan seterusnya.
8. Masing
– masing kelompok menyampaikan hasil, untuk menanggapinya, wakil siswa yang
melaporkan didepan kelas diserahkan kepad kelompok.
9. Guru
menerangkan atau meringkas hal – hal yang dianggap penting mengenai pelajaran.
10. Melaksanakan
evaluasi untuk mengukur hasil belajar secara tertulis dengan test objektif
sebanyak 10 butir soal.
Bahwa hasil pengamatan siklus I tentang
kelemahan proses akan diperbaiki pada siklus berikutnya.
b.
Siklus
II
1. Menyampaikan
informasi umum TPK.
2. Menyampaikan
informasi kegiatan yang akan dilakukan oleh siswa dalam KBM.
3. Menjelaskan
materi pelajaran secara umum.
4. Memberikan
kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang meteri atau bahan pelajaran.
5. Menyampaikan
beberapa pertanyaan (telah disiapkan) untuk dipecahkan oleh siswa.
6. Mengatur
anggota kelompok untuk menyeimbangkan kemampuan kelompok.
7. Siswa
diminta untuk membentuk tempat duduk berdasarkan kelompok dan setiap kelompok
diberikan label I dan seterusnya. Dan diminta setiap kelompok untuk memilih
ketua kelompok.
8. Menugaskan
setiap kelompok untuk mendiskudikan pertanyaan yang telah diberikan.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
I.
Hasil
Penelitian
A.
Siklus
Pra Tindakan
Siklus pra tindakan
adalah siklus diaman proses pembelajaran belum diberikan tindakan seperti yang
dimaksud dalam penelitian ini. Proses pembelajaran dilakukan sebagaimana biasa.
Hal ini dilakukan sebagai acuan awal dalam menganalisa data – data pada
penelitian ini.
Adapun hasil observasi
pada siklus pra tindakan sebagi berikut :
Tabel
1 : Hasil Observasi Pada Siklus Pra Tindakan.
No
|
Komponen
yang Diamati
|
Jumlah
|
Prosentase
|
1
|
Siswa
yang bertanya
|
21
|
55,26
|
2
|
Siswa
yang menjawab
|
19
|
50,00
|
3
|
Siswa
yang mengomentari
|
11
|
28,95
|
J u m l a h
|
51
|
152,78
|
Tabel
2 : Nilai Hasil Balajar Pada Siklus Pra Tindakan.
No
|
Nilai
|
Jumlah
Siswa
|
Jumlah
Nilai
|
Prosentase
|
Keterangan
|
1
|
10
|
|
|
|
|
2
|
9
|
|
|
|
|
3
|
8
|
1
|
8
|
2,63
|
|
4
|
7
|
3
|
21
|
7,89
|
|
5
|
6
|
11
|
66
|
28,95
|
|
6
|
5
|
14
|
70
|
36,85
|
|
7
|
4
|
9
|
36
|
23,68
|
|
Jumlah
|
38
|
201
|
100
|
|
|
Rata
– rata
|
|
5,29
|
|
|
|
Siswa
yang tunas
|
4
|
|
10,53
|
|
B.
Pelaksanaan
Siklus Tindakan I
Pada Silkus I, tindakan yang akan dilakukan adalah :
1)
Menyampaikan informasi
tujuan pembelajaran khusus (TPK)
2)
Menyampaikan informasi
kegiatan kegiatan yang akan dilaksanakan siswa dalam kegiatan belajar mengajar.
3)
Menyampaikan informasi
umum mengenai materi pelajaran.
4)
Memberikan kesempatan
kepada siswa untuk bertanya tentang materi pelajaran.
5)
Menyampaikan topik yang
telah ditentukan.
6)
Menghimpun siswa dalam
satu kelompok berjumlah 5 orang untuk mendiskusikan topik yang telah
ditentukan.
7)
Siswa diminta untuk
membentuk tempat duduk berdasarkan kelompok dan setiap kelompok diberikan label
nomor 1 dan seterusnya.
8)
Masing – masing
kelompok diminta menyampaikan hasil diskusinya didepan kelas dan kelompok lain
diberikan kesempatan untuk menanggapi, wakil kelompok yang melaporkan didepan
kelas diserahkan kepada siswa.
9)
Guru menerangkan atau
meringkas hal – hal yang berpartisipasi dengan memberikan penelitian.
10) Melaksanakan
evaluasi untuk mengukur hasil belajar tindakan siklus I dilaksanakan pada hari
senin tanggal 3 Mei 2010. Dan jumlah siswa 38 orang, kelompok diskusi terbentuk
7 kelompok.
1. Monitoring
a. Objek
Objek
monitoring
1) Pertisipasi
siswa ( pada saat penerapan tindakan)
2) Test
hasil belajar.
b. Instrumen
1) Lembar
Pengamatan,
2) Pedoman
Observasi, dan
3) Daftar
materi
c. Hasil
Monitoring
Hasil monitoring pelaksanaan tindakan
pada siklus I adalah sebagai berikut :
1) Pembelajaran
terasa kaku
2) Penyebaran
anggota kelompok yang berkemampuan tidak merata
3) Daa
partisipasi siswa dalam proses pembelajaran tergambar pad tabel berikut.
Tabel
1. Data Partisipasi Siswa dalam Proses Pembelajaran IPS Pengamatan Siklus
Tindakan I.
No
|
Partisipasi Siswa
|
Jumlah Siswa
|
Prosentase (%)
|
Keterangan
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
1
|
Baik
|
8
|
21,5
|
|
2
|
Cukup
|
11
|
28,95
|
|
3
|
Kurang
Baik
|
6
|
15,79
|
|
4
|
Tidak
Baik
|
13
|
34,21
|
|
Jumlah
|
38
|
100
|
|
C.
Pelaksanaan
Siklus Tindakan II
Siklus tindakan II dilaksanakan pada hari
senin tanggal 10 Mei 2010. dan jumlah siswa yang hadir 28 (hadir semua ).
Kelompok diskusika 7 Kelompok
1.
Monitoring
a. Objek
Monitoring
1) Partisipasi
siswa
2) Test
Hasil Belajar
b. Instrumen
yang dipergunakan
1) Lembar
Pengamatan
2) Pedoman
Observasi
3) Dafter
Nilai
2.
Hasil
Monitoring
Hasil monitoring
pelaksanaan tindakan Siklus II adalah sebagai berikut :
a. Kerja
dalam diskusi kelompok belum maksimal.
b. Sebagian
besar siswa belum berani mengemukakan pendapat, mengomentari pendapat teman.
c. Sebagian
kecil siswa ada yang berani mengajukan pertanyaan kapada kelompok penyaji dan
meminta pendapat Guru.
d. Menyelesaikan
tugas kelompok dalam memecahkan masalah, masih ada yang belum tepat waktu.
e. Ada
siswa yang kurang menghargai pendapat atau hasil kerja kelompok.
f. Data
keaktifan dan keberanian siswa dalam proses pembelajaran IPS tergambar pada
table berikut :
Tabel
1. Data Partisipasi Siswa dalam Proses Pembelajaran IPS pada Pengamatan Siklus
Tindakan II
No
|
Partisipasi
Siswa
|
Jumlah
Siswa
|
Prosentase
(%)
|
Keterangan
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
1
|
Baik
|
16
|
42,11
|
|
2
|
Cukup
|
6
|
15,79
|
|
3
|
Kurang
Baik
|
3
|
7,89
|
|
4
|
Tidak
Baik
|
13
|
34,21
|
|
Jumlah
|
38
|
100
|
|
Tabel
2. Data Partisipasi Siswa dalam Proses Diskusi Kelas pada Pengamatan Siklus
Tindakan II
No
|
Partisipasi
Siswa
dalam
|
Jumlah
Siswa
|
Prosentase
(%)
|
Keterangan
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
1
|
Mengajukan
Pertanyaan
|
15
|
16,67
|
|
2
|
Memberikan
jawaban
|
12
|
13,33
|
|
3
|
Mengomentari atau menanggapi
|
16
|
17,78
|
|
4
|
Kerjasama
dalam kelompok
|
22
|
24,44
|
|
5
|
Membuat Kesimpulan (Rangkuman)
|
25
|
27,78
|
|
Jumlah
|
90
|
100
|
|
UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA
PADA PEMBELAJARAN IPS MELALUI METODE DISKUSI
KELOMPOK DI KELAS V SDN 148/IX PETALING
disusun oleh :
ETI SAEMANAH
NIM : 820055867
PROGRAM
S- I PGSD UNIVERSITAS TERBUKA
SEMESTER
8
TAHUN
AJARAN 2009/2010
Tidak ada komentar:
Posting Komentar